Jena Rahardian keringat gelisah melirik Steven yang tampak tegang dengan raut wajah masam dan penuh kebencian di seberang ruangan. Dia pun membuka suara, diusahakan terdengar tenang meski sebenarnya kedua tangannya dingin gemetar. “Steven, ada apa berteriak?” Raut wajah Jena dibuat selembut mungkin. Dia tak menyangka jika saja calon suaminya tadi melihat mereka di saat sedang panas-panasnya. Untung saja Zaflan segera sadar secepat mungkin usai memohon kepadanya berkali-kali. Zaflan mendengus geli, kedua alisnya naik, tampak sombong dan penuh tatapan merendahkan, pembawaannya pun santai dan masa bodoh, berkata dengan nada main-main sambil menahan tawa dengan kedua tangan berada di saku mantelnya, “sebentar, dokter... apa... kau curiga aku dan calon istrimu ada main belakang?” DEG! St