Bab 173 Bersiap ke New York 6

1171 Kata

Di mobil. Amalia Rasyid melirik cemas pada kedua tangan calon suaminya itu. Meski ia terlihat sibuk dengan ponselnya dan mengabaikan rasa sakit di kedua tangannya yang sudah diberi plester tipis bening oleh ibunya, tetap saja luka pukulan rotan itu pasti perih. Bahkan kacamata yang dikenakannya saat ini retak sebelah, memanjang membentuk sebuah goresan halus di permukaannya. “Maaf...” gumam Lia pelan dengan wajah penuh rasa bersalah. Lee Jun Min meliriknya setelah selesai melakukan percakapan kecil di ponselnya, sepertinya ia tengah berbicara dengan Pak Guide di mansion. “Maaf?” sebelah kening Lee Jun Min terangkat. “Iya, maaf atas perbuataan ayahku padamu. Selain tanganmu yang terluka, apa punggung dan lenganmu masih sakit?” Lia duduk bersandar lemas menatapnya malu-malu. Sebuah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN