Bab 20. Mencari Altar

1248 Kata
Ting.. sebuah notif pesan masuk diponsel Altar namun ketika melihat notif pesan tersebut dari Karin Altar lebih memilih mengabaikannya namun notif lain masuk secara balapan dan itu semua dari Karin Ting.. ting.. ting.. ting.. ting.. ting.. Altar menghembuskan nafas lewat bibir sembari menyimpan buku yang sedang ia pegang untuk menyentuh ponselnya dan mematikan notifikasi chat dari Karin. Altar bukannya tidak ingin bermain atau berteman dengan Karin sejujurnya dia suka memiliki teman tapi jika dirinya semakin dekat dengan Karin Altar tidak ingin membuat cewek itu berpikir yang tidak-tidak mengenainya. Jika sampai Karin tau mengenai apa yang Altar rasakan pasti secara perlahan Karin juga akan meninggalkannya lebih baik sebelum hal itu terjadi Altar lebih dulu mengakhiri pertemanan mereka. Sebuah panggilan masuk dari Karin tapi Altar tidak mengangkatnya sengaja mengabaikan panggilan tersebut sampai Altar memutuskan untuk mematikan ponselnya agar tidak mendengar notif dari Karin lagi. “Kayaknya ada yang lagi diteror nih” Ucap Kevin dengan nada menggoda dan senyum geli dibibir cowok itu. Altar yang duduk tepat dibelakang Kevin menggeleng “Cuman notifikasi dari media sosial” jawab Altar. Kevin memberikan susunan projek praktik yang sedang mereka kerjakan pada Altar, sebenarnya Kevin cukup senang bisa satu kelompok dengan Altar selain itu juga Kevin memiliki tugas untuk membuat Altar lebih terbuka pada lingkungan disekitarnya. Dari pada itu orang yang memberikan pesan spam diponsel Altar mencak-mencak tidak jelas “Ini anak kenapa sih” gerutu karin karena pesan dan panggilan darinya sama sekali tak dijawab oleh Altar bahkan tidak dijawab meskipun cowok itu terlihat sedang aktif. “Aku beneran gak percaya kalau kamu mau dekat sama cowok itu cuman mau temenan pasti kamu mulai cinta kan sama Altar” celetuk Hany sambil makan cemilan. Karin menoleh lalu ikut duduk disamping Hany “Cintaku cuman buat tetet oppa seorang Hany masa kemarin gak ada hujan gak ada angin tiba-tiba Altar nyuruh aku buat lupain dia bahkan suruh menghapus daftar namanya dari orang yang pernah aku kenal. Kan aneh tuh anak” “Yang aneh itu kamu makannya Altar malas temanan sama kamu” sahut Dion dan ikut duduk diseberang meja kedua sahabat ceweknya. Karin menopangkan dagu dengan tangannya “Masa sih Altar gak suka sama aku padahal aku ini anaknya manis, imut, cantik, baik, ramah dan sopan terus kenapa dia gak mau temenan sama aku” kata Karin penuh dengan tingkat kepedean super. Dion bersikap seperti orang muntah dengan kalimat karin yang memuji dirinya sendiri. “Ya mungkin ada sesuatu yang gak Altar suka dari kamu makannya tuh cowok menghindar atau kurang-kuranginlah itu sifat bar-bar kamu yang bisa bikin cowok ill feel” Ucap Karin. “Ada benarnya juga kamu Han kalau gitu aku samperin Altar dulu biasanya tuh cowok jam segini ada diperpus” Pamit Karin sebelum cewek itu berlari. “Aku kasian sama Altar Han kalau Karin ngejar tuh cowok sampai kayak gini” ucap Dion yang diangguki oleh Hany. Karin sudah tiba diperpustakaan langkahnya mencari posisi keberadaan Altar tapi cowok itu tak Karin temukan “Kak, cowok yang biasa diem disini kok gak ada” Karin menghampiri Dika. Cowok yang menjaga perpustakaan itu mengedikkan bahu sambil melihat tempat yang biasa Altar duduki “Aku gak tau lagian aku bukan manajer dia kan yang tau jadwal hariannya apa aja” Jawab Dika dengan candaan khas cowok itu. Karin keluar lagi dari perpustakaan karena tak menemukan keberadaan Altar, Dika menggeleng pelan entah apa hubungan Karin dengan Altar namun Dika berpikiran Altar jengah dengan sikap aneh gadis itu. “Hei kamu kenal cowok yang namanya Altar gak?” tanya Karin pada siswa secara acak meski tak ia tau namanya. Namun jawaban yang Karin terima adalah tidak dan gelengan kepala. “Kelas Altar dimana ya dan kalau aku periksa satu persatu kelas gak akan sempat dan lagi ini sekolah punya ruang kelas banyak banget” gumam Karin. Karin kembali menemui dua sahabatnya dengan wajah lesu “Kenapa Rin? Altar gak ketemu atau lari liat kamu nyariin dia?” tanya Dion, Karin menoleh lalu menggeleng. “Aku gak tau dimana posisinya padahal biasanya tuh anak nyempil dipojokan perpus” jawab Karin. Kedua sahabatnya hanya menggelengkan kepalanya pelan sebelum karin menyerobot minuman Hany, Hany mendorong kepala Karin “Ih Karina kamu beli aja sana sendiri” protes Hany tapi diabaikan oleh Karin dan tetap meminum jus milik hany. Karin berdiri didepan gerbang disaat pak Yadi sudah menunggunya untuk pulang tapi Karin justru celingukan mencari keberadaan Altar yang biasanya pulang telat tapi motor Altar tidak kelihatan apa jangan-jangan cowok itu tidak berangkat sekolah?. “Nungguin siapa sih Rin?” Hany ikut celingukan tapi tidak melihat siapapun “Nungguin si Altar?” tanya Hany memastikan, Karin menatap Hany lalu mengangguk. “kalau kamu tau rumahnya samperin aja langsung dari pada sibuk nungguin dia disini” Saran Hany “Kalau gitu aku pulang duluan ya” pamit Hany menepuk pundak Karin sekali dan naik ke kendaraan yang sudah menjemputnya. “Hany ada benarnya lagian aku juga sudah tau alamat rumah Altar” Karin tersenyum “Pak Yadi kerumah temen nya Karin ya” katanya. Pak yadi mengiyakan ucapan karin untuk mengantar cewek itu kerumah temannya yang tak lain adalah Altar tapi diperjalanan menuju kesana mobil Karin mengalami kempes ban yang mengharuskan pak Yadi memanggil orang yang dapat membantunya. “Karin kira kemarin ban nya udah diperbaiki tapi kok kempis lagi sih pak” ucap Karin. “Kemarin yang belakang non yang pak Yadi ganti tapi gak tau ini yang depan kok malah ikut-ikutan” jawab pak Yadi. Karin duduk didalam mobil tanpa mau turun sembari orang panggilan pak yadi selesai membereskan masalah ban mobil Karin dan melanjutkan perjalanan menuju rumah Altar. Karin mengetuk pintu rumah Altar beberapa kali tapi tak ada sahutan dari dalam apa lagi kendaraan Altar juga tidak ada atau cowok itu belum pulang?. Karin melihat jam tangannya dan memutuskan untuk menunggu Altar namun setelah 15 menit menunggu Karin mulai jengah. “Pak cari makan dulu Karin lapar” ucap Karin dan pergi dari rumah Altar setelah karin pergi barulah Altar datang bersama kevin berboncengan sambil membawa sesuatu sedangkan motor kevin sendiri di tinggal disekolah karena tadi kesusahan membawa alat prakteknya. “Ini gak papa Al kita kerjain dirumah kamu padahal bisa loh kita kerjain dirumahku” ucap Kevin. Altar tertawa pelan “Iya gak papa dirumah aku aja lain kali baru dirumah kamu” katanya kemudian membuka pintu rumahnya dengan kunci cadangan “Ayo masuk Vin oh ini biar aku yang bawa” Altar mengambil bawaan Kevin sebelum keduanya masuk kerumah Altar. “Kamu mau minum apa Vin disini aku cuman punya jus jeruk sama cola” Seru Altar, Kevin yang duduk disofa Altar berbalik melihat Altar berdiri didepan kulkas yang terbuka. “Air putih aja Al” jawab kevin. Mereka berdua lantas menyelesaikan tugas bersama sekitar kurang lebih satu jam disibukkan dengan merakit tugas praktik dengan serius. Sedangkan Karin masih menyantap makanannya sampai kenyang disalah satu tempat makan pinggir jalan bersama pak Yadi. “Pak saya pesan dua untuk dibungkus” ucap karin yang diangguki oleh penjualnya. “Pak yadi nanti balik kerumahnya Altar lagi ya” kata Karin. “Siap non” jawab Pak yadi. “Ini neng pesanannya” penjual bakso memberikan pesanan karin lalu Karin membayarnya dan pergi kerumah Altar lagi, senyum karin mengembang ketika melihat motor Altar sudah ada itu artiya Altar sudah pulang. Karin mengetuk pintu rumah Altar sampai Altar membukakan pintunya dan terlihat terkejut melihat keberadaan Karin. “Kamu?” “Hai” karin melambaikan tangannya. Altar menghembuskan nafas pasrah dengan sifat keras kepala gadis satu ini, ingin mengusir Karin dari rumahnya pun Altar tidak bisa karena dia dari kecil sudah diajarkan untuk menghargai tamu alhasil Karin dipersilahkan masuk oleh Altar. Karin tersenyum sumringah tapi senyumnya menghilang ketika menyadari kakaknya ada didalam rumah Altar. “Kak Kevin?” ucap Karin membuat Kevin yang sibuk membuat prakarya lantas menoleh dan tak kalah dibuat terkejutnya oleh Karin. Altar menatap karin dan Kevin bergantih “Eh kalian saling mengenal?” tanya Altar. _____ Jangan lupa bahagia untuk hari ini, smile...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN