11.

1065 Kata
Cahaya matahari merembes masuk dari sela jendela kecil, dan suara kicauan burung terdengar mengalun merdu membuat seseorang yang sedang meringkuk di dalam ruangan itu terganggu, perlahan mata itu mulai terbuka menampilkan bola mata yang berwarna hijau dengan biru pirus. Valencia meregangkan tubuhnya, matanya terasa berat untuk di buka. Wanita itu melihat disebelahnya yang kosong, kemarin ia merasakan tangan seseorang memeluknya dari belakang. Perlahan Valencia menurunkan kakinya dari ranjang kecil yang ia tiduri sambil melihat sekitarnya, sudah beberapa hari ia tinggal di rumah tua ini, ia tidak merasa keberatan sama sekali. İni sudah cukup untuknya bisa tinggal di rumah di dunia yang entah dimana dan sangat bersyukur ada yang bersedia mengajaknya tinggal bersama. " Kau sudah bangun " suara Vionel yang terdengar saat Valencia membuka pintu rumah itu. Pria itu sedang duduk sambil memakan sepotong daging panggang. Melihat Valencia masih berdiri dengan wajah seperti bantal Vionel tersenyum kearahnya " Duduklah " lanjut pria itu sambil menyodorkan sepotong daging bakar yang di bungkus daun " Apa tidurmu nyenyak? " Tanya Vionel lagi ketika melihat Valencia sudah menyuap daging ke mulutnya " Hmmmm " gumam wanita itu mengangguk singkat, ia ingin mengatakan sesuatu tentang kemarin malam tapi ia urungkan kembali • Di bawah pepohonan saat matahari bersinar terang dengan panas terik dua orang berdiri saling berhadapan, masing-masing memegang pedang dengan bilah tajam. Akhirnya Vionel menepati kata-katanya mengajarkan Valencia untuk berlatih pedang. Bukan hanya sekedar melatih wanita ini untuk bisa melindungi dirinya tetapi melatihnya juga untuk menjadi kuat dan bertahan di situasi tertentu, pria itu memiliki pikiran jika situasi mendesaknya ia akan mengajak Valencia bergabung bersamanya. Melihat bagaimana sikap dan tekad wanita itu Vionel tidak ragu lagi. " Beri tenaga pada kakimu yang menjadi tumpuan! " Ucap Vionel kepada Valencia yang berdiri sambil mengusap keringat di pelipisnya. Sudah satu jam mereka berlatih, tapi wanita itu masih kesulitan untuk melakukan gerakan pada kakinya " Sedikit ke kanan, berikan juga tenaga pada tanganmu saat mengayunkan pedang " Wanita itu mengikuti arahan pria itu dan berhasil menangkis pedang Vionel saat menyerangnya, tapi tak berapa lama pedang itu terlempar dan Vionel berhasil mengarahkan pedangnya pada leher Valencia " Kau tidak memiliki cukup tenaga untuk menahannya" ucap pria itu yang langsung menurunkan pedangnya " saat keadaan seperti ini kau bisa mengandalkan tubuhmu sebagai serangan " lanjut pria itu dan mengarahkan Valencia menggunakan tangan dan kakinya untuk menyerang Tidak sulit untuk wanita itu mengikuti arahan Vionel yang menyuruhnya menggunakan fisik untuk menyerang karena bakatnya yang bisa menyerap angin wanita itu dengan mudah mengayunkan pukulan kearah lengan Vionel menggunakan tangannya yang di beri kekuatan angin. Pria itu mundur selangkah karena dorongan saat tangan Valencia berhasil mengenai lengannya " Apa itu sakit? " Tanya Valencia dengan wajah ngilu saat melihat pria itu mundur " İni bagus " ucap Vionel dengan senyum di bibirnya " kau bisa melakukan itu dengan mudah, lakukan hal yang sama pada kakimu juga saat ingin menyerang dan bertahan, hal yang sama juga berlaku saat kau menggunakan pedang " Di sisi lain di istana Tyndomére, Sorazen berdiri bersama Perdana Menteri Wilton dan seorang pria bertubuh besar dengan rambut yang diikat tinggi, pria itu adalah Zavier komandan pasukan elite kerajaan. Setelah mendapatkan informasi dari tangan kananya yaitu Edwin, Sorazen berniat mengumpulkan seluruh pejabat istana tapi karena Zavier lebih dulu datang menghadapnya dan memperingati beberapa hal, niat itu ia urungkan juga karena mengingat bagaimana sikap pejabat-pejabat itu pasti akan membuatnya ingin membunuh seseorang. Semua orang tahu jika rajanya adalah orang yang berjiwa iblis, bagaimanapun pria itu akan menunjukan sikap seorang raja yang mulia di depan semua orang tapi disaat bersamaan ia juga haus akan darah tidak segan-segan akan memenggal kepala seseorang dengan tangannya sendiri. Tapi para pejabat ini dengan berani membuatnya tekanan darah tinggi, sebenarnya ia bisa saja dengan mudah membungkam mereka tapi memikirkan segala kemungkinan ia menahannya agar tidak terjadi perang internal sampai seseorang yang seharusnya berdiri bersamanya datang ia akan melakukannya. Tapi sangat sulit menariknya kembali " Yang Mulia apa keputusan anda tidak salah? " Tanya Perdana Menteri Wilton " İtu gunanya aku memanggilmu secara pribadi kemari " ucap Sorazen dengan sinis " Yang Mulia anda tidak bisa menyembunyikan ini kepada para pejabat lain " pria itu terdiam sejenak " ini keputusan yang besar dan melibatkan dua kerajaan Yang Mulia " lanjut pria itu " Aku yakin kau bisa mengatasi para pejabat itu, dan aku tidak ingin melibatkan keluarga Tórez kau tahu sendiri mereka kecolongan di dermaga selatan " ucap Sorazen menegaskan Sorazen beralih menatap Zavier " Siapkan pasukan elite kerajaan, seminggu lagi kita akan berangkat ke kerajaan Grécia " " Baik Yang Mulia, tapi tidak semua pasukan elite yang bisa saya tarik kembali jika tidak menggunakan segel resmi Yang mulia " Sorazen terdiam ingin menarik rambutnya sendiri. Benar jika ia ingin menarik seluruh pasukan elite kerajaan ia harus menggunakan segel resmi yang hanya di bawa oleh Vionel Dhaupin, pria itu berada di atas komandan dan mengepalai seluruh pasukan elite kerajaan Tyndomére. Meskipun sekarang jabatan itu di ambil alih oleh Edwin tapi pria itu hanya bekerja di belakang layar tanpa segel resmi. Pria itu benar-benar membuat Sorazen ingin membunuhnya! Hanya beberapa orang yang mengetahui segel resmi bergambar naga dengan dua pedang kembar tersilang itu di bawa oleh Vionel Dhaupin yang mewarisi dari ayahnya. Sorazen bisa saja menggunakan segelnya untuk menarik seluruh pasukan elite kerajaan tapi itu tidak resmi menggambarkan seorang kesatria karena perintah mutlak dari Raja Tyndomére İ yang berhak memanggil pasukan Elite hanya segel resmi milik Verozen Tyndomére. meskipun tugas utama pasukan elite adalah melindungi raja dan perintah raja itu mutlak tapi tetap saja aturan raja Tyndomére İ yang sudah ada tidak bisa di patahkan. Karena demi keadilan untuk putra kembarnya yang sangat berbakat raja Ryozen Tyndomére İ memberikan dua segel kerajaan kepada putranya, yang pertama segel dengan mahkota dan pedang di berikan kepada putra pertamanya Senozen Tyndomére İİ sedangkan segel kedua dengan gambar naga dan pedang kembar tersilang diberikan kepada putra kedua Verozen Tyndomére yang memiliki arti dan hak masing-masing " Berapa pasukan yang bisa kau tarik? " Tanya Sorazen " 50 pasukan elite dan 100 kesatria kerajaan Yang Mulia " " Baik panggil semuanya " " Yang mulia anda tidak bisa membawa pasukan sebanyak itu ke sana jika tidak ingin di katakan memulai perang " ucap Perdana menteri menengahi " Siapa yang ingin berperang? " Pria itu menaikkan sebelah alisnya dan melanjutkan " aku tidak keberatan jika harus memulai perang kembali " pria itu tersenyum licik seperti iblis *****†*****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN