Jonathan menghapus pesan tersebut kemudian menyimpan ponselnya dengan kasar ke atas meja. “Kenapa, Jo?” tanya Laura kemudian. Jonathan menatap Laura dengan tatapan sayunya. “Aku bingung, Laura. Harus dimulai dari mana. Sementara aku tidak merasa kalau aku sudah menghancurkan Kiara.” Laura mengerutkan keningnya. “Tidur, dengan dia? Kamu ... udah tidur dengan dia?” Jonathan menggelengkan kepalanya. “Nggak, Laura. Kalau iya, aku udah jujur sama kamu.” “Terus ... kalau nggak merasa, kenapa harus takut? Aku nggak bakalan percaya juga, kalau emang nggak ada bukti. Kalaupun iya, bodo amat. Itu masa lalu kamu. Yang penting jangan diulangi lagi.” Jonathan menelan saliva dengan pelan. “Laura. Aku mohon sama kamu, beleive me. Jangan terkecoh oleh jebakan yang dilakukan Kiara.” “Kiara itu jahat