PLAK! Jena menampar Zaflan dengan kuat, wajahnya meringis malu, bercucuran air mata. Kedua sorot matanya penuh kebingungan. Siapa pria ini?! Berani sekali dia menciumnya! Dan, apa-apaan pesonanya itu sampai dia terbujuk membalas ciuman liarnya? "KURANG AJAR!" pekik Jena marah, gigi gemelutukan hebat. Air matanya masih meluruh hebat membasahi pipinya, teringat dengan Steven di seberang sana yang sangat mencintainya. Bagaimana bisa dia tadi bersikap seperti tadi? Dia seperti seorang murahan saja! Hening sesaat. Zaflan yang ditampar oleh sang wanita hanya diam menatapnya dengan wajah dingin tak berekspresi. Saliva menetes di salah satu sudut bibir Zaflan, sama dengan kondisi bibir pucat lawan bicaranya. Berantakan oleh campura saliva mereka. Hati Zaflan terasa sangat berantakan.