Sudah satu minggu berlalu sejak kepulangan kami dari Belitung. Tapi Bram jadi tidak bisa meneleponku lagi sejak kepulangannya. Karena muridnya yang ambil kelas malam itu lagi cuti ada tugas keluar kota. Bram jadinya selalu pulang kerumah setelah kelas terakhirnya berakhir sekitar jam enam sore. Kalau sedang ada di rumah. Bram tidak mungkin bisa meneleponku karena pasti akan kedengaran oleh pembantunya atau anak-anaknya. Jadi kami hanya bisa saling berkirim pesan melalui w******p. Hanya saling menanyakan kabar dan cerita-cerita ringan juga tentang kegiatan kami sehari-hari. Setiap akhir dari chattingan kami, tak lupa Bram selalu berpesan kepada ku untuk end chat setiap pesan-pesan kami, katanya supaya kami berdua aman. Tidak boleh ada seorang pun yang tahu tentang hubungan terlarang kami ini. Aku setuju sekali, aku tidak ingin istri Bram mengetahui tentang hubungan kami karena aku tidak mau membuat heboh dan aku harus menjaga nama baikku sebagai seorang kepala sekolah. Aku juga tidak ingin teman sekerjaku, apalagi Sevi mengetahui tentang hubungan ini. Aku yakin Sevi pasti akan sangat marah. Sevi pasti tidak akan bisa menerima semua alasanku bahwa aku benar jatuh cinta pada Bram. Sevi dengan kehidupan perkawinanan nya yang sungguh sangat sempurna dengan Vincent. Laki-laki satu-satunya yang dia cintai dari SMA dan bisnisnya yang mengutamakan nama baik juga dengan prinsipnya yang selalu lurus karena dia berjiwa pendidik. Aku sangat yakin, Sevi pasti tidak bisa menerima semua alasan kalau aku tidak bisa menolak Bram karena jatuh cinta padanya dengan sepenuh hatiku. Sevi pasti tak akan bisa mengerti.
Tingg.. suara handphone ku berbunyi nyaring, tanda ada w******p message yang masuk. Jam sudah menunjukan pukul tujuh malam. Itu pasti message dari Bram. Bram selalu tepat waktu. Setiap malam, tepat jam tujuh handhphoneku akan selalu berbunyi.
Aku melangkah ke tempat tidur agar bisa chatting lebih lama, sambil tiduran tanganku lebih tidak pegal untuk mengetik di handphone . Dan hatiku berbunga-bunga membaca kata pertama dari message Bram untuk ku malam ini.
Bram : I Miss you
Lia : Miss you too
Bram : Uda di kamar ?
Lia : Uda, sedang memikirkan kamu.
Bram : Sama aku juga memikirkanmu . Memikirkan hal -hal yang kita lakukan di Belitung. Kunap
Aku jadinya.
Lia : Apaan Kunap? Kata apa itu?
Bram : Kuat Napsu
Lia : Ada-ada saja, kenapa kuat napsu?
Bram : Napsu ku benar-benar harus kuat saat bersamamu. Benaran Gila! Kita melakukannya ma-
rathon sepanjang malam.
Lia : Hahahha. Pelampiasan itu Bram, aku sudah ribuan malam tidak pernah melakukannya.
Bram : Suka kah dengan yang aku lakukan saat kita di Belitung?
Aku berpikir sejenak, bagaimana aku harus menjawab Bram. Haruskah aku jujur atau membohongi Bram. Kalau aku jujur, apakah Bram akan menganggapku w************n yang tidak tahu malu.Tapi kalau aku berbohong , pasti Bram akan tersinggung dan merasa semua perbuatannya kepadaku sia-sia . Aku memutuskan untuk jujur saja karena dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku memang tidak sanggup berbohong pada Bram.
Lia : Suka banget Bram, aku benar-benar ketagihan. Padahal aku uda lupa bagaimana rasanya
Berhubungan intim karena sudah sangat lama tidak pernah merasakannya.
Bram : Masih kepingin kah?
Lia : Kepingin banget. Tapi aku kira kita tidak bisa melakukannya lagi di Medan. Bisa hancur
Kehidupan kita berdua kalau ketahuan. Aku bakalan tidak bisa tinggal di kota Medan lagi.
Bram : Kita harus pintar-pintar dong. Eh kamu daftar aja jadi member di Gym ku, jadi kita lebih
Ada kesempatan bertemu tanpa ada yang curiga. Besok ya daftar? Ku tunggu jam lima sore.
Lia berpikir sejenak lagi sebelum menjawab Bram untuk menjadi member di Gym tempatnya bekerja. Lia tahu dia memang memerlukan olahraga biar tubuhnya lebih sehat. Selama ini tidak ada satu olahragapun yang dia lakukan. Jalan pagi di sekeliling rumah aja jarang dia lakukan . Tapi biaya untuk jadi member di Gym sangat mahal dan harus dibayar sekaligus per tahun . Bisa puluhan juta. Sepertinya sayang uangnya. Meskipun gajinya cukup untuk itu dan dia ada tabungan juga, tapi kalau harus membayar biaya member gym sekaligus seharga puluhan juta pertahun itu sangat memberatkan. Bagusan biayanya di simpan untuk biaya kuliah Fania. Ada message baru lagi dari Bram dan langsung aku baca.
Bram : Ada promo pakai kartu kredit di bulan ini. Jadi bisa dicicil 0 %. Lumayan loh jadi nggak usah
sekaligus mengeluarkan uang dalam jumlah besar.
Bram seakan bisa membaca kalau aku lagi memikirkan masalah biaya. Aku mulai mengetik lagi
Lia : Oh ya. Baiklah kalau begitu. Besok sepulang dari sekolah aku langsung ke tempat gym mu
Bram : Okay, aku tunggu ya. Sekitar jam setengah lima bisa sampe kah?
Lia : Bisa
Bram : Lia, Boleh aku bertanya ?
Sepertinya Bram tidak memerlukan jawaban dariku, karena di layar ponselku aku masih membaca Bram is typing. Dan benar beberapa saat kemudian, sudah masuk pesan dari Bram lagi.
Bram : Sejak kapan kamu menyukai aku?
Deg.. Lia terkejut membaca apa yang Bram ketik di messagenya. Hatinya ragu sekali lagi harus kah dia menjawab Bram jujur atau sebaiknya Lia berbohong saja ? Aduh bagaimana aku harus menjawab Bram.
Lia : Mau jawaban aku yang jujur atau yang bohong?
Ketik Lia untuk mengulur waktu . Lia juga mau tahu apa jawaban Bram
Bram : Aku maunya yang jujur, tapi sebelum kamu jawab aku sudah bisa menebak. Kamu menyukai
aku dari awal pertemuan kita di Café Deli kan? Aku tahu melihat matamu yang tak berkedip
memandangku dan selalu curi-curi pandang melihat diriku. Makanya aku berani mengata –
Kan akan menelepon mu saat kita berpapasan di toilet.
Lia : Begitu kentara kah aku menyukaimu?
Bram : Iya , kamu bagai gadis perawan yang pertama kali bertemu laki-laki. Ha ha ha ha
Lia : Iya, aku jujur deh sekarang. Ntah kenapa dari pertama waktu aku melihatmu di Café Deli
Hatiku berdebar tak berhenti. Aku memang menyukaimu sejak itu.
Mereka berdua diam sekarang. Tidak ada yang mulai mengetik lagi. Lalu di handphone Bram ada tulisan Lia is typing dan beberapa saat kemudian , message dari Lia di baca oleh Bram
Lia : Mengapa kamu berani mengajak ku ke Belitung Bram? Mengapa kamu begitu berani?
Tidak ada lagi yang mengetik sekarang. Bram kelihatannya juga lagi sibuk berpikir. Beberapa saat kemudian baru ada tulisan Bram is typing
Bram : Nggak tahu, kenapa aku bisa mengajakmu, tercetus aja dalam benakku.
Aku ini orang yang pelembut nggak tahan liat orang kek kamu atau aku lagi gatel.
Hahaha. Gatalku udah tak tertahankan untuk digaruk oleh dirimu.
Aku tahu Bram sedang bercanda . Pasti dia tak serius tapi aku senang dengan jawabannya kalau dia bisa tercetus begitu saja untuk mengajakku berarti dia ada perasaan untukku. Itu pasti dorongan dalam hatinya yang ingin menghabiskan waktu berduaan saja denganku. Bram mengetik lagi
Bram : Mau diulang kah kejadian di Belitung? Besok mau ngak? Sehabis daftar jadi member di Gym
Kita langsung check in di Hotel . Berangkat masing-masing aja, nanti aku check in dulu
baru lu nyusul. Nanti aku kasih no kamarnya.
Bram sudah kehilangan akal sepertinya! Sekarang dia mengajakku untuk melakukannya di Kota Medan. Meskipun check in masing-masing , apakah aman? Kalau menuruti maunya hatiku , aku sih kepingin banget mengulang semua yang kami lakukan di Belitung seminggu yang lalu. Tapi saat ini tamu bulananku lagi datang berkunjung. Si dara merah itu lagi hadir dan membuatku tidak nyaman. Mungkin minggu depan saja baru bisa janjian dengan Bram. Aku mulai mengetik untuk membalas ajakannya.
Lia : Besok nggak bisa, Bram. Aku lagi dapet. Wanna make it good with you. Minggu depan aja
gimana?
Bram : Ok lar, kalau lagi dapet, ya nggak bisa.Nanti kita nggak bisa main sambil gendong. Hehehe
Lia : Ishhh Bram jangan lagi diungkit dong.
Bram : Kenapa? Aku suka lor gaya itu. Kan kata kamu , wanna make it good with me.
Lia : Uda . Gaya itu menyakiti peranakan ku tahu! Tapi memang gaya itu membuat ketagihan.
Bram : Minggu depan ya, janji . Nanti aku texting no kamar dan hotelnya.
Lia : Ok. Nggak sabar lagi nunggu minggu depan.
Lia benar-benar binggung dengan jawaban binalnya kepada Bram. Aduh kemana Sisilia yang mempunyai moral dan sikap seorang kepala sekolah? Kemana Lia yang selalu kaku dan jarang senyum sama laki-laki lain? Kemana semua itu? Mengapa dia bisa chatting dengan Bram tanpa sedikitpun rasa malu ? Bahkan berani menjawab tidak sabar lagi menunggu minggu depan untuk bisa chek in bareng lelaki yang bukan miliknya. Lia benar-benar binggung. Apakah cinta butanya bisa merubah semua sifatnya menjadi orang yang berbeda? Lalu ada message singkat dari Bram
Bram : Cepat end chat! Si Megawati uda balik.
Megawati itu kode panggilan mereka untuk Michaella. Lia melihat handphonenya , sekarang Bram sudah offline. Berarti dia tidak lagi memegang teleponnya . Sebelum end chat semua percakapan mereka malam ini. Aku membaca ulang kembali semua chat kami dari awal sampai akhir. Hatiku berbunga-bunga dan berdesir hangat membaca semua chat kami hari ini. Chat kami hari ini adalah chat terintim yang pernah kami lakukan sejak pulang dari perjalanan rahasia kami dari Belitung. Dan tiba-tiba aku kepikiran, kalau aku harus menyimpan chat ini ke emailku agar kalau aku rindu dengan Bram bisa k*****a ulang. Chat ini benar-benar bisa membuat hatiku hangat . Lalu Lia menekan send chat to email dan baru kemudian dia menekan tombol end chat untuk membersihkan semua chatnya dengan Bram supaya tak berjejak. Lia lalu menyalakan music lewat spotify dan mencari lagu yang ingin di dengarkannya. Pilihannya jatuh pada lagu “Kekasih gelapku” dari Band Ungu. Seperti dirinya yang saat ini menjadi kekasih gelap Bram dan Bram yang menjadi kekasih gelap nya . Kekasih yang harus disembunyikan nya dari semua orang.
Kumencintaimu lebih dari apapun
Meskipun tiada satu orang pun yang tahu
Kumencintaimu sedalam-dalam hatiku
Meskipun engkau hanya kekasih gelapku