kamu bagai racun, mematikan dalam sekali teguk ******** "Devan !" Satu teriakan, membuat Rini mendorong Devan dengan kuat. Rini cepat berlari keluar diikuti Devan di belakangnya. Devan melewati Kiara yang tadi berteriak memanggilnya. "Kia, nanti aku cerita, bye." Devan melambai pada Kiara yang tertawa ngakak melihat raut cemas sahabatnya. Devan mengejar Rini di bawah tatapan heran beberapa karyawan. Begitu keluar kantor, ia segera menarik tangan Rini yang berusaha menyebrang jalan. "Lepasin ! Mau ngapain lagi sih ?" Rini yang kesal berusaha melepaskan tangannya. "Kenapa lari ?"Devan menarik nafas dalam menahan kesal di hatinya. "Aku mau pulang !" Rini mulai tidak sabar dan hendak menginjak kaki Devan. Tapi ia kalah cepat, karena Devan cepat menghindar. "Sudahlah … apa aku harus