16 | Partner

1993 Kata

Sabiya keheranan, menatap tumpukan berkas yang mendarat di atas mejanya. Jerry pelakunya, tersenyum sumringah sampai menunjukkan jejeran giginya yang putih. Terlihat jauh lebih baik daripada hari kemarin saat lelaki itu pucat sampai diam tanpa kata. Jelas sekali, bukan Jerry yang biasanya. Hari ini sepertinya sebagian nyawa yang kemarin melayang sudah kembali. Membuat Jerry kembali seperti selayaknya. Tapi tetap ada yang aneh dari raut sumringah itu. "Ini apa, Mas?" "Kerjaan gue." "Terus?" Senyuman itu kian lebar. Tapi sayangnya, Sabiya menatap senyuman itu dengan cara berbeda. Seperti ada yang disembunyikan dari sosok Jerry. "Lo bawain ke ruangan Pak Romeo ya." Jerry menaik-turunkan kedua alisnya. Masih menunjukkan senyuman aneh. Sabiya tentu saja tidak terima begitu saja. Apa-apaa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN