"Berhenti bicara yang tidak-tidak," ketus Matteo. Clara tertawa, "Kenapa? Apa yang kubicarakan adalah kenyataan. Kamu datang kepadaku dan aku menyediakan kehangatan. Simbiosis mutualisme, bukan?" Suasana terasa mengkhawatirkan. Kalau dibiarkan bisa-bisa makan malam romantis bersama Melia hancur berantakan. Matteo melirik cemas. Dia melihat wajah Melia merona. Wanita itu pasti sudah tahu kebenarannya! "Pergi sana bantu kakakmu. Kami datang untuk makan, bukan untuk omong kosong," tegas Matteo. "Uhm ... mau berduaan dengan dia? Apa isimewanya sih?" Clara mencibir tanpa sungkan. "Cukup. Jangan buat aku hilang kesabaran." Tidak disangka wanita agresif itu terdiam. Seketika rasa ingin tahu Melia terusik karena sepertinya Clara merasa takut terhadap Matteo. Dia memandangi kedua orang itu be