Raja Sang Penguasa

1006 Kata
Dengan antusias tinggi Ratu mengerjakan semua pekerjaan dengan baik dan cepat, Ratu yang mudah berbaur dengan para pembantu lain di rumah Atmaja itu dengan cepat mendapatkan teman, meskipun usia pembantu di rumah itu kebanyakan diatas kepala tiga, namun Ratu dengan mudah mendapat dukungan mereka. "Kamu masih sangat muda, kenapa mau menjadi pembantu nak?" tanya Mbok Mimin yang sedang memasak di dapur. Ratu yang sedang membantu memotongi sayuran hanya bisa tersenyum. "Iya mbok, demi sesuap nasi dan melangsungkan kehidupan saya dan adik saya," jawab Ratu. "Tapi kamu kan masih muda, banyak pekerjaan yang lebih baik, anak mbok kerja di mall gajinya lumayan dan bisa selalu berpenampilan cantik."sahut mbok Mimin yang kini sudah menghadap ke arah Ratu. Ratu menghentikan pekerjaan nya, kemudian menarik nafasnya. "Saya gak tamat sekolah mbok, mana ada yang mau menerima orang seperti saya bekerja," gumam nya yang sudah meneteskan air mata. Mbok Mimin yang kasihan dengan Ratu pun langsung menghampiri Ratu dan memeluk tubuh ramping nya itu. "Yang sabar ya nak, semoga suatu hari nanti kamu mendapatkan jodoh yang baik, yang bisa merubah hidup dan nasib mu." ucap mbok Mimin. Ratu hanya bisa mengeratkan pelukan nya kepada mbok Mimin dan menangis di pelukan nya. "Mana ada pria yang mau sama ku Mbok, aku ini wanita kotor yang sudah ternoda," batin Ratu menangisi nasib nya. Mereka kembali melakukan pekerjaan nya, tanpa terasa sudah waktunya Ratu untuk pulang, pukul delapan malam sesuai kesepakatan nya dengan Ratih, Ratu mengganti pakaian nya, seperti biasa Ratu hanya menggunakan kaus dan celana panjang, hanya sendal jepit yang mengalasi kaki nya. Ratu keluar dari pintu utama, namun di depan Ratu berpapasan dengan Raja yang baru saja keluar dari mobil nya yang super mahal, Raja menggunakan pakaian casual, wajah tampan nya di tutupi oleh kaca mata hitam nya, Ratu pun hanya bisa menelan saliva nya melihat pria tampan di depan nya. Raja yang baru saja menginjak kan kaki nya ke teras membuka kacamata hitam itu, Ratu tersenyum ke arah Raja namun Raja mengabaikan dan melewati nya begitu saja, bahkan Raja seperti tidak melihat siapa pun. "Sombong amat sih tuh orang, aku sebesar ini apa tidak terlihat?" ucap Ratu pada diri nya sendiri, Ratu hanya bisa melihat penampilan nya yang memang seperti gembel. "Apa sih yang ku pikir kan, pria sempurna seperti dirinya memang tidak pantas melihat wanita gembel seperti ku." ucap Ratu pada diri nya sendiri dan melanjutkan perjalanan nya. Raja memasuki rumah mewah itu, Ratih dan kedua putri kembar nya langsung menghampiri Raja dan memeluk nya bergantian. "Mas Raja, mana oleh-oleh untuk ku?" ucap Lulu yang sudah membentang kan kedua tangan nya. Raja langsung menyerahkan sebuah paper bag kepada Lulu. "Untukku mana Mas?" tanya Lala yang tidak mau ketinggalan. "Ini buat adik ku yang cantik," ucap Raja dengan suara bariton nya. "Mas Raja memang yang terbaik." ucap Lala menunjukkan ibu jempolnya. "Ini untuk mama ku tersayang," sahut Raja dan langsung memberikan paper bag kepada Ratih. Ratih tersenyum melihat putra nya itu, meskipun Raja sangat angkuh dan sombong namun dia selalu menunjukkan kasih sayang nya kepada mama dan kedua adik kembar nya itu. Mereka menuju meja makan, banyak makanan lezat sudah terhidang menyambut kepulangan Raja dari Amerika. "Bagaimana pekerjaan di sana nak?" tanya Ratih. "Semua baik-baik saja ma, tenang lah putra mu ini bisa di andalkan," jawab Raja dengan sedikit tersenyum. "Lalu kakak sudah bertemu dengan kak Anya?" tanya Lala. Ratih yang kaget menjatuhkan sendok nya ke lantai, Ratih memang tidak menyukai hubungan Raja dengan Anya. "Lala, kenapa bahas wanita itu sih?" geram Ratih melihat putri nya itu. "Ada apa Ma? kenapa Mama selalu begini bila membahas Anya, aku sudah memutuskan akan menikah dengan Anya tiga hari lagi," ucap Raja dengan tegas. Ratih yang kaget langsung berdiri dari kursinya. "Tidak! Mama tidak setuju Raja!" teriak Ratih yang sudah membulatkan kedua mata nya. "Terserah mama, aku sudah mempersiapkan semuanya, kami akan menikah tiga hari lagi, karena permintaan Anya pernikahan kami akan dilaksanakan tertutup, hanya kerabat dan rekan bisnis penting saja yang aku undang, aku akan menikah dengan Anya di rumah ini, sebaiknya kalian semua bersiap-siap," ucap Raja dan langsung bangkit dari tempat duduk nya. Ratih hanya bisa mengelus d**a nya,sedangkan Lala dan Lulu hanya bisa melanjutkan makan malam mereka tanpa bersuara. Semenjak kepergian papa mereka, Raja memang selalu melakukan apapun semau nya, bahkan Raja tidak pernah mau mendengar ucapan Ratih mama nya, bisa di bilang Raja adalah penguasa rumah ini setelah peninggalan sang papa. Raja memasuki kamar nya yang sudah bersih dan rapi, Raja langsung membuka jaket dan kaus yang menempel di tubuh nya, dapat terlihat tubuh tegap dan atletis dengan kulit putih bersih. Raja menjatuhkan tubuhnya ke ranjang. Raja mengambil foto nya yang ada di nakas, fotonya bersama Anya Alexandra, gadis cantik nan sexy yang sudah dua tahun menjadi kekasihnya, meskipun mereka sering melakukan hubungan jarak jauh karena profesi Anya adalah seorang model internasional, namun Raja sangat mencintai dan sangat posesif terhadap Anya. "Kau akan segera menjadi milikku selamanya sayang," ucap Raja pada diri nya sendiri. Raja langsung mengambil telepon genggam nya, padahal dirinya dan Anya baru saja berpisah di bandara namun rasa rindunya sudah begitu menggebu. Anya yang sedang bergumul dengan seorang pria di ranjang pun terpaksa meraih telepon genggam nya di dalam tas yang terus berdering, terlihat nama Raja yang memanggil, Anya pun menyuruh teman pria nya itu untuk diam dan menghentikan aktivitas panas mereka. Anya terpaksa mengangkat panggilan telepon dari Raja. "Iya sayang, ada apa sih?" "Aku hanya khawatir Baby, apa kau sudah di rumah?" "Aku sudah di rumah sejak tadi honey," "Ahh-" desah Anya karena pria di samping nya memasukan jari nya ke liang kewanitaan Anya. "Kenapa Baby?" "Tidak apa sayang, ada semut yang menggigit kakiku, kalau begitu aku mau mandi, bye honey." Anya memutuskan sambungan telepon nya, Raja hanya bisa menghela nafasnya dan dirinya berencana untuk segera mandi dan membersihkan tubuhnya yang memang terasa lelah. Anya kembali meletakkan telepon genggam nya di atas nakas, Anya kembali melakukan aktivitas panas nya bersama pria berperawakan bule itu, mereka terus bergumul hingga hanya suara khas percintaan memenuhi kamar hotel itu. "Ahh- terus Baby" desahnya menikmati semua aktivitas percintaan mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN