XVIII

1833 Kata

“Rex... “ Atreya terbatuk-batuk karena lehernya entah kenapa terasa gatal. Saat matanya fokus, ia melihat semua orang berdiri menbentuk lingkaran kecil dengan dirinya sebagai objek utama. “Akhirnya Lo sadar.” Luput dari penglihatan Atreya, raut-raut cemas semua orang saat menatapnya, bahkan Afrak sekali pun. Atreya mengedarkan pandangnya, mengubah posisi dari berbaring menjadi duduk. Atreya terkesiap. Ia berada di dalam kamar. “Kita di mana?” “Kita udah berhasil di tahap tadi, Rex,” Abidan tersenyum lebar. “Ha? Serius? “ “Iya, Bung. Bung pingsan di detik-detik terakhir kita menang,” tambah Arlan. “Bagaimana bisa, Bung? Saya tenggelam di dalam air.” “Ya, Afrak bersikeras buat nyebur nolong kamu.” Atreya menoleh pada Afrak. “Makasih ya, Frak.” “Hem.” Afrak langsung memali

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN