AM. Brangkas Berharga

1120 Kata

Aku memang rada riskan kalau dia dekat dengan Lala yang tahu sifat aku secara keseluruhan, terlebih masa lalu aku dengan orang yang aku suka. Sejak wisata tadi, mataku tak lepas memperhatikan dia dari jauh. Gerak matanya dan tatapan matanya yang menusuk, itu cukup membuat aku sedikit waspada. Lala ngomong apalagi! Qienan juga berpikir ada yang gak beres dengan istrinya. Dia bahkan berkata tanpa menggerakkan bibir secara normal, "Habiskan suara mereka malam ini Fi, jangan pakai kendor, sikat, sekarang!" Jika Qienan bisa menarik paksa Lala untuk naik ke lantai atas, aku pun menyeret Icha langsung ke kamar tanpa banyak drama. "Ma--s, a--ku, eumphh--" Dia boleh saja marah, silakan. Tetapi aku paling gak suka diabaikan. Entah apa yang dikatakan Lala, hal itu sebagai teror yang terus mengh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN