Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Dia ini sangat tidak suka komitmen, loh! Sangat, sangat, saaangat benci yang namanya pernikahan. Sepertinya Anda ini benar-benar istimewa di hatinya. Saya benar-benar lega akhirnya dia tobat juga dan menyadari betapa pentingnya arti pasangan sehidup semati. Tingkah lakunya dulu benar-benar bikin geleng-geleng kepala. Anda sungguh luar biasa sudah menjinakkan pria liar ini. Hahaha.” “MAYA!” hardik Arya dengan suara meninggi marah, bergetar dengan sedikit geraman di udara. Nur Maya Hersawan membeku kaget dibuatnya. “Hentikan! Apa-apaan kau ini?” cecar Arya galak, keningnya mengeryit kesal. “A-apa? Aku kenapa?” gagap Maya, kedua bola matanya bergetar kalut, sama sekali tak paham maksud perkataan Arya. “Arya! Apa yang kau lakukan?” Lia menarik lengan Arya dengan kedua tangannya, berusa