AM. Hanya Membantu

1059 Kata

"Eugh, Mas!" erangnya ketika sesi ini berakhir. Seketika kulit lenganku perih akibat cekraman dari kukunya yang meninggalkan poison. "Kuku kamu tajam sayang, dipotong gak sih!" keluhku. Mendekap dia dalam pelukku. Menguburkan diri kami ke dalam selimut di atas sofa yang sekarang jadi mini bed. Peluh kami berbaur hingga kulit sama kulit yang tersentuh merasa lengket seperti dilem. "Belum, lupa," katanya. "Alasan, sengaja mau cakar aku kan," kataku sembari menarik hidungnya. "Suudzon, aku cakar benaran loh wajah ganteng kamu mau gak," katanya. Aku ciumi dan aku gigit bibirnya, sampai dia meronta kesakitan sembari memukuli lenganku. "Ih, kamu tu! Sakit Mas! " rajuknya. Mata besar itu melotot dan bibir atasnya bengkak dan langsung dikulumnya ke dalam. Efek gemes ya begini jadinya. "

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN