Minggu pagi. Aku masih berkutat dengan motor kesayanganku. Iya, hanya dia yang aku sayang. Kalau ke Dinda itu cinta, bukan sayang lagi. Jadi tolong dibedakan. Cintaku hanyalah untuk dia. Tapi, karena dia masih tidak bisa aku miliki. Jadi, aku hanya bisa mencurahkan segala rasa sayangku pada motorku. Aku selalu membersihkannya dengan rutin. Ddengan sentuhan-sentuhan terlembut. Busa-busa menutupi seluruh body-nya. Biasanya, Lely akan mengoceh jika aku banyak menggunakan sabun untuk mencuci motor. “Mas, jangan banyak-banyak. Kenapa enggak pakai sampo lima ratusan saja sih? Kan itu sabun Lely mahal.” Begitulah kira-kira isi ocehannya padaku. Namun, hari ini dia tidak mengoceh padaku. Karena, sedari tadi dia sudah berangkat mengajari Dito karate lagi. Aku jadi heran, tidak biasanya dia mau