"Aku bisa menghabisi Tedy, kalau dia menyukai milikku!" Suara Romeo berat dan tajam, seperti pisau yang tak berkarat namun tetap mematikan. Matanya menyipit, penuh dendam yang seolah tak pernah padam. Troy merasakan bulu kuduknya meremang, d**a berdegup tak karuan mendengar amarah yang berbisik dalam setiap nada. Bukan rahasia lagi bagi Troy betapa Romeo menghargai apa yang disebutnya “milik,” seolah dunia ini tak lebih dari jajaran properti yang harus tunduk di bawah telapak tangannya. "A-aku yakin Tedy tidak mungkin... tidak mungkin menyukai nona Maudy, Tuan. Dia hanya ingin melindungi dia… melindungi seseorang yang Tuan sayangi." Troy memaksakan suara yang tenang, meski hatinya tenggelam dalam kecemasan. Ia tahu, sekali saja Romeo tersulut, badai akan menerjang tanpa ampun, menghancur