Sudah seminggu berlalu sejak Alisyah menjadi asisten dosen pak Azka. Selama seminggu itu pula pak Azka telah merusak siklus hidup Alisyah yang indah. Tiada lagi Alisyah mahasiswa, kupu-kupu (Kuliah pulang-kuliah pulang,) ditambah kegiatan yang cuma dilakukan sesuka hati.
Hari-hari Alisyah yang dulunya bisa bermalasan sepuas hati, tapi semejak bertemu Azka banyak kegiatan yang mesti dilakukan. Dari yang diterima akal sampai pekeraajan yang membuat Alisyah mengumpati Azka. Seperti mengoreksi tugas adek tingkat sampai tugas aneh yang diberikan oleh Azka yaitu, menyuruh Alisyah kekampus saat tidak punya jam mata kuliah dan kalian tahu, alasan lelaki itu cuma ingin menguji asistennya mampu siap siaga atau tidak.
Semua hal itu membuat Alisyah muak dan ingin berhenti saja. Tetapi, dia bisa apa? Pak Azka itu penguasa sedang Alisyah cuma asisten saja. Wajib menurut dan tak boleh membantah atau konsekuensinya adalah dikeluarkan dari kampus. Sehingga Alisyah mahasiswi pembolos yang masih bermimpi dapat gelar sarjana seketika nyalinya jadi ciut dan rela tak ihklas dia melakukan hampir semua perintah Azka.
Tetapi, ketika punya kesempatan Azka sedang berbaik hati tidak merecokinya, Alisyah sebisa mungkin menyenangkan dirinya dengan melakukan kegiatan favoritnya, tidur.
Dddrrrtttttt ...
Getar telepon Alisyah membangunkannya dari mimpi indahnya. Dalam mata terpejam tangannya meraba kasur tempat terakhir dia ingat meletakkan teleponnya. Sedikit menguap berlanjut dengan malas membuka mata, Alisyah melirik nama pengganggu yang tertera di layar teleponnya.
Ganteng-Ganteng Sialan, nama itulah yang ada disana dan seketika Alisyah yang mengetahui pengganggunya itu langsung memeriksa riwayat panggilan dan isi pesan.
Pak GGS
Alisyah
Dimana kamu tarus tugas anak semester tiga kemarin✔✔
Pak GGS
Terus tugas proposalmu juga dimana?
Kenapa kamu belum meletakkannya di meja saya✔✔
Pak GGS
Saya gak suka dengan mahasiswa malas.
Saya juga tidak suka diabaikan, balas pesan saya, Alisyah!!
Atau cepatlah datang kemari✔✔
Pak GGS
Alisyah Putra Prayudha!!✔✔
Alisyah menatap malas sambil memutar bola matanya kesal. "Hais, ini dosen cerewet sekali. Aku baru libur setengah hari udah diteror mulu dari tadi. Maaf-maaf, pak. Hari ini gue tidur dulu meratapi mimpi indahku didalam mimpi. Silahkan saja mengganggu, telepon sepuasnya atau kirim pesan sebanyaknya, aku akan pura-pura tak tahu."
Alisyah mengambil telepon lalu mengubah mode teleponnya jadi mode silent. "Sampai jumpa besok pak Azka tersayang. Hoaaaammm!! Ngantuknya ... tidur lagi ah!" Sambung Alisyah melanjutkan kalimatnya, memejamkan mata seraya mengabaikan layar teleponnya yang menyala menandakan adanya panggilan masuk tanpa menimbulkan suara.
Panggilan telepon dari pak Azka untuk yang kesekian kalinya dan Alisyah terus mengabaikannya.
♡♡♡
Alisyah menguap masih ngantuk, ternyata meski tanpa nada juga getar yang ditimbulkan panggilan masuk diteleponnya, tapi cahaya layar yang berkedap-kedip masih saja membuat Alisyah yang hendak tidur dikamarnya yang gelap merasa terganggu akan hal itu.
"Nggak bisa lihat bikin gue tenang. Sumpah!! Aku menyesal telah mengenali manusia pengganggu ini." Alisyah merutuk sambil meraih telepon miliknya, kemudian memutuskan untuk menjawab panggilan telepon yang ada.
"Apa sih? Hari ini libur tanggal merah dan aku tidak punya urusan dikampus, tidakkah Ba--" Alisyah tanpa babibu mengomel, tapi belum juga kalimatnya selesai sudah dipotong oleh penelepon diseberang sana.
"Alisyah, kamu kok tidak menjawab teleponku?"
Alisyah membulatkan matanya merasa asing dengan suara penelepon yang ternyata bukan orang yang dipikirannya. Alisyah melirik nama orang yang meneleponnya, benar dugaannya bukan Azka melainkan Dion kekasihnya, tapi apa bedanya?
Keduanya sama saja! Baik itu Azka ataupun Dion yang merupakan kekasihnya itu. Sama-sama sudah mengganggu serta membuatnya kesal saat ini. Sialan! Kedua orang itu tidak punya pengertian sama sekali.
"Alisyah kenapa kamu tidak menjawab teleponku dan sekarang kenapa malah diam tidak menjawabku??" Dion mengulangi ucapannya sebab Alisyah belum juga menjawab perkataannya.
"Lalu sekarang ini, yang aku lakukan menjawab panggilan telepon darimu, apa namanya?" Sarkas Alisyah dengan kesalnya.
"Maksudku kenapa kamu tidak menjawabku dari tadi?" Tanya Dion menjelaskan.
'Aku pikir tadi masih panggilan telepon dari dosen GGS alias ganteng-ganteng Sialan.' batin Alisyah
"Ini hari libur aku tidak punya kepentingan keluar kos dan seperti yang sudah kamu ketahui hari ini hari untuk diriku tertidur pulas seharian."
Dion terdengar berdecak diseberang telepon sana, tapi Alisyah tak memperdulikan hal itu sama sekali.
"Aku membutuhkan dirimu hari ini, aku membutuhkan bantuanmu untuk menyingkirkan Viona. Wanita itu dari tadi terus saja menempeliku seperti lintah darat ..."
"Tapi aku sangat mengantuk, Kak Dion ... Jangan hari ini besok saja bagaimana?" Tawar Alisyah membuat Dion kembali berdecak.
Kejadian sebenarnya Alisyah bukanlah pacar Dion dalam artian yang sesungguhnya, melainkan hanya tameng. Dion menggunakan Alisyah untuk menyingkirkan wanita ketika merasa sudah bosan memacarinya. Ya, Dion memanglah seberengsekk itu, playboy yang suka bergonta ganti pasangan, tapi Alisyah tidak pedulikan hal itu. Selagi Dion menguntungkan dirinya kenapa tidak?
"Alisyah aku akan membayarmu dua kali lipat hari ini, jika kamu bisa menyingkirkan Viona dariku, ayolah ..."
"Tidak, aku mengantuk. Dadah, Kak Dion ... doakan aku mimpi indah dan selamat siang." Alisyah dengan acuhnya tanpa perduli memutuskan panggilan telepon sebelah pihak.
Beginilah Alisyah suka berbuat seenak dan semaunya. Andai ada wanita yang memiliki kemampuan sama dengan Alisyah, punya lidah tajam yang mampu menyingkirkan wanita-wanita yang telah bosan Dion pacari mungkin Dion tak akan sudi meminta atau memohon kepada Alisyah.
Ddrrrrttt!
Ddrrrrrtt!
Telepon milik Alisyah kembali bergetar padahal baru saja Alisyah mengaktifkan mode bunyinya. Kali ini panggilan telepon dari dosennya pak Azka.
"Ayolah ini tidaklah lucu. Sialan!! Pengganggu yang satu pergi, pengganggu yang lainnya datang. Ya-ya ... baiklah!"
Alisyah menjawab panggilan teleponnya sambil menyeringai dengan seulas senyuman manisnya kala terbersit sebuah ide jahil didalam kepalanya.
"Alisyah, kenapa kamu baru menjawab panggilan telepon dari saya?" tanya Azka begitu panggilan telepon terhubung.
"Iya ada yang bisa saya bantu Pak?"
"Berhenti sok ramah, jawab pertanyaan saya dahulu. Kenapa baru menjawab telepon saya?"
"Iya Pak, Bapak mengatakan apa? Pak .. halo Pak ..."
"Alisyah apa maksudmu?"
"Pak suaramu tak jelas?" Alisyah menyeringai dengan liciknya. "Pak Azka, suaramu kenapa tidak kedengaran lagi?"
"Apa?"
"Teleponnya aku tutup saja, sepertinyaa jaringannya buruk."
"Tunggu dahul--"
Tuuuutttt ...
Belum selesai dengan kalimatnya Alisyah sudah memutus sambungan teleponnya. Ketika Azka menguhubunginya kembali Azka hanya dapat mendengar suara operator yang memberitahu bahwa nomor telepon yang coba ia hubungi sudah tak aktif lagi.
Tentu saja, karena Alisyah setelah selesai memutus sambungan telepon yang ada langsung saja mengubah mode teleponnya dengan mode pesawat.
"Sekarang waktunya untuk menikmati tidur siangku." Alisyah terkekeh senang, merasa dirinya telah berhasil menyingkirkan pengganggunya. "Oh, bukan tidur siang, keknya tidur sore," lanjutnya setelah menyadari jam sudah menumjukkan waktu sore.
♡♡♡
To be continued