“Terima kasih sudah repot-repot mengantarkan saya ke butik.” Maya tersenyum ke dalam mobil, dan disambut dengan balasan senyum lebar oleh Amalia Rasyid. “Sama-sama. Nanti aku tanya kabar perkembangan pakaiannya, ya!” ucap Lia seraya menggoyangkan ponselnya setinggi mata. Arya melirik ke arah belakang dengan pembawaan dingin. “Sampai jumpa lain waktu, ya!” “Hati-hati di jalan!” BLAM Pintu mobil ditutup dan tanpa menunggu apapun lagi meniggalkan butik itu. Kedua bulu mata Maya merendah sendu melihat kepergian mobil sedan hitam itu. Apa yang dilihatnya tadi? Ketika Maya selesai mengecek pesanan kain dari toko beberapa saat lalu dan membuka pintu mobil, ia melihat Arya menggenggam erat tangan calon istri sahabatnya dengan begitu kuat dan sangat intim. Perempuan berdress putih itu