haii, para pembaca, terima kasih sudah menunggu aku update, doakan aku punya waktu untuk terus duduk manis didepan layar dan mengetik cerita untuk kita nikmati bersama...selamat membaca...
.
.
.
“itu anak aku bang,,, “ tegas Akssara kembali.
“mana buktinya itu anak kamu? , belum ada tesnya kan? Kamu tidur dengan nya berapa kali? Satu kali ? dua ? tiga? Atau? .
“aku melakukanya sekali Bang dan kamu tau saat itu aku memang sedang tidak waras. Setelah itu bahkan aku tidak menyentuh siapapun” ucap Akksara dengan tangan menyentuh dahi mengingat kilas balik yang dilakukan nya.
“kalau sekali kan belum tentu jadi” ucap Baleon menenangkan aksara sambil kebuanya saling menatap serius. “sekilas tadi aku mendengar cerita ibu gadis itu namun Pandora keburu keluar, tidak ingin ceritanya di ceritakan ke orang lain, dan aku mencurigai cerita itu adalah kejadian yang terjadi sekitar 2 tahun lalu. Makanya aku sangat yakin kalau itu anak aku , Akksara kembali menegaskan dan sangat yakin dengan apa yang didengar.
.
.
“ya,, ya,, katakan itu anak kamu, terus kamu mau apa? Asal kamu tau anak diluar pernikahan nisapnya bukan ke ayah tapi ke Ibunya dan kamu tidak juga bisa merebutnya dari ibunya. Jelas Baleon dengan serius….
.
.
Kedua lelaki itu saling menatap dengan serius dan lebih seriun lagi kali ini.
.
.
“ada peraturan seperti itu? Tanya Akksara dengan sangat serius.
“ada, dan aku pernah dengar, jika tidak percaya belajar hukum atau ngaji dulu sana biar tau aturan hidup tidak asal melangkah” kali ini Baleon memberi ceramah panjang.
.
.
“memangnya kamu mau merebut anak itu? Tanya Baleon kembali.
“tentu tidak aku ingin bertangungjawab” tapi aku bingung caranya bagaimana karena gadis itu tidak mudah di dekati, mungkin menyimpan trauma panjang”. Aku harus apa Bang? Tanya nya pasa Baleon.
.
.
Aku hidup berkecupan bahkan lebih disini, sementara disana ada orang yang sedang membesarkan keturunan dari keluarga aku hidup dalam ketidak pastian, setiap hari berusaha mencari nafkah untuk anak aku. Aku harus bagaimana Bang? Tanya Akksara kembali setelah bercerita panjang kali lebar.
.
.
“jangan tanya aku,,, kamu sudah dewasa belajar lah berpikir, dan kalau benar itu anak keturunan kamu, belajarlah bertangungjawab, bahkan bukan hanya karena itu anak adalah keturunan kamu tapi perbuatan kamu ke ibunya itu juga harus kamu pertangung jawabkan, jangan jadi lelaki b******k yang meninggalkan benih dimana – mana, omel Baleon cukup panjang tanpa memberi solusi jelas.
.
.
Terlihat kedua lelaki itu duduk terdiam, Akksara masih mendengar serius hal yang disampaikan Baleon, sementara Baleon sudah tidak punya solusi dia berkata sambil melihat keluar jendela, memandang wanita yang sedang menggendong bayi sambil menyebrang jalan menuju rumah sakit tempatnya bekerja.
.
.
“perkara begini aku tidak punya solusi selain kamu mendekati ibunya dan mengajaknya menikah” atau obsi kedua kamu berterus terang dan lihatlah reaksi apa yang kamu akan dapatkan.
.
.
“duh Bang, dua-duanya jalan buntu, pertama gadis itu tidak bisa didekatin. “bukan tidak bisa kamu belum memulai kan? Baleon langsung memotong kalimat Akksara.
.
.
“ok,,ok,, aku akan berusaha mendekati dan mencari informasi detail tentang gadis itu, namun untuk menikahiya? Bukakah menikah harus dengan rasa cinta? Nah aku tidak mungkin menikahinya karena tidak mencintainya…
“Belum mencintainya”, Baleon membenarkan kalimat Akksara.
“Lah masa ia aku sama anak kecil, abang lupa ya dia masih 16 tahun”… “loh kok sekarang kamu persoalkan umur, bukanya kamu sudah pernah berbuat dan bahkan hasilnya sudah ada, ucap Baleon kembali mengingatkan hal yang dikatakan tidak mungkin oleh Akksara.
.
.
Aku tidak punya solusi tentang ini, kamu pikir sendiri saja kalau apa yang aku saranin kamu terus membantah, tegas Baleon segera.
.
.
“Bukan begitu bang, ini kan perkara menikah. Aduh gimana ini “,,, Akksara mengusap2 rambutnya sendiri menunjukkan tanda frustasi dan dilema tidak punya pilihan karen satunya lagi ide Baleon memintanya berterusterang.
“kalau tidak mau obsi pertama ya coba obsi kedua ucap Baleon slow tanpa meninggikan suaranya dan matanya masih melihat pemandangan diluar jendela dengan wanita yang sudah perlahan-lahan menjauh dari pandanganya.
.
.
Akksara melirik apa yang sedang ditatap oleh Baleon, namun dirinya tidak mengerti sejauh mana tatapan Akksara. “aku sedang serius kamu melihat apa? Tanya Akksara sembari melihat kearah tatapan Baleon.
.
.
.
“aku melihat wanita di ujung sana, masih mudah ya? Sambil mengendong bayi, begitulah Pandora kira-kira jika berjalan bersama anaknya, ucap Baleon.
.
.
“akkasara hanya dia tidak berucap lagi, kini dia seperti bidak catur yang kenak skakmat tidak dapat bergerak dan game over.
.
.
.
Keduanya duduk kembali dengan posisi tegak.. tidak ada solusi hari itu… keduanya meneguk kopi, lalu tidak lama kemudian suara Hp dr Baleon berbunyi…
Ada pesan WA “dok segera keklinik ada pasien” pesan singat itu segera dibaca, Baleon yang cekatan langsung berdiri tegak dan berpamitan “aku duluan ada panggilan tugas” . “pikirkan solusinya segera, tenyata kamu juga lelaki” bisik Baleon lalu keluar melangkah dan mempercepat langkahnya keluar dari café Delita.
.
.
Kini Akksara terduduk sendirian terdiam, memainkan ponselnya. Tidak lama kemudian dirinyapun keluar dari café itu.
“aku harus menjaga Pandora dan anak aku, namun aku harus melakukan pendekatan seperti apa? Akksara terus bergumam pada diri sendiri, mengingat kembali solusi yang ditawarkan Baleon, “ Apa aku jujur saja lalu terima kosekuensi” , namun bagaimana jika aku dilaporkan kepolisi dan kembali masuk penjara?? Aduhhh ini masa percobaan aku baru berahir.. Akksara berpikir sangat keras sambil mengemudi mobilnya.. tidak lama kemudian mobinya diparkirkan di depan rumah mewah miliknya, dirinya segera turun dan melempaarkan kunci sembarang ke petugas jaga yang berpapasan ketika dirinya akan masuk ke rumah.
.
.
.
Seluruh badanya panas serasa terbakar, sehingga dirinya memilih langsung menanggalkan bajunya dan melangkah ke kamar mandi menyalakan kran dan menguyurkan air kekepalanya yang dirasanya sedang mendidih saat ini. tidak ada yang dapat dipikirkanya, kepalanya menunduk, tangan nya menompang dinding seakan-akan menompang tubunya yang terlihat lunglai, rasa bersalahnya, perasaan nya saat ini tidak bisa digambarkan. Jika melihat kondisinya saat ini Akksara terlihat frustasi dan depresi, tak lama kemudian dirinya terduduk dan memeluk kedua tubuhnya dengan air yang terus menguyur kepalanya.
.
.
Lelaki tidak dapat menangis mungkin kalimat itu cocok di utarakan untuk Akksara saat ini, melihat kenyataan didepan mata, dia juga terluka dan bahkan saat menerima kenyataan itu dia sangat terluka, bersalah dan rasa tanggung jawab menghantui nya, sialnya lagi dia tidak tau langkah apa yang harus ditempuh.
.
.
Kini kondisinya sama buruknya seperti para gadis yang depresi, hanya saja dia tidak mengekspresikan dirinya didepan orang-orang, dan berakhir di bawah shower dengan guyuran air untuk menenangkan dirinya.
.
.
.
Ditempat lain Pandora sedang tertidur pulas sambil menyusui anaknya, karena tidak kembali seharian, anaknya terus memeluknya sampai dirinya ikutan tertidur.