Pulang Setelah Lima Tahun

1094 Kata
“ Apa!!!” Surya terperanjat mendengar jawaban Amira yang mengatakan kalau ternyata dirinya dimadu oleh laki – laki yang bernama Evan. “ Jadi, Suamimu menikah lagi?” Amira hanya mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Surya. “ Pulang sekarang, jangan pernah mengatakan kalau kamu akan pergi tanpa arah tujuan. Kamu masih punya keluarga yang akan selamanya melindungi kamu.” Amira mengangkat wajahnya menatap wajah sang kakak yang barus saja mengajaknya pulang. “ Tapi, Bang…” ucap Amira ragu. “ Tidak apa – apa, papah sama mamah sudah tidak marah sama kamu. Apalagi setelah tahu kalau kamu sudah cerai dengan suamimu, mereka tentu akan menerima dan memaafkan apa yang sudah dilakukan kamu lima tahu lalu. Setidaknya, lakukan ini demi keponakan abang yang cantik ini, apakah kamu akan tega membawa putrimu menjadi gelandangan?” Surya mengusap rambut Kirana dan gadis kecil itu pun segera menyembunyikan bandannya dibelakang Amira. “ Kamu adik abang, Putri kedua Muhtar Candra Winata, dan sebagai perwaris kedua kerajaan bisnis Niskala Conporation. Perusahaan terbesar di Asia sangat tidak pantas kalau harus hidup sebagai gelandangan.” Amira terdiam mendengar perkataan Surya seperti itu. Memang benar, Amira adalah anak dari Muhtar Candra Winata, salah satu dari lima orang terkaya di tanah air, dan masuk duapuluh orang terkaya di Asia. Namun sayang, Evan dan keluarganya sama sekali tidak pernah mengetahui kalau sebenarnya Amira yang dihina dan direndahkan itu adalah pewaris kedua dari Niskala Conporation. Lima tahun lalu, Amira lebih memilih meninggalkan kemewahan demi menikah dengan Evan, laki – laki yang sama sekali tidak pernah bersyukur memiliki istri cantik dan kaya seperti Amira. Namun Amira tidak menyalahkan mereka, karena memang mereka tidak pernah tahu siapa keluarga Amira sebenarnya, karena yang mereka tahu Amira hanya anak dari keluarga sederhana. Amira menarik nafas lega, dia pun segera meraih tubuh Kirana dan menggendongnya, lalu berjalan mengikuti Surya menuju mobilnya yang terparkir agak jauh dari tempat mereka. Beberapa orang berseragam safari hitam yang sejak tadi mengawasi Surya pun dengan cepat menghampiri dan mengawal Surya yang berjalan menuju mobilnya. Sementar dua orang sudah terlihat membukakan pintu mobil untuk Surya dan Amira masuk. Pria – Pria berseragam safari hitam itu membungkuk memberi hormat pada Surya dan Amira yang saat ini tengah memasuki mobil, dan mereka langsung menutup pintu mobil setelah memastikan keduanya aman didalam mobil. Terdengar teriakan dari beberapa orang gadis yang kebetulan melihat dan mengenal siapa sosok laki – laki yang mengenakan jas biru tua itu. “ Ya Ampun, itu kak Surya, ganteng banget,” teriak salah seorang gadis yang usianya sekitar dua puluh tahunan itu, dan sepertinya dia seorang mahasisiwi, karena terlihat membawa tas dipundaknya. “ Iya bener, gak nyangka gue bisa melihat CEO Niskala Conporation yang hebat,” jawab temannya sama – sama antusias melihat Surya yang hanya melambaikan tangan mendengar teriakan para gadis. “ Tapi, siapa perempuan dan anak kecil yang dibawa kak Surya?” “ Sepertinya pengemis, semua kan tahu kalau kak Surya sangat baik dan dermawan,” Amira menarik nafas mendengar perkataan beberapa gadis yang langsung menuduhnya sebagai seorang pengemis. “ Kenapa? Kamu marah karena mereka mengira kamu pengemis?” tanya Surya sambil menoleh kearah Amira yang menggelengkan kepala. “ Apa yang dikatakan mereka tentang kamu memang kenyataan. Penampilan kamu ini sangat tidak layak dibilang sebagai putri dari keluarga Muhtar Candra Winata. Jadi setelah ini, kamu harus merubah penampilanmu agar bisa bersinar seperti dulu,” tambah Surya sambil mengacak rambut adiknya. “ Abaaaang…” pekik Amira sambil mencubit pinggang Surya. “ Sudah lama abang tidak merasakan cubitan dari adik tercinta abang, sudah lama juga abang tidak melihat adik abang bermanja – manja seperti dulu,” ucapnya sambil merangkul bahu Amira dan mendekapnya. “ Mamah…om ini ciapa?” Amira terkejut mendengar pertanyaan Kirana, dia lupa memperkenalkan siapa laki – laki yang saat ini berada disamping Amira itu. “ Om ini…om Surya, Omnya Kirana,” jawab Amira. Kirana mengangguk seperti memahami apa yang dikatakan oleh Mamahnya itu, dia pun tidak menolak saat Surya meraih tubuhnya dan memindahkan Kirana kepangkuannya, lalu mendekap tubuh mungil Kirana dengan erat. “ Abang sudah punya keluarga?” tanya Amira sambil menoleh kearah Surya yang hanya menggeleng dan tersenyum, namun senyumannya terlihat begitu pahit seperti ada perasaan luka dihatinya saat Amira menanyakan tentang keluarga. Entah kenapa, perasaan Amira seketika merasa tidak enak, seperti ada yang tidak beres terjadi menimpa kakaknya itu. “ Maaf, bang, kalau pertanyaanku menyinggung perasaan abanga. Tapi, juju raku ingin mendengar, apakah abang sudah punya keluarga atau belum, itu saja.” Mendengar pertanyaan Amira seperti itu, Surya pun menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya secara kasar, dan kemudian menjawab, “ Banyak yang sudah terjadi dikeluarga kita selama lima tahun, dan kamu mungkin tidak tahu apa yang sudah menimpa kakak iparmu itu.” Amira mengerutka Alisnya saat mendengar Surya menyebut kakak ipar, berarti kakaknya itu sudah menikah? Tapi kenapa, dia begitu sedih? Pikir Amira dalam hatinya lalu memberanikan diri untuk mengorek lebih dalam tentang kehidupan kakaknya selama lima tahun ini, dan siapa kakak iparnya, dan apa yang sudah menimpanya hingga membuat Surya terlihat begitu tertekan. “ Jadi, abang benar sudah menikah?” Surya menoleh kearah Amira lalu mengangguk sambil tersenyum hambar. “ Kalau sudah menikah…kenapa abang sedih? Apa yang sudah terjadi kakak iparku?” tanya Amira kembali, rasa penasarannya yang semakin besar memaksanya untuk lebih jau lagi mengorek tentang kehidupan Surya. “ Dia sudah pergi Bersama selingkuhannya.” “ Apa!!!” Pekik Amira seakan tidak percaya dengan apa yang menimpa kakaknya. Amira tidak menyangka, kalau nasib kakaknya ternyata sama dengannya, sama – sama dikhianati oleh orang yang dicintainya. “ Kamu gak perlu kaget, karena abang sudah meluapakannya, bahkan abang sudah mengubur dalam – dalam Namanya yang tidak mungkin akan abang ingat lagi selamanya. Abang juga minta sama kamu, buang jauh – jauh nama Evan dalam hatimu, jangan pernah mau kembali lagi padanya Ketika dia sudah tahu siapa kamu sebenarnya,” ucap Surya sambil menepuk – nepuk punggung Kirana yang ternyata sudah tertidur. “ Aku tidak menyangka kalau nasib kita bisa sama. Tapi mungkin abang masih beruntung karena abang laki – laki, jadi tidak ada beban walau pun harus ditinggal pergi oleh orang yang abang sayang. Berbeda denganku, status janda membuat drajatku rendah dimata banyak orang, dan belum tentu ada yang mau sama aku seorang janda beranak satu,” ucap Amira sambil menyandarkan kepalanya dibahu Surya. “ Kamu jangan pesimis begitu Amira, abang yakin kalau masih banyak laki – laki yang akan tergila – gila sama kamu setelah kamu berubah nanti menjadi Amira yang dulu. Bahkan Suamimu pun sudah pasti akan menyesal telah membuangmu, dan mencba untuk kembali mengajak kamu rujuk.” Surya mencoba memberikan semangat pada Adiknya yang terlihat sudah menyerah dalam menghadapi kehidupan kedepan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN