Vania melumat bibir Devan sambil menangis. Melihat hal itu Devan melepas ciuman Vania dan memeluknya. Ia merasa jika kekasihnya sedang ada masalah. "Kita masuk dulu sayang" ajak Devan sambil menuntun Vania masuk ke dalam rumahnya. Vania masih menangis dan duduk di sofa. Devan mengambilkan air minum untuknya. Setelah tangisnya mereda Vania terdiam begitu lama. Devan mengelus tangannya dengan lembut. "Kalau ada masalah cerita sayang. Kenapa kamu nangis kayak tadi?" tanya Devan. Vania masih bungkam. Ia masih merasa sakit hati dan sedih melihat papa tirinya bercinta dengan wanita lain. "Boleh aku menginap disini?" tanya Vania dengan mata membengkak. "Kapanpun kamu mau rumahku selalu terbuka untukmu sayang" jawab Devan seraya tersenyum. Meski dalam hatinya ia bertanya-tanya mengapa Vani