Bab 84 Reuni 2

2509 Kata

Seorang pria berkemeja merah mengerang lemah di atas tempat tidur besar yang terlihat empuk dan nyaman, ia baru saja terbangun dari tidurnya yang terasa singkat. Ia membalikkan tubuhnya dengan mata dipejamkan kuat-kuat menghindari cahaya matahari dari pintu kaca di sampingnya, kedua tangannya digunakan untuk menghalau cahaya menyengat dan menusuk kedua matanya. Kepalanya sakit dan tenggorokannya terasa panas dan kering, rasa haus melandanya dengan sangat hebat. “Kau sudah bangun?” sebuah suara menegurnya. Arya berusaha fokus pada suara itu, meski kini isi perutnya bagaikan dikocok oleh sebuah mesin pengocok tak terlihat. “Kalau mau muntah, di sampingmu sudah disediakan tempat oleh Sagan.” Benar, dia memang perlu mengeluarkan isi perutnya sekarang juga. Wajahnya tiba-tiba memucat, dan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN