Darah dari rusa yang sudah disembelih oleh ayah dan anak itu tumpah ruah di halaman rumah mereka, terlihat semua darah itu membasahi tiap inci tanah dan rumput kering yang terkena udara dingin, bahkan ada beberapa ceceran daging yang terlihat berjatuhan akan tetapi, sepasang ayah dan anak ini malah terlihat semakin asyik melakukan pekerjaan mereka yang tanpa mereka sadar, Reese sudah berada di ambang pintu dan memerhatikan bagaimana Dalton dan Gail melakukan pekerjaan mereka.
“Sepertinya kalian benar-benar menikmati apa yang sedang kalian kerjakan, ya?” tanya Reese yang seolah tidak mual sama sekali melihat bagaimana darah dan daging yang berceceran di tanah, begitu juga dengan usus yang sudah dimasukkan ke dalam karung sementara daging-daging yang sudah selesai dipotong-potong, mereka masukan ke dalam baskom-baskom yang sudah mereka keluarkan dari dalam dapur. Keduanya terlihat sangat cekatan dan melakukan pekerjaan mereka dengan sangat baik.
“Kau harus membawanya beberapa setelah selesai nanti.” Ujar Gail yang hanya dibalas tertawa oleh Dalton.
“Kau harus mencicipi daging hasil buruanku.” Ujar Dalton sambil mengacungkan pisau yang dirinya pegang dan gunakan untuk menjagal, memotong daging dari rusa yang menjadi buruannya hari itu.
“Wah~ ayahku pasti akan sangat senang kalau dia dapat daging seperti ini.” Reese benar-benar merasa sangat senang dengan apa yang dirinya dengar bahwa dirinya akan mendapatkan daging dari hasil buruan yang didapatkan oleh Dalton hari ini. Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa, di mana dirinya berkata bahwa hanya akan datang berkunjung tapi dia malah mendapatkan buah tangan dari rumah orang yang dirinya datangi.
“Ella sudah menyiapkan makan malam, sebaiknya kalian segera masuk dan makan sebelum dia marah pada kalian.” Jelas Reese yang hal itu sudah kali kedua dirinya mengatakan hal tersebut pada ayah dan anak itu untuk segera masuk ke dalam rumah dan makan.
“Katakan pada Ella, kami akan masuk setelah menyelesaikan ini.” Akhirnya Gail bicara, meski dengan tangan yang masih terus menguliti rusa yang masih belum selesai mereka bersihkan.
Bahkan setelah beberapa waktu mereka mengatakan hal itu, Dalton juga Gail masih tidak meninggalkan pekerjaan mereka. Seolah, jika mereka tidak menyelesaikan pekerjaan mereka malam itu juga, maka akan ada seseoerang yang datang dan mengangkut semua sisa pekerjaan yang mereka tinggalkan meski hanya untuk sebuah makan malam.
Setelah beberapa kali bertanya dan akhirnya mendapat jawaban, Reese memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan mengatakan pada Ella bahwa kedua lelaki yang saat ini sedang sibuk bekerja di luar dan karena hal itu, Ella meminta Reese untuk makan lebih dulu. Hanya saja, karena tidak ingin mendahului yang punya rumah, akhirnya Reese memutuskan untuk membantu Dalton juga Gail untuk membereskan sisa-sisa hasil menguliti rusa yang didapatkan oleh Dalton. Bahkan, Reese juga membantu Dalton membawa sisa-sisa kulit, kepala dan usus rusa itu ke halaman belakang untuk mereka buang besok.
“Kurasa ini cukup untuk membuat pekerjaan malam ini selesai.” Ucap Reese yang terkejut bahwa Dalton bisa menyelesaikan semua pekerjaannya dengan sangat cepat dan mampu menguliti, memisahkan daging dan semua hal tidak penting dari hewan buruannya dengan sangat baik.
Dipuji demikian oleh Reese, tangan Dalton yang masih cukup berlurumuran darah, hanya bisa tersenyum kemudian mengajak temannya itu untuk mask ke dalam rumah agar bisa mekan malam bersama. Tanpa menunggu apa pun, Gail yang juga sudah membersihkan dirinya dari sisa-sisa darah tadi langsung duduk dan mulai makan bersama dengan anak bungsu juga istrinya. Diikuti oleh Dalto yang juga sama-sama ikut menyusul, hingga malam itu menjadi acara makan malam yang benar-benar terasa sangat hangat, penuh dengan obrolan dan candaan yang benar-benar jarang sekali mereka lewati.
Hingga sesaat setelah makanan mereka habis dan Reese mencoba membantu Ella untuk membereskan meja, tiba-tiba saja mereka mendengar suara daguh dari arah luar, Gail pikir itu adalah ulah hewan ternak mereka yang tidakbisa tidur dengan benardan membuat gadus hingga menggaruk-garukkan badan mereka ke kandang, karena itu Gail diikuti oleh Dalton memilih untuk melihat ke luar dan memastikan apa yang terjadi, memastikan bahwa hewan-hewan ternak mereka baik-baik saja akan tetapi, mereka sangat terkejut saat mereka memeriksa ke kandang ternak hanya saja, di sana mereka menemukan bahwa hewan ternak mereka baik-baik saja dan sedang tertidur cukup baik di kandang.
“Tidak ada apa-apa ….” Ucap Dalton yang berdiri tempat di sampign sang ayah yang juga ikut memeriksa semua sisi kandang dengan baik.
“Apa tidak ada serigala yang mengikutimu?” tanya Gail yang penasaran dan takut bahwa anaknya membawa seekor srigala bersamanya ke rumah mereka karena terpikat dengan aroma darah dari rusa hasil buruan Dalton tadi.
Dalton menggeleng. "Entahlah tapi, aku merasa bahwa aku memang merasa tidak nyaman ketika membawa rusa tadi pulang. kurasa, memang ada srigala tapi, aku tidak yakin kalau sampai mengikutiku kemari." jelas Dalton membuat Gail sedikit keheranan, karena meski pun memang ada srigala yang mengiuti Dalton, maka tidak mungkin akan mengikuti Dalton hingga ke rumah, karena selama ini pun seperti itu dan tidak pernah ada alasan untuk seekor srigala yang berhasil melewati perbatasan hutan karena tidak penah ada srigala yang akan meninggalkan hutan selama persediaan makanan mereka cukup di dalam sana.
Namun, meski pun mereka berpikir demikian, tetap saja mereka tidak bisa membuang rasa penasaran mereka dengan suara-suara yang terdengar hingga ke dalam rumah dan bersasal dari sekitar sana.
"Sudahlah, besok kita lihat lagi apakah ada jejak srigala yang mendekat kemari atau tidak." ucap Gail yang diikuti anggukan oleh Dalton.
Setelah memeriksa kandang dan tidak menemukan apapun, akhirnya Gail meminta pada Dalton untuk kembali masuk ke dalam rumah. Akan tetapi, sebelum mereka benar-benar kembali, suara-suara aneh kembali terdengar dan kali ini bersal dari halaman belakang rumah bersama dengan Reese tadi, di mana Dalton ingat bahwa di sana, dirinya menaruh sisa-sisa rusa yang sudah mereka jagal tadi. Buru-buru Dalton berlari bersama Gail menuju ke halaman belakang dan betapa terkejutnya mereka saat mereka menemukan sesuatu yang sedang membongkar karung berisi jeroan, kulit dan kepala rusa yang mereka kuliti tadi.
Betapa terkejutnya Gail juga Dalton saat mereka melihat ada sosok tinggi dengan tubuh bungkuk, kurus dan berwujud seperti manusia tapi memiliki cakar yang sangat panjang dan jari-jari yang benar-benar sangat kurus, sedang membuka karung dan mengeluarkan jeroan rusa kemudian memakannya dengan sangat lahap.
Melihat pemandangan itu, jujur saja Dalton benar-benar sangat jijik. Dia bahkan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak muntah karena melihat pemandangan menjijikan seperti itu. Namun, tidak dengan Gail. Menggunakan lampu penerangan yang dirinya bawa, kepala keluarga Caldwell itu berusaha untuk mendekati sosok itu akan tetapi, sebelum Gail benar-benar mendekat, sosok itu tiba-tiba saja sadar bahwa ada seseorang yang mendekat dan langsung meninggalkan karung berisi jeroan dan kepala rusa yang tadi dibuang oleh Dalton.
"Hei! Siapa itu?!" teriak Gail yang seketika tapi tidak membuat makhluk itu berhenti dari larinya dan terus saja bergerak sangat cepat menuju ke arah sisi perbatasan hutan yang sangat gelap meski pun Gail mencoba untuk mengejarnya tetap saja tidak terkejar, meninggalkan ayah dan anak yang benar-benar terkejut dibuatnya.
"s**l. Dia melarikan diri." geram Gail yang tidak bisa mengejar makhluk tersebut.
"Ayah ...." panggil Dalton setelah Gail kembali usai gagal mengejar makhluk tersebut.
Mendengar anak sulungnya menyebut namanya, Gail yang keheranan kembali dibuat keheranan ketika Dalton mengangkat kepala rusa yang tadi dia ingat sudah dia jejalkan ke dalam karung, kini sudah tersisa setengah dengan sebelah bola mata yang terlihat keluar dari tampuknya, juga isi otak yang sudah tidak ada. Benar-benar mengerikan, membuat Gail yang tidak tahan melihatnya, menelan ludahnya susah payah karena merasa jijik dan terkejut di saat bersamaan.
"Makhluk macam apa yang bisa melakukan hal ini ...?" gumam Gail masih tidak percaya dengan apa yang dirinya lihat bersama sang anak.