16. Kabar Baik

1188 Kata
"Tidak Ma, Mamaku tidak mungkin seperti itu." Chacha menangis sesenggukan mendengar cerita Sofya tentang kebejatan Astri dulu. "Kamu anak hasil perbuatan itu, aku melihatnya sendiri menggunakan kedua mata kepalaku. Satu bulan usai kejadian itu, Mamamu bilang bahwa dia hamil dan meminta pertanggungjawaban dari mantan suamiku." Sofya memandang Chacha tak suka. Bebby menggigit bibir bawahnya, dia jadi merasa bersalah sekali karena sudah membongkar rahasia yang sudah disembunyikan oleh Sofya dan Danar selama ini. "Dan untuk keputusan kamu tadi, Virgo. Mama akan mendukung kalau kamu bercerai dari istri keduamu usai dia melahirkan. Cukup satu istri, jangan sakiti Bebby terus menerus." tak tanggung-tanggung, Sofya langsung menyetujui rencana yang Virgo ceritakan tadi. "Bapak akan siap kapan pun mengantar kamu ke Malang untuk memulangkan Chacha." sahut Danar. Virgo kaget mendengar jika Danar mendukung keputusannya. Karena selama ini yang mereka tahu, Danar orang yang paling netral akan masalah ini. Tapi nyatanya, Danar juga tidak setuju Virgo menikahi Chacha. "Sebenarnya saat Mama cerita bahwa Chacha adalah anak dari mantan suaminya dengan perempuan itu setelah pulang dari Malang saat acara lamaran, Bapak berpikir bagaimana caranya membatalkan pernikahan kalian. Jadi saat almarhum Pak Guntur meminta kepada Bapak menjadikan Bebby sebagai menantu di keluarga ini, langsung Bapak ambil kesempatan dan Bapak penuhi permintaannya. Semua itu bukan hanya semata-mata permintaan almarhum Pak Guntur saja, tapi Bapak juga menginginkan." jelas Danar panjang lebar. Di sini orang yang paling terpukul adalah Bebby. Ternyata selama ini yang berusaha memisahkan Virgo dari Chacha bukan hanya Sofya, tapi Danar juga berusaha. Kedua mata wanita itu tiba-tiba berkaca-kaca. "Berarti aku yang sudah bikin Mama sakit hati. Aku yang memaksa Mas Virgo menikahi Chacha. Maafkan aku, Ma. Aku yang salah." Bebby masih bisa menahan tangisannya. Suasana jadi sedih, semua sedih dengan perasaan masing-masing. Sofya dengan kenangan masa lalu, Mongky dengan kenyataan bahwa Chacha adalah adiknya, Chacha dengan kenyataan bahwa Astri dulu menggoda suami orang. Virgo sedih karena ternyata dirinya tidak peka dan Bebby sedih karena dia merasa bahwa dirinyalah sumber masalah. "Aku yang membuat kekacauan ini terjadi. Aku yang salah. Aku yang sudah memaksa Mas Virgo menikahi Chacha dan aku yang sudah membongkar rahasia Mama." kata-kata Bebby tercekat, tenggorokannya serasa sakit karena dia susah bicara akibat menahan tangis. "Bukan salah kamu, Beb. Mungkin memang sudah seharusnya kenyataan ini terbongkar. Lebih baik terungkap sekarang ketimbang nanti dan semakin membuat kita semua sakit hati." Sofya tidak menyalahkan Bebby sama sekali. "Mama juga minta maaf sama kalian, karena dari awal sudah tidak jujur." "Mongky, kamu sudah besar. Mama tidak melarang kamu mencari tahu keberadaan lelaki itu jika kamu penasaran siapa Ayah kandungmu." pandangan Sofya mengarah ke anak sulungnya. "Haha... Yang benar saja, Ma. Mana mungkin aku membuang-buang waktuku hanya untuk mencari lelaki kurang ajar yang sudah melukai perasaan Mama. Lagi pula, aku sudah punya Bapak." sahut Mongky dengan nada yang tak dapat digambarkan. "Hah... Aku sangat tidak menyangka memiliki adik lain lagi." desahnya sambil mengusap wajah, kedua mata lelaki itu terlihat memerah. "Buat kamu, maaf kalau selama ini aku tidak pernah bersikap baik sama kamu. Tapi demi apa pun, aku benar-benar tidak bisa menerimamu menjadi menantuku." kata Sofya pada Chacha yang hanya bisa menangis. "Setelah kamu melahirkan nanti, kami akan mengantar kamu pulang ke orang tuamu. Biar saja darah daging Virgo tetap di sini." "Ma... Kan masih kecil." sela Virgo. "Kenapa? Mama masih bisa mengurus bayi. Masih banyak yang jual s**u formula. Lagi pula Bebby juga ibunya. Meski Mama tidak suka pada istri keduamu itu, anak yang dia kandung tetap cucu Mama." tentang Sofya. Tidak ada jawaban dari Chacha, wanita itu benar-benar diam dan hanya menangis. "Mama capek, mau istirahat." Sofya pergi dari sana menuju kamar, dia rasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Semua sudah jelas, dan dirinya tidak menyalahkan Bebby karena sudah membongkar rahasia ini. Satu persatu dari mereka pergi dari ruang tamu. Kini hanya tersisa Bebby dan Virgo. Chacha juga kembali ke kamar, mungkin wanita itu ingin melanjutkan acara menangisinya. "Mas... Maaf." "Syut... Mama bilang kalau dia tidak marah kan sama kamu." sebisa mungkin Virgo menenangkan Bebby. Lelaki itu mengajak istri pertamanya ke kamar. Entah kenapa rasa simpati Virgo pada Chacha benar-benar hilang tanpa bekas. Virgo lebih memilih menenangkan Bebby yang masih merasa bersalah. Sepasang suami istri itu sekarang duduk di atas ranjang berdua. Bebby kembali menyalahkan dirinya sendiri. Waktu tak dapat diputar, jika bisa pasti Bebby tidak akan memaksa Virgo menikahi Chacha. "Sudah Beb, semua orang lagi butuh waktu untuk berpikir. Kamu tenangkan pikiran dulu ya." Tangan Virgo terulur, dia usap puncak kepala istri pertamanya yang terbungkus hijab. Sesekali lelaki itu mengecup pipi Bebby karena tidak mau Bebby terlalu cemas. "Kamu mau ke mana, Mas?" Bebby ikut berdiri saat Virgo beranjak dari ranjang. "Mau ambil wudhu buat salat dhuha." "Oh... Ya sudah." Bebby kembali duduk dan membiarkan Virgo pergi ke kamar mandi. Jarum yang Bebby pakai untuk pengikat hijab dia buka. Wanita itu memilih berjalan menuju meja belajar Virgo. Dia akan membiarkan suaminya salat dhuha dengan tenang. Virgo kembali dari kamar mandi, lelaki itu sudah bersiap untuk salat sunnah. Bebby memilih diam dan mencoba tidak berpikir terlalu berat tentang masalah ini. Seperti yang dikatakan Sofya tadi, mama mertuanya itu tidak menyalahkan dirinya sedikit pun. "Gue tidak bisa membayangkan jadi Chacha, sudah diceraikan suami terus harus pisah sama anaknya. Bukannya gue tidak mau mengurus bayi itu nanti kalau lahir, tapi kan namanya bayi akan lebih baik jika diurus oleh ibu kandungnya." gumam Bebby pelan karena takut mengganggu ibadah Virgo. Drt... Drt... Drt... Kepala Bebby menoleh melihat ponselnya. Ada nomor baru yang menghubunginya. Semoga itu bukan nomor yang jahil lagi padanya. Entah dering ke berapa, Bebby baru menerima panggilan telepon itu. "Hallo..." "Hallo... Ini dengan saudari Bebby Ajeng Abyansa?" tanya orang di seberang. "Iya benar, kenapa ya Mbak?" tanya Bebby karena memang tidak tahu dia siapa. "Saya suster dari pihak Rumah Sakit Delima membawa kabar baik untuk saudari Bebby." "Iya sus, kabar baik apa?" sungguh Bebby sangat penasaran. Kedua mata Bebby yang tadi sendu, kini berubah jadi berbinar-binar mendengar penjelasan sang suster yang menghubunginya sekarang. Ini memang kabar baik baginya. "Baik sus, saya mengerti." Sambungan telepon terputus, Bebby melihat ke arah Virgo yang baru saja membuka sarungnya dan sekarang sedang membuka kancing baju kokonya. Bebby berlari ke arah Virgo secepat kilat. "Mas Virgo sayang..." Virgo sedikit kaget saat Bebby memeluk tubuhnya dari belakang cukup erat hingga membuat tangannya terhenti. Padahal kancing kokonya belum semua terbuka. "Kenapa sayang?" Dilepasnya tangan Bebby dari perut Virgo. Wanita itu memutar tubuhnya dan menghadap suami tercinta. Tangan Bebby kini beralih membuka kancing koko yang masih tersisa tiga lagi. "Aku ada kabar baik, besok aku diminta datang ke rumah sakit." "Serius?" Virgo juga terlihat bahagia mendengar hal ini. "Iya serius, barusan dapat telepon dari susternya." Lelaki itu membuka kokonya setelah Bebby selesai membuka semua kancingnya. Bebby mengambil baju koko dari tangan Virgo dan menggantungnya ke tempat semula. "Jam berapa ke rumah sakit?" "Pagi." "Ya sudah, bareng aku saja besok. Tapi maaf, aku tidak bisa menemani. Soalnya aku sudah mulai kerja besok." Kepala Bebby mengangguk berulang kali. Dia tidak masalah meski Virgo tidak bisa menemaninya. "Tidak apa-apa Mas, aku berani kok sendiri." Ditariknya tubuh Bebby ke dalam pelukan, Virgo ikut senang mendengar kabar ini. Setidaknya, Bebby tidak terlalu kepikiran dengan masalah tadi. *** Next...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN