Arya menghempaskan Lia ke atas tempat tidur hingga suara jatuh hebat terdengar. Ia membuka kacamata Lia, memandang sendu wajah berlinang air matanya yang memerah. Arya menahan kedua pergelangan tangan perempuan itu di kedua sisi kepalanya di atas bantal, rambut panjangnya yang setengah basah terurai berantakan di sekitarnya. Lelaki mabuk itu menatapnya dengan tatapan gelenyar yang aneh, meski ia diam tanpa berkata apa-apa selama sesaat, mata itu seolah ingin merengkuhnya penuh damba dan kasih, tapi penuh derita jauh di dalam sana. Atmosfer di kamar tersebut menjadi sedikit melankolis, tenang dan lembut. Perlahan, Arya menurunkan kepalanya, dan mulai menjilati lembut dan penuh kehati-hatian pada air mata di pipi kiri Lia. Sensasi itu membuat perempuan itu terkesiap kaget, tubuhnya ter