Ara dan Nindy pun pergi dari sana meskipun Saga masih melihat ke arah Ara. Ia benar-benar tidak tahu apa salahnya sampai Ara seperti ini kepadanya. Lagi pula sebelum ini ia tidak mengenal cewek itu. Ia hanya tahu saja bahwa cewek itu sering berada di jajaran nomor 1 rangking paralel di SMP 25 dulu. Selebihnya tentang dia, ia sama sekali tidak tahu. Namun sikap cewek tadi seperti mengindikasikan bahwa cewek tadi punya masalah dengan nya. Karena tidak mungkin dia marah-marah hanya karena ketumpahan kuah bakso saja. Ia pun masih memikirkan tentang apa salah nya pada cewek itu.
"Astaga gua kaget sumpah Ra, Lo kenapa deh tadi tuh Ra? Lo kemasukan jin atau apa deh. Gua kaget bener sumpah." tanya Nindy tersebut.
"Udah deh Nin, ga usah bahas yang tadi. Ayo ke ruang guru pasti disana udah ditunggu." ujar Ara dan mereka ke ruang guru. Disana Ara dan Nindy mengecek kembali berkas-berkas yang lalu dan menandatangani beberapa berkas lainnya. Sampai akhirnya mereka sudah selesai. Dan saat ini mereka keluar dari ruang guru, di depan ruang guru seperti orang yang berjodoh saja, Saga kembali dipertemukan dengan Ara. Sebenarnya saat ini Saga ingin mengungkit yang tadi karena ia heran ia memiliki salah apa kepada Ara itu. Namun Zean dan Sultan keburu mengajaknya untuk masuk ke dalam. Ara pun lega karena Saga tidak mengganggunya lagi untuk saat ini dan kedepan nya.
Saat ini Ara dan Nindy pun memutuskan untuk pergi ke Mall, karena tadi mereka berpikiran untuk memberikan kenang-kenangan kepada guru mereka. Mereka sudah berangkat bersama dengan Pak Dadang, supir keluarga Nindy. Di jalan mereka kembali mengobrol, Ara masih memegangi tangannya yang masih sedikit kemerahan karena kuah bakso yang ditumpahkan oleh Saga.
"Ra, seriusan itu tangan Lo ga papa? Mending kita pergi ke dokter dulu atau gimana yuk?" tanya Nindy yang tampak khawatir dengan tangan Ara itu.
"Ga usah lah Ra, ntar kita beli salep aja waktu sampe ke mall. Gampang lah itu mah." ujar Ara yang diangguki oleh Nindy. Mereka pun saat ini akhirnya sudah sampai juga di Mall Mega. Mereka masuk ke dalam mall dan langsung pergi mencari apotik, setelah sudah membeli salep. Ara memakai salep tersebut ke tangannya. Baru setelah itu mereka pergi lagi mencari kado.
Mereka pergi ke jejeran tas-tas mewah yang ada di salah satu toko brand ternama di dunia, mereka pun sedang memilih-milih dan pastinya banyak yang heran dengan mereka berdua karena mereka masih memakai seragam SMP mereka karena seragam SMA mereka belum jadi. Namun setelah mereka membeli salah satu tas termahal dan Ara mengeluarkan Black Card mereka pun paham bahwa kedua anak yang sedang membeli tas itu merupakan anak konglomerat. Ara dan Nindy sudah keluar dari sana saat ini.
Mereka berpindah-pindah tempat lagi dari satu toko ke toko yang lain nya. Meskipun sudah begini tetap saja ia tidak bisa melupakan hal yang tadi malam terjadi. Rasanya ingatan Ara mengenai hal itu tidak akan bisa hilang.
"Habis ini makan dulu kuy Ra? Gimana? Kita dah lama kan ga makan di warteg ibu. Gua kangen banget sumpah makan disana." ujar Nindy tersebut.
"Oke juga ide Lo. Gua setuju nih, pasti bakalan enak polll apa lagi kita abis jalan-jalan gini kan. Gua lagi bayangin es kopi nya Ibu deh. Beuh yang lain mah kalan banyak pokoknya dah. Sekarang mending yuk cepet milih nya. Gegara Lo bilang kayak gitu tadi gua jadi pengen banget sumpah buat cepet pergi ke warteg Ibu." ujar Ara dan mereka pun saat ini lekas membayar barang yang tadi mereka beli. Saat ini walaupun sebenarnya masih ingin keliling tapi mereka memilih untuk mengakhiri nya karena jujur mereka sudah lapar.
Ara dan Nindy pun sedang dalam perjalanan menuju ke warteg Ibu bersama dengan sopir dari Nindy. Mereka pun masih di jalan sembari mengobrol dan sesekali bernyanyi jika lagu yang di radio mereka suka.
"Amin paling serius, seluruh dunia. Ini lagi dalem banget ga sih Ra? Kayak sumpah sih bener-bener wow banget lagu nya." ujar Nindy di angguki oleh Ara. Saat ini mereka berdua akhirnya sampai juga di warteg Ibu yang ada di depan SMP 25. Warteg ini merupakan warteg langganan dari Ara dan Nindy sejak SMP dulu. Meskipun mereka merupakan anak konglomerat tapi jika mereka sudah ada di warteg Ibu, makanan kaki lima rasanya seperti makanan ala chef bintang lima. Mereka pun saat ini masuk ke dalam warteg. Ternyata ada beberapa orang disana dan salah satu nya adalah Alex, kakak Ara.
"Eh ,ada Kak Alex tuh Ra." ujar Nindy dan Ara pun melihat ke arah kakak nya itu dan benar saja. Kakak nya sedang ada di sana bersama dengan beberapa teman-temannya. Ara pun hanya saling pandang dan setelah itu mereka langsung membuang pandangan karena memang mereka jarang bertegur sapa. Namun tidak ada masalah antara mereka, memang kebiasaan mereka saja yang begitu. Nindy saja sampai ingat dan hafal akan kebiasaan.
Nindy dan Ara pun saat ini memutuskan untuk duduk di salah satu meja yang sedikit jauh dari meja Alex. Mereka pun sedang menunggu makanan.
"Itu bukan nya Adek Lo ya Lex?" tanya Leo yang merupakan teman Alex.
"Iya. Jangan di ganggu." ujar Alex yang memang sangat tidak suka jika teman-teman nya itu memganggu adik nya. Bahkan saat ini dirinya sudah memperlihatkan ketidaksenangan nya itu pada teman-teman nya saat ini.
"Iya iya ga bakalan, ada penjaga nya disini mana berani." ujar Leo itu.
Mereka pun saat ini fokus makan lagi, tapi setelah itu Leo melihat beberapa cowok saat ini menuju ke meja milik Ara dan Nindy tersebut. Ia pun melihat terlebih dahulu sebelum ia nanti mengatakan kepada Alex itu.
Saat ini Saga, Sultan dan Zean sedang menuju ke meja Ara dan Nindy. Entah mengapa seperti kebetulan sekali mereka berdua di pertemukan disini. Sebenarnya Sultan dan Zean ingin pindah tempat saja saat ia melihat di dalam ada Ara dan Nindy. Tapi Saga sudah terlanjur melihat ke mereka berdua tadi. Dan karena Saga yang masih kepo tentang masalah nya dengan Ara maka dari itu ia pun saat ini mendekat ke arah Ara. Ia benar-benar penasaran sekali.
"Ketemu lagi kita. Lo sama gua belum selesai." ujar Saga yang membuat Ara yang tadi nya tersenyum bersama Nindy itu pun langsung diam saja. Ia tampak seperti sangat tak ingin melihat Saga pada saat ini juga. Namun kenapa Saga malah muncul terus di depan nya. Membuat nya gila saja.
Ara saat ini diam saja karena ia pikir dengan mendiam kan Saga, Saga akan capek dan akhirnya menyerah sendiri. Namun ternyata Ara salah. Karena saat ini Saga malah semakin gencar untuk bertanya kepada Ara. Saga saat ini selalu menanyakan kepada Ara tentang kesalahan apa yang sudah ia perbuat.
"Lo bisa diem ga sih! Nin ayo balik aja. Gua udah ga nafsu makan." ujar Ara yang keras sehingga membuat Alex dan yang lainnya menengok ke arah nya. Saat ini Alex baru melihat Ada yang ternyata di datangi oleh tiga cowok itu.
"Apa sih Lo? Gua tanya baik-baik dari tadi sama Lo. Kalo ada masalah antara gua sama Lo mending kita selesaikan baik-baik aja." ujar Saga tersebut masih ingin mengetahui masalah apa yang mereka berdua miliki saat ini.
"Nindy ayo balik. Ga usah pegang gua!" ujar Ara saat Saga berusaha mencegah nya pergi dengan memegang tangan Ara tersebut.
"Lepasin. Kalo ga Lo habis sama gua." ujar Alex yang datang ke sana.