14. Bantuan Abs

1508 Kata

Aku tak bisa menahan rasa pusing di kepala saat aku kembali duduk di hadapan Mario. Memikirkan pembicaraan para wanita tadi di toilet membuatku pening. Kalau begini, rasanya aku ingin sekali menghantamkan kepala ini ke dinding agar semua penat yang terlanjur tertanam menguap dan menghilang. Kalimat-kalimat tuduhan yang dikatakan para wanita tadi masih melekat dalam ingatan. Serendah itukah aku di mata mereka? Sedangkal itukah anak seorang Tjandra Pratama? Iya, mungkin mereka benar aku rendah dan berpikiran dangkal. Aku memang memiliki kesepakatan konyol dengan Mario untuk mengembalikan saham perusahaan papa, tapi untuk ber-one night stand dengannya sangat tidak mungkin. Harga diriku yang hanya tinggal sedikit ini tidak akan kusia-siakan untuk Mario. “Baby, kamu kenapa? kamu kelihatan san

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN