Siang ini Ratu berencana pergi ke alamat rumah orang kaya yang sudah di kirim oleh Desi teman satu kerjaan nya, Ratu pergi menggunakan ojek online yang di pesan nya melalui telepon genggam nya.
Ratu menggunakan pakaian ala kadarnya saja, kaus putih dengan celana panjang semata kaki, rambut nya di ikat begitu saja.
Ratu yang sudah sampai di alamat yang sesuai dengan pesan dari Desi hanya bisa melongo dan berdecak kagum melihat rumah mewah dengan pagar yang menjulang tinggi itu.
Ratu berjalan lambat mendekati pagar rumah itu, hanya ada satpam yang berjaga di pos.
"Permisi mas, apa ini rumah nya keluarga Atmaja?" tanya Ratu yang gugup hanya bisa memelintir ujung pakaian nya.
"Bener neng, ada perlu apa ya ke rumah ini?" tanya Satpam yang sedikit bingung dan hanya melihat penampilan Ratu yang sangat sederhana.
"Saya mau melamar jadi pembantu di rumah ini pak," jawab Ratu dengan sedikit tersenyum.
"Kalau begitu saya tanya dulu sama nyonya, kamu tunggu dulu di sini ya," ucap Satpam dan berlalu masuk ke dalam rumah mewah itu.
Ratu hanya menunggu di luar sambil melihat ke sana ke sini, Ratu masih sangat takjub karena bisa melihat rumah mewah dan megah di sekeliling nya.
Tidak lama setelah kepergian Satpam, masuk sebuah mobil mewah keluaran terbaru.
Tin, tin...
Suara klakson mobil yang memekik telinga Ratu.
"Woi, minggir loe!" teriak seorang wanita dari dalam mobil.
Ratu yang kaget hanya bisa memundurkan langkah nya.
Ratu hanya bisa menelan saliva nya melihat seorang wanita cantik yang masih menggunakan seragam sekolah itu melotot ke arah nya.
Mobil pun langsung masuk ke dalam pekarangan rumah ketika pagar terbuka secara otomatis, sedangkan Ratu hanya bisa memegangi d**a nya karena rasa kaget.
Tidak lama Satpam yang tadi kembali dan menemui Ratu kembali.
"Silahkan masuk neng, nyonya sudah menunggu," ucap Satpam itu.
Ratu pun mengikuti langkah Satpam masuk ke dalam rumah, melihat kemegahan rumah yang di d******i warna putih dengan kedua pilar yang menjulang tinggi pun membuat Ratu semakin berdecak kagum.
"Wah, pasti pemilik rumah ini sangat kaya." batin Ratu.
Ratu terus melangkah kan kaki nya mengikuti sang Satpam.
Sesampai nya di dalam rumah, Ratu semakin terkagum kagum melihat kemewahan rumah ini beserta perabotan di dalam nya, Ratu melihat seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik meskipun sudah tua, wanita itu tersenyum ke arah nya.
"Silahkan duduk," ucap nya tersenyum ke arah Ratu.
Dengan ragu ragu Ratu mendaratkan p****t nya ke sofa yang super empuk itu.
"Kamu yang mau melamar menjadi pembantu di rumah ini?" tanya wanita paruh baya yang berpenampilan sangat elegan itu.
"Iya nyonya." ucap Ratu yang masih sangat gugup.
"Berapa usia kamu, sepertinya kamu masih sangat muda?" tanya wanita paruh baya itu lagi.
"Saya masih delapan belas tahun nyonya, tapi saya bisa bekerja apapun nyonya," Ratu berusaha untuk menyakinkan wanita yang akan menjadi majikan nya ini.
Wanita paruh baya itu terbatuk ketika mendengar usia Ratu, tidak lama datang dua orang wanita yang masih menggunakan seragam sekolah, mereka adalah putri kembar dari wanita paruh baya yang bernama Ratih itu.
"Siapa ini ma?" tanya Lulu yang melirik ke arah Ratu.
"Ini kan wanita yang berdiri di depan tadi?" pekik Lala yang melotot ke arah Ratu.
Ratu pun hanya bisa menundukkan kepalanya melihat dua gadis cantik yang memiliki wajah yang sama itu.
"Dia melamar menjadi pembantu di rumah kita nak," ucap Ratih kepada kedua putri nya itu.
Lala dan Lulu langsung mendaratkan p****t mereka ke sofa.
"Ooo ...pembantu toh!" ucap Lala.
"Nama kamu siapa?" tanya Ratih yang kembali melihat ke arah Ratu.
Ratu kembali menegakkan kepalanya dan melihat ke arah Ratih.
"Nama saya Ratu, Nyonya." ucap Ratu.
Lala dan Lulu langsung tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Ratu.
"Kalian ini, tidak boleh begitu!" bentak Ratih melihat kelakuan kedua putrinya yang memang sangat tidak memiliki sopan dan santun itu.
"Lucu Ma, gak sesuai nama sama profesi." tawa Lala semakin pecah yang di ikuti oleh Lulu.
"Berarti di rumah ini lengkap dong Ma, ada Raja dan ada Ratu." Lulu pun kembali terkekeh.
"Sudah, kalian ganti pakaian dan segera makan siang!" bentak Ratih yang sudah malu melihat kelakuan putri kembarnya yang sudah berusia delapan belas tahun itu tetapi masih sangat kekanak-kanakan.
Lala dan Lulu berlalu pergi meninggalkan Ratih dan Ratu di ruangan keluarga itu, sedangkan Ratu berusaha tetap tenang dan tegar dengan apa yang di ucapkan oleh kedua wanita yang berusia sama dengan dirinya itu.
"Sabar Ratu, semua ini demi Rama, aku harus kuat," batin Ratu yang berusaha tersenyum ke arah Ratih.
"Maafkan kedua putri saya ya, mereka memang seperti itu, saya juga kadang bingung harus bagaimana merubah sikap mereka," ucap Ratih yang sudah menekuk wajahnya.
"Saya mengerti nyonya, saya tidak akan memasukan ke hati," ucap Ratu yang berusaha tersenyum kearah calon majikan nya itu.
Ratih akhirnya bisa bernafas lega, Ratih terus menanyakan mengapa Ratu harus bekerja padahal usia nya seharusnya masih ber sekolah, Ratu menceritakan semua nya kepada Ratih, Ratih yang memang memiliki hati yang lembut cukup iba dengan kisah hidup Ratu yang sudah menjadi yatim piatu dan harus merawat seorang adik yang memiliki penyakit jantung.
"Kalau begitu, besok kamu sudah boleh mulai bekerja," ucap Ratih kepada Ratu.
Ratu langsung berdiri dan mengucapkan terima kasih kepada Ratih yang mau menerima nya bekerja di rumah nya yang mewah ini.
Ratih menjelaskan jam kerja Ratu dan juga apa saja pekerjaan yang harus Ratu lakukan di rumah itu, Ratu cukup senang karena semua pekerjaan yang Ratih berikan adalah pekerjaan yang mampu di lakukan nya, belum lagi gaji yang di tawarkan oleh Ratih sama seperti yang dikatakan oleh Desi, dua kali lipat di banding gaji nya di Cafe.
"Kamu juga bisa memakai pakaian maid yang ada di kamar pembantu," ucap Ratih.
"Baik nyonya, terima kasih atas kebaikan hati nyonya." Ratu pun kembali menjabat tangan Ratih.
Ratih hanya tersenyum melihat kepergian Ratu.
"Anak yang malang, usia yang masih muda harus menghadapi kehidupan yang cukup keras." batin Ratih melihat tubuh Ratu yang sudah menghilang di balik pintu.
Ratu berjalan keluar dari pekarangan rumah itu sambil tersenyum, hati nya merasa sangat bahagia karena bisa bekerja dengan gaji yang cukup besar, dengan begini Ratu bisa mengumpul uang agar Rama bisa segera di operasi.