Malam harinya Vania tidur bertiga di kamar orang tuanya. Defni lebih dulu tidur sementara Abra dan Vania masih terjaga. Sebenarnya Vania merasa sangat lelah tapi ia manahan kantuknya. Abra menyadari jika Vania sedari tadi menguap dan mengucek matanya. "Kamu lelah sayang? " tanya Abra sambil meremas payudaranya. Vania mengangguk pelan. Ia menenggelamkan wajahnya ke d**a Abra. "Boleh aku tidur papa? " tanya Vania dengan manja. Ia berusaha bersikap manis agar Abra tak menyentuh dirinya. "Yasudah tidurlah" Abra mengalah karena kasihan pada Vania. Mungkin anaknya itu lelah karena seharian jalan-jalan tadi. Abra mendekap Vania dalam pelukannya. Ia tak begitu peduli dengan istrinya lagi. Abra berpikir bagaimana caranya menikahi Vania dan menceraikan Defni. Ia sudah tidak menyukai Defni lagi