12.

1117 Kata
Sudah seminggu berlalu saat pelatihan awal dilakukan, dan selama seminggu ini banyak perubahan yang terjadi pada Valencia. Wanita itu sudah mampu melakukan beberapa pertahanan dan penyerangan. Karena tekadnya dan semangat wanita itu Vionel dengan keras mengajarinya. Saat ini Valencia berhasil melempar Vionel dengan tendangannya yang diikuti kekuatan angin. Pria itu berhasil mengajar Valencia untuk memanipulasi angin dengan serangan pada anggota tubuhnya untuk menghindari penggunaan angin secara langsung tanpa menyentuh lawannya. " Kau lebih kuat dari yang aku duga " ucap pria itu setelah membersihkan debu yang menempel pada bajunya karena terlempar dua meter. Meski tubuhnya terasa sedikit nyeri tapi itu bukan masalah untuknya " Kau juga kuat dan hebat " puji Valencia karena selama seminggu ini pria itu mengajarinya Valencia hanya bisa menyentuhnya dua kali " Aku tidak perlu mengajarimu memanah karena kau sudah bisa melakukannya, dan itu cukup memuaskan kau selalu tepat sasaran " " Tapi kemampuanku menggunakan pedang kurang cepat " " Tanganmu kurang lentur untuk menarikan pedang, kau masih ragu ragu " " Aku tidak enak jika harus melukaimu " " Maksudku.... " Pria itu menghela nafasnya " Kau harus menegaskan gerakannya bukan menusukku " " Ya tapi tetap saja, Aku tidak berani jika harus menebas seseorang " Vionel mengerti bagaimana perasaan wanita itu, ini pertama kali untuknya jika harus berhadapan pada situasi yang memungkinkan pertumpahan darah terjadi. Tapi tempat seperti ini tidak bisa dihindari untuk tidak melakukan hal itu " Besok aku akan memanggil temanku untuk berlatih tanding denganmu " " Kau punya teman? " Tanya Valencia penasaran, bukan apa apa hanya saja selama ini pria itu hanya sendirian di tengah hutan dan saat ke ibu kota tidak ada tanda-tanda pria itu memiliki kenalan Kali ini Vionel yang mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Valencia " Aku memiliki beberapa kenalan " ucapnya pada akhirnya. memang ada apa jika aku punya teman atau tidak " Baiklah " jawab Valencia yang sudah menyandarkan tubuhnya pada pohon " Ayo bangun " ucap Vionel sambil mengulurkan tangannya. Valencia mengerti sekarang pria itu selalu mengulurkan tangannya kepada dirinya, membuat wanita itu tersenyum " Kita akan berlatih lagi? " Tanya Valencia yang sudah menerima tangan itu dan langsung berdiri " Tidak, kita akan pergi ke kerajaan Grécia. Bersiap-siaplah " Setelah dua jam perjalanan menyeberangi hutan Ryön dengan menunggangi kuda akhirnya Vionel dan Valencia tiba di depan gerbang istana Grécia. Kerajaan itu adalah kerajaan terbuka yang tidak di kelilingi benteng tinggi sebagai pembatas wilayahnya. Kerajaan itu menggunakan pembatas alami yaitu aliran sungai yang deras dengan hutan lebat yang terhubung langsung ke gerbang istana. Vionel memilih melewati hutan sebelah barat yang terhubung langsung pada gerbang istana. Jalur itu jarang di lewati orang-orang karena di anggap berbahaya, tapi untuk Vionel yang menguasai seluruh medan hutan Ryön tidak ada masalah untuknya. Matahari hampir tenggelam saat mereka tiba di gerbang istana yang tinggi dan megah. Gerbang itu terbuka lebar untuk para tamu yang datang, banyak prajurit yang berdiri di depan gerbang untuk memeriksa tamu yang datang dan menjaga keamanan tempat itu. Banyak kereta kuda yang berbaris di depan gerbang mengantri untuk masuk. Vionel menghentakkan kudanya langsung menuju gerbang melewati beberapa kereta dan berhenti ketika salah satu prajurit menghentikannya. Vionel menarik lencana emas yang berisi gambar naga dengan pedang kembar tersilang yang menunjukan identitasnya dari kerajaan Tyndomére Dengan identitas itu Vionel berhasil masuk bersama Valencia yang berada di pelukannya menggunakan jubah hitam. " Sebenarnya apa yang kita lakukan kemari? " Tanya Valencia setelah turun dari kudanya. İa merasa penasaran dengan semuanya saat awal tiba di kerajaan ini " Berpesta? " Jawab Vionel dengan nada main-main " Aku serius Tuan Muda Dhaupin " ucap Valencia ketika teringat panggilan Braff kepada Vionel. Saat ini pria itu lebih pantas di panggil seperti itu karena penampilannya sangat berbeda, pria itu menggunakan setelan formal dengan jubah hitam berbulu Pria itu tertawa saat mendengar panggilan Valencia kepadanya saat ini " Ada acara jamuan di kerajaan ini " Sebenarnya isi surat dari utusan kerajaan Grécia yang di sampaikan pada utusan perdana menteri kepadanya berisi undangan jamuan aliansi kerajaan karena terjadi kekacauan di utara kerajaan Storné dan permintaan agar Vionel Dhaupin datang untuk menjadi delegasi antar kerajaan, tentu saja Vionel harus datang semua orang mengakui kemampuannya yang bisa menjadi jembatan " Sepertinya kau orang penting di acara ini? " Tanya Valencia ketika melihat sekitarnya ada beberapa orang yang menggunakan setelah formal sama seperti Vionel. Sedangkan Valencia hanya menggunakan gaun berwana biru gelap dengan belahan di kakinya yang memudahkannya untuk bergerak, sedangkan rambutnya ia gelung asal dan menyisakan dibawahnya yang terurai. " Ratu Grécia mengundangku secara langsung " jawab pria itu sambil membantu Valencia membuka jubah hitamnya dan langsung menyerahkannya kepada pelayan yang berdiri di depan gedung aula istana. Valencia mengerutkan keningnya. Tidak bisa tidak berpikir posisi apa yang di miliki pria ini hingga di undang secara langsung oleh ratu kerajaan? Sepertinya banyak hal yang di sembunyikannya. Valencia belum tahu identitas sebenarnya yang dimiliki pria itu. İa ingin bertanya tapi di urungkan kembali ketika tangannya sudah di tarik olehnya menuju aula istana. Pandangannya terhenti ketika melihat seorang wanita yang sangat anggun dan cantik berjalan kearah mereka berdiri, wanita itu menggunakan gaun berwarna merah dengan kerah tinggi yang terlihat elegan dan mahkota kecil tersemat di rambutnya yang di sanggul tinggi. " Salam hormatku Yang Mulia Ratu Grécia " ucap Vionel kepada wanita itu sambil meletakkan tangan kanannya pada d**a kiri. " Selamat datang pangeranku Vionel Dhaupin.... Aku tidak menyangka kau bersedia hadir " ucap wanita itu dengan senyumnya yang anggun, matanya melihat ke arah Valencia yang berdiri di sebelah Vionel " Siapa wanita ini? " Tanyanya lagi kepada Vionel " Perkenalkan ini Valencia calon istriku Yang Mulia " jawab pria itu sambil menarik pinggang Valencia agar mendekat ke arahnya Di detik berikutnya kedua wanita itu membulatkan matanya. Bukan hanya Ratu Grécia yang ternganga mendengar jawaban Vionel bahkan Valencia juga tersedak air liurnya sendiri. Vionel meremas pelan pinggang Valencia dan wanita itu menatap mata Vionel ada makna yang ia katakan melalui tatapannya dan pria itu tersenyum ke arah Valencia. Akhirnya Valencia mengerti arti tatapan pria itu dan remasan di pinggangnya " Calon... Calon istri? " Tanyanya ragu " Salam Yang Mulia Ratu " ucap Valencia memberi hormat dengan menekuk lututnya Ratu Grécia memperhatikan penampilan pihak lain yang merupakan ' calon istri ' dari temannya ini yang juga merupakan pujaan hatinya, wanita itu terlalu mencolok dari wanita manapun rambut platinum keemasannya seolah bercahaya dan mata hijau dengan semburat biru pirusnya seolah membekukan membuat siapapun yang menjadi saingannya akan merasa kesal. Ratu Grécia ingin bertanya kembali tapi seseorang datang dan membisikan sesuatu padanya. Wanita itu langsung pergi dari hadapan mereka berdua tanpa mengucapkan apapun lagi Ketika Valencia melihat arah Ratu Grécia berjalan matanya tanpa sengaja bertatapan dengan mata amber keemasan dengan pupil vertikal yang menatap tajam kearahnya.. *****†*****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN