Kegilaan Alisyah (1)

1074 Kata
Alisyah benar-benar muak dengan kehidupannya yang sekarang, semejak ia dipertemukan sosok Azka lelaki rese yang suka mencampuri urusan kehidupannya. Kehadiran laki-laki Ganteng-Ganteng Sialan satu itu, kini telah berhasil merusak hidup indahnya. Tiap hari yang terjadi Alisyah selalu saja ditindas dan diperbudak. Kadang-kadang hal itu membuat Alisyah merasa sedang berada di masa lalu sedang bekerja rodi yang terjadi pada masa pemerintahan kolonial Belanda, bedanya Alisyah kerja rodi untuk Azka bukan penjajah. Terlebih lagi kejadian dua hari lalu dimana Azka dengan bossy-nya memerintah Alisyah putus dari Dion, padahal Azka itu bukan siapa-siapa bagi Alisyah dan mereka sedang tidak menjalin hubungan apapun. Terkecuali dosen dan asisten dosennya. Sejak itu pula sampai sekarang Alisyah masih terbayang sampai terbawa pusing tak kala ingatan Azka memaksanya minta putus pada Dion berputar-putar dalam kepalanya. Akibatnya Alisyah tidak mood melakukan apapun bahkan sekedar kuliah pun ia malas sampai membolos. Selama dua hari tersebut juga, Alisyah hanya melakukan tidur, hanya makan dan makan saja. Alisyah bahkan tidak mandi dan hanya gosok gigi walaupun ia bangun padi, makan lalu makan lagi, setelah kenyang Alisyah tidur kembali. Begitulah siklus hidup Alisyah beberapa hari belakangan ini. Pada saat telepon miliknya berbunyi pun diabaikan. jangan tanya nasib handphone miliknya itu, karena kini begitu naas memprihatinkan sejak dua hari lalu dan handphone itu sudah tak memiliki daya karena kehabisan baterainya. "Awww ... awuwuwu! Lapar, tapi stok jajananku habis lagi." Alisyah merutuk malas melihat hanya tinggal bungkus jajanan yang tersisa, sebab isinya sudah habis berlabuh ke dalam perutnya semua. Alisyah mengelus perutnya kemudian merutuk kesal saat bayangan Azka menghantuinya dan Alisyah sontak mengatai Azka. "Ini semua gara-gara kamu pak Azka Ganteng-Ganteng Sialan! Aku Bagai orang linglung dalam kegelapan kerena terus merutukimu yang seenaknya merusak tas dan sepatu mahalku, aku menjadi hampir gila dan sekarang aku lapar. Hhuuuaaa ... lapar!! Apa kamu tahu itu, aaarrggh! GGS penabur penderitaan!! Kamu jahat, kamu tegaan!!" histeris Alisyah sedikit menjerit sebelum kemudian ia berhenti tak kalah mendengar bunyi perutnya yang bergerumuh. "Cacing peliharaan didalam perutku minta jatah lagi, aduh laparnya setengah mati, astaga...," ringis Alisyah. Alisyah bangkit dengan malas, setelah dua hari mengurung diri didalam kamar kosnya, Alisyah pun keluar demi menuntaskan hasratnya yang ingin makan, padahal sesungguhnya ia baru makan dan bunyi perut itu mungkin bunyi pertanda kekenyangan bukannya lapar. Namun otak Alisyah sudah salah dalam menyimpulkan dan mungkin hal itu karena terlalu sering memikirkan Azka dan Azka terus. Beruntungnya Alisyah selama ini walaupun banyak makan tubuhnya tetap kurus dan tidak menggemuk sama sekali. Dengan tak tahan lagi Alisyah menghampiri kedua teman kos sekaligus sahabat dekatnya, Gea serta Manda, lalu Alisyah pun merengek meminta agar menemaninya mencari makanan diluar. Alhasil dengan sedikit memaksa Gea dan Manda akhirnya dengan ogah kedua orang sahabatnya itu mengiyakan permintaannya. Kini ketiganya sedang menyususri jalan raya dengan berjalan kaki di jalan trotoar khusus pejalan kaki. Ketiganya mencari warung pinggir jalan yang biasanya berjualan tak jauh dari lokasi kosnya berada. Namun, belum juga menemukannya, dua bola mata Alisyah malah menangkap pemandangan yang enggan dilihatnya. Azka lelaki yang seenaknya memerintahnya putus dengan Dion dan menyebabkannya hampir gila dua hari ini. Kini tampak terlihat tak jauh dari tempat Alisyah berada. Azka terlihat begitu bahagia, tertawa bersama sosok perempuan yang tengah dirangkulnya dengan mesra dan semua itu tak luput dari pengelihatan Alisyah. "Sialan! Dia enak-enak di sana, sementara aku sepanjang dari dua hari ini terus menanggung penderitaan yang disebabkan olehnya. Ini nggak bisa dibiarkan, aku harus memberinya pelajaran," decak Alisyah sambil mengeram kesal membuat Gea dan Manda terheran padanya. "Kenapa, Syah?" tanya Manda bingung. "Loh jan gila ditengah jalan ini dong! Jangan buat gue apeslah ..." timpal Ge waspada setelah Manda dan setelah mendengar ucapan Alisyah yang ngaur. "Hahh! Apa?" tanya Alisyah balik heran. "Mmm ... aku ada sesuatu yang mau diberesin kalian tunggulah sebentar disini," sambung Alisyah memberitahu lalu tanpa menunggu jawaban ia berlalu. Alisyah menghampiri Azka dengan langkah lebar berjalan cepat dan ketika telah berada dihadapan Azka, Aliyah mendengus kasar dan dengan seenaknya memaksa Azka melepaskan rangkulannya kepada wanita disampingnya. Plakkk!! Tanpa peringatan satu tamparan keras mendarat dipipi Azka dan besoknya pasti dijamin tamparannya akan meninggalkan jejak jemari Alisyah dipipinya. "Alisyah ..." Azka bingung lantas memegang pipinya yang baru ditampar. "Apa-apaan sih kamu? Datang-datang langsung menampar saya!" cibir Azka marah dan kesal. "Kamu yang apa-apaan, sebelumnya kamu selalu meyakinkan aku supaya tenang dan kamu janji mau tanggung jawab, lalu sekarang apa? Kamu malah jalan berdua dengan wanita lain!! Apa maksudmu, Mas?" Alisyah mengusap wajahnya kasar lantas entah dengan apa dan bagaimana caranya, setetes air mata berhasil meluncur mengalir dipipinya. Hal itu menyebabkan Azka juga wanita disampingnya terheran dan kebingungan. Azka tidak mengerti kejadian apa yang sedang terjadi dan tak tahu harus berbuat apa. Ia bahkan masih kaget dengan aksi Alisyah yang tiba-tiba saja sudah berada dihadapannya, memaksanya melepas rangkulannya pada wanita disampingnya, lalu tanpa peringatan menamparnya dan anehnya Alisyah sebagai pelaku malah menangis entah kenapa. "Tanggung jawab? Apa yang sudah kamu lakukan kepadanya Azka, apa kamu menghamilinya?" tanya wanita di samping Azka menerka melongo tak percaya. Azka berdecak kesal sambil menatap Alisyah meminta penjelasan. "Alisyah ..." panggil Azka mencoba menyadarkan Alisyah yang tampak histeris menuduhnya akan sesuatu yang tidak dimengerti Azka sama sekali. "Kamu selalu bilang mau bertanggung jawab atas bayi kita yang belum lahir ini, tapi kenapa kamu sekarang enak-enakkan bermesraan dengan wanita lain? Kenapa, hahh ...." Alisyah makin histeris makin membuat Azka tersudutkan. "Jawab aku, Azka! Kamu menghamili wanita ini?" ulang wanita yang masih berada disampingnya dengan nada membentak naik pitam akan apa yang baru saja diketahuinya. "Ini tidak seperti yang dibayangkan, ini pasti sedang terjadi salah paham. Alisyah, ayo jelaskan aku sedang tidak mau main-main denganmu," tuntut Azka yang kalut berusaha memaksa Alisyah mengatakan kebenarannya. Namun, bukannya menjawab Alisyah makin menjadi dan malah dengan beraninya menarik krah kemeja yang Azka kenakan. "Kamu mau penjelasan apa lagi, hah!! Aku sudah mengatakan semuanya dari tempo hari dan bahkan kamu sendiri sudah berulang kali berjanji padaku, bahwa kamu akan tanggung jawab. Lalu apa ini? Berhentilah pura-pura tidak tahu!" bentak Alisyah yang kemudian mendorong serta menghempaskan Azka menjauh darinya lantas menghapus kasar air mata yang terus saja mengalir dipipinya. "Syah!" Azka dengan nada peringatan. "Jika kamu tidak segera menjelaskannya, kamu akan menyesali perbuatanmu yang konyol ini!" Azka dengan geramnya memperingatkan Alisyah. Tetapi, seolah tak takut pada peringatan yang Azka berikan, Alisyah makin menjadi, bertingkah seolah-olah jadi wanita yang tersakiti. "Aaarrgghh! Kamu jahat!!" cibir Alisyah kembali sebelum ia berlalu dengan berlari kabur dari hadapan Azka. ♡♡♡ To be continued
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN