“Mengaku saja! Kau pasang CCTV di kamar ini, kan?!” Amalia Rasyid menatap kesal pada Lee Jun Min di layar laptop di depannya di atas sebuah bantal empuk. Rantai masih terpasang di tangan kanannya. Lee Jun Min yang terlihat bersandar di kepala tempat tidur melihatnya dengan tatapan malas-malasan. “Kau sungguh tidak mau mengaku?! Baik! Begitu kau matikan video call ini, jangan harap kau akan melihat dan mengawasiku lagi! Aku akan diam seperti batu di atas kasur ini! Kau pikir ini sudah parah? Ini tidak ada apa-apanya! Kau akan melihat mayatku esok hari!” Lia mengancam akan berbuat hal yang lebih parah dari kejadian lemas di lantai beberapa jam lalu, wajah ditekuk penuh tekad. “Di sini sudah mau jam 1 malam, Amalia Rasyid. Kita bicarakan besok saja semuanya.” Pria berkacamata itu tamp