Satu Ciuman

1148 Kata

Melia duduk merengut dengan tangan tersilang di d**a memikirkan apa yang terjadi. Entah harus tertawa atau menangis karena Matteo berhasil membujuk Kevin agar mau sekolah. Betapa keki dia mendengar pikiran Matteo sedang bersukacita karena akan mendapatkan ciuman dari wanita pujaannya. Sementara di kursi belakang Kevin juga sedang senang karena dijanjikan sebuah tablet ukuran sepuluh inci jika rajin ke sekolah dan dapat nilai baik. Sesekali Matteo melirik kaca spion untuk mengamati dua penumpang mobilnya. Sang ibu merengut dan si anak bernyanyi-nyanyi riang. Tidak lama lagi—Matteo yakin—mereka bertiga akan menjadi satu keluarga. Melia langsung melontarkan tatapan tajam. "Dah Mama, Om!" Begitu mobil berhenti di depan gerbang sekolah Kevin melompat turun. "Dah, Sayang. Nanti siang Mama jem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN