“Bu apa ga bisa di pindah sekarang Bu bangku nya?” tanya Adara masih berharap jika saja ia bisa terbebas dari Saga. Namun harapan nya pupus saat Bu Juwita menggeleng tanda bahwa apa yang di harap kan oleh Adara tidak terwujud.
Adara saat ini dengan terpaksa mendekati bangku tersebut di mana Saga juga sudah duduk disana karena sedari tadi ia tak ada masalah juga jika harus satu bangku dengan Adara. Ara sudah duduk di samping Saga dengan sangat terpaksa sekali.
Sementara Nindy melihat Ara dan Saga saat ini, tampak ada yang aneh dari mereka. Sebenar nya sejak kemarjn Nindy sudah mengira nya dan sampai sekarang masih. Tadi juga daat di mading ia mendengar bahwa Saga di tampar oleh Ara disana. Tentu Nindy cukup terkejut karena seingat nya selama ia dekat dengan Ara, Ara sama sekali tidak mengenal Saga. Bahwa Saga terlihat juga baru mengenal Adara tersebut. Lalu apa yang menjadi permasalahan antara mereka berdua sebenar nya? Kenapa aneh rasa nya saat tahu tiba-tiba saja Ara merasa tak suka kepada Saga tanpa alasan.
Gua nanti harus tanya sama Ara, karena pasti ada masalah. Batin Nindy itu.
Sementara Sultan dan Zean kembali ketakutan jika semua nya terbongkar karena saat ini mereka melihat Saga duduk satu bangku bersama dengan Ara. Mereka belum siap mendapat kan amukan dari Saga, karena sebenar nya ini juga merupakan tanggung jawab mereka berdua yang sudah memberikan obat perangsang ke Saga.
“Oke anak-anak kita mulai lagi ya sekarang kita tinggal nyusun piket nya aja ya. Nah untuk jadwal piket mau pilih sendiri atau di acak?” tanya Bu Juwita ke mereka.
“Di acak aja bu biar adil. Karena kalo di pilih sendiri nanti bingung dan malah menambah banyak perpecahan juga.” ujar salah satu siswa di kelas 10 IPS 2.
Mereka semua pun akhir nya sepakat dengan menggunakan pilihan acak untuk mengatur kelompok yang berjumlah lima orang itu. Sungguh yang saat ini ada di dalam pikiran dari Ara adalah ia berdoa supaya hari nya tidak lagi sial karena ada kemungkinan ia akan berkelompok dengan Saga jika semua nya di buat acak.
Ya meski pun piket tersebut bukan seperti kelompok di pelajaran tapi tetap saja Ara tidak mau berada di satu waktu dengan Saga. Saat ini Bu Juwita sudah membuat acakan nomor dan karena mereka ada 25 anak jadi di setiap kocokan ada 5 nomor yang sama. Nomor itu nanti mewakili hari di mana mereka piket, yaitu hari senin mendapatkan nomor 1 dan juga seterus nya. Mereka pun saat ini mengambil semua.
Semoga ga sama Saga, please jangan sama Saga. Batin Adara berharap dengan sangat mengharapkan supaya kali ini ia tidak terjebak dengan Saga lagi. Mereka saat ini sedang menulis jadwal piket mereka di depan yaitu di papan tulis satu perdatu di bawa nomor yang ada disana. Adara mendapat kan nomor tiga dan ia tidak tahu siapa saja yang akan satu jadwal piket dengan nya karena sampai saat ini belum ada sama sekali yang mengisi di bagian nomor tiga. Entah lah kenapa bisa seperti itu juga.
Sementara Saga saat ini masih belum menulis di depan, ia ingin melihat siapa teman di piket nya dulu. Namun aneh karena di bagian nomor nya sama sekali belum ada yang menulis. Ia mendapat kan nomor 3 saat ini dan yang ia tahu Vanya juga kebetulan mendapat kan nomor 3. Namun sama dengan Saga ia nanti menulis nya.
Hampir semua nomor sudah ada yang mengisi saat ini kecuali nomor 3. Bu Juwita pun bertanya kepada mereka di mana nomor yang masih belum terisi itu karena pasti ada yang mendapat kan nomor tersebut. Akhir nya Skala yang merupakan ketua kelas di kelas 10 IPS 2 itu pun maju karena ia juga nomor 3.
Para cewek pun merasa pupus harapan nya untuk satu kelompok piket dengan salah satu most wanted di SMA 45 Itu, saat ini mereka hanya berharap pada Saga yang memang belum tahu sebenar mya ia ada di nomor berapa. Saat ini Sultan maju karena ia mendapat kan nomor 3. Ia pun menulis kan namanya di bawah nomor 3.
Saga sebenar nya sangat malas jika harus satu kelompok dengan Skala karena bagi nya Skala sangat ribet. Lagi pula juga hubungan nya dengan Skala tidak baik sejak dulu mereka berada di jenjang SMP. Namun ia akan menunggu lagi hingga empat orang yang mengisi nomor tiga itu untuk melihat siapa yang selanjut nya.
“Van, lo tulis sana nama lo.” ujar Saga dan Vanya pun maju sementara saat ini Zean sudah akan maju untuk menuliskan nama nya di bawah nomor 4 tapi di cegah oleh Saga. Karena nanti nya jika satu orang yang belum menuliskan nama di nomor tiga itu tidak Saga sukai ia bisa tukaran nomor dengan Zean. Meski pun sangat malas menunggu tapi akhir nya Zean menuruti apa kata Saga saja. Ia pun menunggu.
Adara sedang melihat ke arah nomor tiga, nama-nama itu masih dalam batas ia bisa terima meski pun Sultan merupakan teman orang yang paling ia benci, begitu pun dengan Vanya yang mana saat first impersion mereka tidak bagus juga. Mungkin yang bisa ia terima dengan lapang d**a hanya lah Skala saja yang ia belum kenal.
Saat ini Adara maju ke depan untuk menulis kan nama di bawah nomor, tentu saja Saga melihat itu semua dengan seksama dan saat tahu Adara menulis nama di bawah nomor 3 ia pun langsung maju ke depan dan mengatakan pada Zean jika ia tidak akan menukar nomor tersebut. Ia tampak melangkah ke arah papan tulis yang mana di lihat oleh banyak pasang mata yang masih berharap satu kelompok dengan Saga. Terutama para cewek yang sudah sangat menyukai Saga sedari awal melihatnya.
“Kayak nya kita emang jodoh Adara, sampai jadwal piket yang udah di acak aja gua tetep sama lo.” ujar Saga berbisik di belakang Adara saat dirinya sedang menulis nama nya. Ara pun melotot tak percaya dan ia membalikkan badan nya. Saat berbalik sudah ada Saga yang menunjukkan nomor nya kepada Ara. Ara benar-benar sial.
“Bu, apa saya boleh ganti jadwal piket?” tanya Adara kelasa Bu Juwita itu.
“Akan sangat tidak adil Adara jika Ibu memboleh kan kamu untuk mengganti jadwal piket karena dari kesepakatan bersama tadi jadwal piket akan di tentu kan dengan acak. Jadi maaf Ara, tidak bisa.” ujar Bu Juwita membuat Ara menjadi lemas.
Sementara saat ini Saga sedang menulis nama nya tepat di bawah nama Adara. Hal itu membuat seisi kelas heboh dan iri kepada Vanya dan Adara yang mana mereka berdua bisa satu kelompok piket dengan dua most wanted sekaligus sekarang. Rasa nya benar-benar semua keindahan duniawi bisa mendapatkan kesempatan itu.
“Baik anak-anak semua sudah menulis jadwal piket nya ya. Untuk sekertaris boleh nanti di foto lalu di tulis dengan rapi atau di ketik juga boleh untuk di tenpel kan di mading kelas ya. Karena sebentar lagi istirahat jadi kita cukup kan sampai di sini saja ya anak-anak.” ujar Bu Juwita yang langsung beramitan dan keluar dari kelas.
“Lo masih ga mau ngasih tau ke gua? Tentang kesalahan gua sama lo?” tanya Saga sembari melihat ke arah Adara yang sedang merapih kan tas nya tersebut.
Karena tidak mendapat kan jawaban dari Adara saat kni Saga bertanya lagi.
“Adara Ayesha, apa salah gua sama lo?” tanya Saga kepada Ara dengan menyebut kan nama lengkap Adara membuat Adara semakin terdiam pada saat ini.
Semua siswa masih ada di kelas karena mereka ingin mengetahui apa yang akan terjadi kepada Ara dan Saga nanti nya. Tentu mereka kepo dengan masalah keduanya. Namun seperti nya permasalahan itu akan tetap menggantung tanpa penyelesaian jelas. Terlihat saat ini Ara meninggal kan meja Saga dan dirinya untuk menuju ke meja Nindy yang saat ini duduk bersama dengan satu orang cewek yang belum ia ketahui.
“Hai, boleh ga gua tukaran tempat sama lo. Gua mau duduk sama Nindy soal nya.” ujar Ara yang tentu nya langsung di angguki tanpa pikir panjang oleh nya karena siapa yang mau menolak jika akan duduk di samping Saga. Semua nya pasti juga mau tukaran. Ara pun duduk di dekat Nindy dan saat ini terlihat sekali Saga yang memilih untuk meninggalkan meja nya dan juga bertukar tempat dengan teman nya. Cewek tadi itu pun merasa sedih karena ia tidak jadi satu bangku dengan Saga.
“Ra, sebenar nya ada apa sih? Lo ada hubungan sama Saga?” tanya Nindy.
“Ga Nin, udah lah ga usah bahas dia lagi pula ga penting juga.” ujar Ara.
“Berasa cantik banget lo karena udah bisa buat Saga penasaran sama lo? Mending udahin aja lah drama sampah lo yang mau nyari perhatian Saga. Dia mungkin sekarang penasaran sama lo, tapi lambat laun dia bakalan lupa.” ujar Vanya yang tiba-tiba mendatangi Ara yang tampak melihat ke arah Vanya tersebut saat ini.
“Bagus deh. Kalo bisa dia cepetan lupa supaya gua bisa lepas dari orang kayak dia.” ujar Ara yang tidak ada takut-takut nya mengatakan hal itu membuat Vanya kesal. Karena kekesalan Vanya itu akhir nya Vanya tak tahan lagi dan saat ini Vanya menarik rambut Ara membuat Ara kesakitan. Kelas 10 IPS 2 pun menjadi ramai.
Skala melihat itu semua dan langsung tanggap menolong, Skala saat ini memegang tangan Vanya dan mencoba melepas kan tangan Vanya tanpa menyakiti Adara lebih lagi. Saga pun juga ikut maju dan ia memarahi Vanya yang ikut campur.
“Vanya, berhenti ga lo sekarang! Ini bukan urusan lo.” ujar Saga tersebut.
“Dia ini udah kurang ajar banget Ga, dia bikin lo penasaran sampe lo uring-uringan padahal lo ga ada apa-apa sama dia. Lo ga ngapa-ngapain sama dia. Gua berani jamin karena gua kenal sama lo udah lama dan sebelum ini lo bahkan belum pernah ngobrol sama dia.” ujar Vanya yang Saga sendiri setujui akan hal itu.
“Suruh cewek itu lepasin tarikan nya jangan diam aja!” ujar Skala ke Saga.
Saga yang sadar itu pun akhir nya meminta kepada Vanya dan meminta kepada kedua teman nya untuk menarik Vanya menjauh dari Adara yang sudah menangis.
“Bisa di bicarakan dengan baik-baik Van, lo ga perlu kayak gitu.” teriak Saga.
“Ga ada yang bisa di bicarain baik-baik, jadi lebih baik lo ga usah bicara sama gua. Karena selama nya gua ga bakalan speak up.” ujar Adara membuat Saga kesal dan saat ini Saga gantian yang emosi, ia meminta Adara untuk mengatakan semua nya dan saat ini ia mencengkeram kuat tangan Adara membuat Adara kesakitan. Tentu hal itu membuat Skala terkejut dan meminta kepada yang lainnya untuk membantu nya.
Saga pun di jauhkan dari Adara dan saat ini Skala mengajak Adara untuk keluar dari kelas karena jika ia ada di kelas terus maka tidak akan baik juga bagi Adara. Mereka keluar dari kelas dan di luar kelas sudah ada beberapa orang yang penasaran dengan apa yang terjadi di kelas 10 IPS 2. Mereka juga terkejut ketika Skala menbawa cewek keluar dari kelas. Cewek tersebut tampak sangat berantakan sekali dan Adara saat ini di bawa Skala ke taman belakang karena tadi Skala ingin menbawa Adara ke UKS akan tetapi Adara tidak mau pergi ke UKS. Jadi disini lah mereka sekarang.