Barra putar bola matanya malas seraya ia gandeng tangan sang Papa. “Pa, kita pulang sekarang, ya. Papa, harus segera istrahat lho, Pa. Liv, gue duluan ya,” ucap Barra yang kini ia pergi begitu saja meninggalkan Olivia yang sebenarnya masih ingin banyak berbicara dengan Papanya untuk kembali berusaha mengambil hatinya. “Okay, Bar. Tapi, Bar, bentar deh... gue mau ngomong sesuatu sama lo, Bar... Barra... Barra...” panggil Olivia berulang kali. Namun sama sekali Barra tak mengindahkannya. Walau sudah berulang kali pula Papa meminta kepada Barra untuk lebih dulu mendengarkan apa yang ingin Olivia katakan. Namun tetap Barra menggandengnya menuju mobilnya. “Pa, please jangan paksa, Barra! Barra, gak mau berurusan sama seorang wanita yang hanya mengedepankan egonya. Dia itu cuma terobsesi sama,