Bab 17. Drama is the best

1137 Kata
Hujan turun cukup deras pagi ini untungnya hari minggu jadi dengan santai Karin menghabiskan waktu dengan rebahan menonton drakor terbaru yang lagi ngehits saat itu sambil memeluk bantal guling yang bergambarkan pria idolanya. “Karina kamu gak lapar ya kok gak turun sarapan” panggil kevin disusul pintu terbuka setelahnya, Kevin menggelengkan kepalanya pelan melihat adik nya sedang rebahan didepan layar laptop “Ya ampun ini anak gadis jam segini masih awut-awutan kayak rambut singa” omel kevin. “Kak kevin sini deh mending nonton bareng sama Karin ketimbang ngomel” Ajak Karin tanpa merasa malu karena kakaknya lebih rajin darinya. Kevin mendesah pasrah lalu menutup pintu kamar Karin lagi membiarkan adiknya menghabiskan waktu seharian dengan menatap layar laptop. Karin senyum-senyum sendiri menonton drama di layar laptopnya ketika ada kiss scene yang mampu membuat perut karin geli ketika melihatnya bahkan sampai mengigit ujung bantal guling yang tengah dipeluknya. Ponsel karin berdering, Karin menoleh setelah menpause videonya dan mengangkat panggilan telfon dari Altar tentu Karin sangat senang ketika cowok itu menghubunginya lebih dulu. “Halo Al tumben nelfon kayaknya ada sesuatu yang penting ya” ucap Karin. Altar melihat sebuah anting ditangannya ketika Karin sudah menjawab panggilan telefon darinya “Aku nemu anting-anting nyangkut dibajuku apa itu milikmu” tanya Altar. Karin menyentuh telinganya satu persatu barulah dia menyadari salah satu antingnya memang tidak tidak “Apa warnanya putih kayak berlian?” tanya Karin memastikan. “Aku rasa begitu” jawab Altar. Karin memejamkan matanya rapat “Mampus aku kalau sampai mama tau anting yang dikasih kemarin hilang” batin nya. “Eh iya nih antingku satu emang gak ada aku gak tau jatuh dimana, bentar aku kasi fotonya siapa tau emang punyaku” Karin melepaskan salah satu antingnya dan memotret anting miliknya itu sebelum mengirimkannya pada Altar. “Iya antingnya kayak gitu berarti ini punyamu kan. Besok aku kasih ke kamu pas disekolah ya” ucap Altar. Helaan nafas lega keluar dari bibir karin untungnya anting mahal itu tidak jadi hilang “Terima kasih ya Al untungnya kamu yang nemuin soalnya itu hadiah dari mama kalau gitu sampai jumpa besok disekolah” Ucap Karin buru-buru dan mematikan sambungan panggilan secara sepihak untuk melanjutkan nonton Drakor. Diseberang sana Altar memegang anting diatas telapak tangannya “Selain pemaksa dia juga ceroboh” batin Altar lalu menyimpan benda kecil milik Karin ke tempat yang aman agar tidak hilang. Altar membuka kaca jendelanya membiarkan tetesan hujan menetes diatasnya, Altar memejamkan mata menghirup aroma petrikor yang khas sebelum matanya melihat sebuah mobil hitam berhenti didepan rumahnya “Itu kan mobil Karin” ucap Altar pada dirinya sendiri lalu turun untuk memastikan apakah benar Karin datang kerumahnya. Di ruang tamu sudah berdiri Kevin bersama mamanya, Kevin tersenyum ketika melihat Altar, Altar sendiri melihat barang bawaan yang sedang Kevin bawa didalam paper bag yang cukup besar. “Kamu nekat banget Vin hujan-hujan datang kesini” Altar berjalan mendekat. Kevin mengangguk “Aku sudah menyusun tiap kelompok yang terdiri dari dua orang dan guru juga setuju kalau aku satu kelompok sama kamu jadi aku datang kesini untuk menyelesaikan tugas bareng tapi sebelumnya maaf ya gak bilang-bilang dulu tapi kamu gak sibuk kan hari ini?” ucap Kevin. Altar menggeleng “Aku gak sibuk apa-apa tapi ini beneran gak masalah kamu satu kelompok sama aku bukannya banyak anak yang gak suka?” tanya Altar. “Udah gak papa aku juga sudah umumkan digrup kelas, ya emang sih banyak yang protes tapi sudahlah mereka gak bisa ngapa-ngapain juga lagian kamu sendiri kenapa jarang nongol digrup jadi aku sendiri kan yang datang kesini” Kevin terkekeh pelan. Altar melihat kearah pintu ia merasa tadi melihat mobil yang biasa antar jemput Karin tapi anaknya kenapa tidak kelihatan apa mungkin itu cuman mobil tetangga yang lewat atau mobil kevin?. “Kamu kesini naik motor Vin?” tanya Altar, Kevin menggeleng “Aku naik mobil ya kali hujan kayak gini mau naik motor” jawab Kevin. Altar tertawa pelan itu artinya ia salah mengira jika Karin tiba-tiba datang kerumahnya karena mobil Kevin dan Karin yang sama lagian kenapa Altar tiba-tiba berharap Karin datang kerumahnya?. “Jadi apa yang mau kita buat untuk praktek kali ini” tanya Altar dan Kevin menjelaskan pada teman kelompoknya dengan baik. Waktu menunjukkan pukul setengah sebelas ketika Kevin dan Altar mengerjakan tugas mereka sedangkan karin masih saja menonton drama diatas tempat tidur sambil memakan roti lapis dan sandwich ada juga cemilan lain yang menemaninya untuk menahan lapar. “Karin aku bosan dirumah” Hany masuk kekamar Karin tanpa permisi dan berbaring tepat disamping Karin. Karin sendiri menoleh pun tidak ia tetap sibuk memakan cemilan sambil menonton lalu Hany mengubah posisi ikut menonton bersama karin. “Yang ini episode yang berapa Rin?” Tanya Hany. “Baru episode 13 dan rasanya tuh makin tegang aja apa lagi mereka tadi kiss kissan uh sosweet nya” Jawab Karin. “Wah beneran! Aku gak tau kalau ada yang update lagi hari ini” Sahut Hany lalu terdengar suara ketukan pintu, kedua cewek itu menoleh “Itu pasti Dion” ucap Hany kemudian turun dari tempat tidur Karin untuk membukakan pintu dimana Dion sedang berdiri disana. “Kamu sudah disini aja Han” ucap Dion menyelonong masuk begitu saja. “Aku juga baru datang beberapa menit yang lalu” Jawab Hany. “ini udah gak pagi lagi loh Rin kamu kok masih kayak gini aja sih lebih mengerikan dari singa. Hujan juga udah reda loh dari pada dikamar aja mending jalan-jalan yok menghabiskan hari minggu yang mendung ini” kata Dion. Hany menoleh “Aku males ah soalnya becek nanti sepatu limited editionku rusak gimana” jawabnya. Dion menujuk kening Hany “Beli lagi dong kan duit kamu banyak” Balas Dion tak mau kalah. Karin menoleh dengan mata petirnya yang menyala-nyala “Kalian kalau datang cuman mau ribut kayak gini mending keluar sana ganggu orang lagi asik nonton aja” geram Karin. “Iya sayangku mending kita nonton drakor berdua aja gak usah peduliin si cowok tunggal ini” Hany memeluk Karin dan menjulurkan lidahnya mengejek Dion. Dion mencibirkan bibirnya dengan kedua sahabatnya ini tapi Dion ikut bergabung menonton Drakor bersama dua cewek yang selalu membulinya ”Gara-gara selalu dicekokin drakor mulu jadi ikut suka gini kan untung aja gak kebablasan” Ucap Dion dimana cowok itu langsung dapat tatapan maut dari dua sahabatnya. Dion meringis “Udah liat layar laptopnya aja gak usah natap aku entar kalian naksir” katanya dengan percaya diri. Karin dan Hany bersamaan menunjuk d**a Dion untuk memperingati cowok itu agar tidak ribut sendiri saat sedang menonton. “Bulan depan udah semester Rin jadi liburan ke korea gak?” tanya Hany. “Entahlah Han tapi kalau gak boleh aku bakal kabur dari rumah” Jawab karin. Dion menghembuskan nafas “Apa kalian mau ke korea gak ngajak-ngajak aku?” celetuknya. “Ya kalau mau kesana usaha sendiri dong ya kali kita mau bayarin perjalanan kamu ya gak Rin” balas Hany, Dion berdecih lalu Hany menambahkan dengan nada menyindir “Jadi orang tuh jangan terlalu hemat yang maunya cuman gratisan, dasar pelit” kata Hany yang sepertinya langsung menohok Dion. Tangan Dion menyentuh dadanya sendiri “Kata-katamu menusuk tepat kejantungku” katanya dengan lagak mendrama, Hany memanyunkan bibirnya dan Dion hanya tertawa tanpa memasukkan kata-kata tajam yang diucapkan Hany barusan kedalam hatinya. _____ Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN