Aya melihat kalau Gala menunjuk pada surat surat kaleng yang tergeletak di atas meja. "Dari kemarin, ada yang mengirimkan surat kaleng itu. Aku tidak tahu siapa. Jadi, aku putuskan untuk mengabaikannya. Tapi, kalau memang ada surat kaleng ketiga, aku mau melaporkannya ke polisi," jelas Aya. "Jangan menunda! Kamu harus menanganinya dengan segera," Gala menatapnya. "Sori.. Hmm.. Bukan kamu. Aku saja. Biarkan aku yang mengatasinya," ungkap Gala. "Ka-kamu? Kenapa?" Aya bingung. "Apa aku harus menciummu berjuta kali lagi agar kamu mengakui kalau kamu sudah menjadi wanitaku sekarang! My woman!" Gala tersenyum. Aya mencubitnya berulang kali. "Tidak sakit Aya," Gala menarik tangannya. "Kamu tanggung jawabku. Aku sudah bilang berkali kali." "Ada yang menganggumu sama dengan menggan