"Apa!!" Teriak Devan, spontan karena kaget. Deva membekap mulut Devan, supaya berhenti teriak. Setelah merasa Devan tenang dari kekagetannya barulah Deva melepaskan tangannya yang tengah membekap mulut Devan. Sementara itu Devan meneguk ludahnya kasar dan memelototi Deva dengan tatapan tidak percaya. "Kemana otak encer kamu Deva? Kenapa baru ngomong kebenaran ini ke gue. Tau ginikan gueh ogah bantuin kamu. Mana masalah yang kamu timbulkan ini masalah berat lagi. Ckckck, bisa-bisanya kamu membuat istrinya pemilik kampus pulang selarut ini dalam keadaan mabuk, sudah begitu seenaknya saja ngelibatin aku!" Seru Devan melanjutkan kalimatnya tidak terima. "Yahh, abisnya Nana nggak mau nemanin gue." Deva meringis. "Kalau Nana mau menemani kamu itu juga sama aja dodol!" Kesal Devan mengusap w