“Minum dulu,” ucapnya sembari memberikan sebotol air mineral kepada Laura. Perempuan itu mengambilnya dan meminumnya. Matanya masih menatap lelaki itu yang tengah menatapnya. Ia kemudian menarik tangan perempuan itu. Ada sedikit luka baret di tangan perempuan itu. “Ckk!” Jonathan berdecak pelan. Ia kemudian mengambil P3K dan membersihkan luka di tangan perempuan itu. “Ssstth!” Laura meringis pelan. “Sakit, Jo,” lirihnya kemudian. Jonathan kemudian meniupnya. “Diapain aja, sama mereka? Kenapa berani banget dorong kamu sampai jatuh?” tanyanya lagi. Laura menggeleng. “Nggak tahu.” Jonathan menghela napas kasar. “Mau pulang? Izin lagi aja, nggak apa-apa. Nanti aku bilang.” Laura hanya menunduk kemudian sesenggukan dengan pelan. Air matanya sudah menetes karena sakit hati oleh h