Xue Mei pov Aku terus terdiam dalam kamarku. Memikirkan apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Haruskah aku melakukan apa yang atasan katakan atau tetap bersikeras pada pendirianku. Tapi hingga sekarang gadis itu masih belum muncul entah di mana dia sekarang. Kuusap wajahku kasar. Tabunganku juga tak cukup untuk membayar denda atas kerugian yang aku sebabkan pada perusahaan dan aku tak bisa tinggalkan perusahaan begitu saja. Dulu aku ingin keluar tapi saat ini bukan waktunya sebelum aku menemukan gadis itu. ku ambil ponselku yang ada dalam saku celanaku saat merasakan ponselku bergetar. “Ayah ...” bisikku pelan membaca nama ayah tertera pada layar ponselku. “Haruskah aku meminta bantuannya?” batinku sedikit ragu. Tapi seger