GALA POV (1)

1103 Kata
Gala menoleh ke belakang. Sosok Nirmala memang menggoda. Kecantikan dan penampilannya bisa menarik hati banyak lelaki dengan mudah. Di mata Gala, pesona itu bisa ia rasakan. Hanya saja, bayangan harus menjalani sesuatu yang serius dengan perempuan ini seperti mematikan perasaannya. Ia tidak pernah ingin berkomitmen. Untuk apa? "Kamu mengerti maksudku bukan? Kalau kamu tidak sekedar menemaniku tidur?" Gala kembali menyeringai. "Tapi lebih dari itu." "Aku tahu. Kita akan segera menikah, jadi aku tidak mempermasalahkan. Apa kita melakukannya sekarang ataupun nanti," jawab Nirmala. Ia melepas luaran yang ia kenakan, hingga menyisakan gaun strapless yang melekat sempurna di tubuhnya. Bagian atas tubuhnya menonjol dengan tepat di area yang seharusnya. Gala terdiam. Perempuan ini berani juga. Ia mengintip belahan d**a Nirmala yang terlihat jelas. Ia pun memeluk tubuh Nirmala agar mendekat ke arahnya. d**a mereka pun beradu dan melekat. Matanya memperhatikan kalau pakaian yang Nirmala kenakan sangat mudah ia lepaskan, tapi ia mencoba menahan diri. Sekali ia melakukannya, Nirmala pasti menuntut lebih dan ia tak bisa mengelak. Apalagi perempuan ini diharapkan papanya untuk menjadi calon istrinya. Nirmala membelai pipinya dan mendekat ke arahnya. Gala merasakan kalau perempuan di hadapannya ini begitu bernafsu dan menginginkannya. Ia menyentuh bokongnya dan meremasnya. Nirmala melenguh pelan dan memejamkan matanya. Ia membusungkan dadanya seakan meminta sentuhannya. Kedua buahdada besar itu memang menggoda untuk ia belai. Apalagi Nirmala mengenakan baju strapless yang mempermudah aksesnya untuk memainkan kedua gundukan kembar itu. 'Kamu boleh menyentuhnya," Nirmala mendesah di telinga Gala. Gala mendekat hendak mencium bibirnya yang merah merekah. Tapi sebelum ia melakukannya, Nirmala dengan cepat menerkamnya dan menciumnya dengan ganas. Ia membalas ciuman Nirmala yang sepertinya sangat menginginkannya. Perempuan ini bergairahh. Gala menahan senyumnya dan membiarkan Nirmala menyalurkan segala hasrat yang ada di dirinya. Tangannya bergerak menyentuh bagian kenyal di bagian depan tubuh Nirmala. Ia meremasnya perlahan. Nirmala mulai mengerang dan menggeliat. "Gala.. Ohh.." Nirmala merintih seperti menginginkan lebih. Saat tangannya hendak menurunkan resleting gaun yang Nirmala kenakan, tiba tiba saja, bayangan perempuan bernama Kirani itu muncul. Dengan kaget, Gala melepaskan dirinya, "Sudah hentikan. Aku berubah pikiran." Nirmala tak percaya, "A-apa?" "Kamu bisa pulang, aku mengantuk!" Gala tiba tiba ketus. "Mengantuk? Kamu memang aneh!" Nirmala menjawabnya dengan kesal. "Ka-kamu sudah menyentuhku dan berhenti begitu saja? Ada apa denganmu?" "Tidak ada apa apa. Masih ada hari lain. Saat ini, aku ingin sendiri," Gala berjalan ke arah tempat tidurnya. Ia menarik selimut dan berbaring di tempat tidur dengan cueknya, mengabaikan Nirmala yang berdiri mematung. Nirmala menatapnya dengan kesal. Tapi ia tak bisa melakukan apapun melihat Gala sudah menutup dirinya dengan selimut. Ia pun beranjak keluar dari kamar hotel tersebut. Setelah Nirmala keluar, Gala membuka selimutnya. Ia hanya diam dan berbaring telentang menatap langit langit kamarnya. Seketika, bayangan Kirani dan laki laki tadi menyeruak dalam pikirannya. Mereka berdua tertawa dan bahkan masuk ke dalam bangunan itu. Apa yang akan mereka lakukan berdua saja di dalam bangunan itu? Gala merasa kesal sendiri. Ia menarik bantal yang ada di dekatnya dan melemparkannya dengan keras sehingga isi bulu angsa yang ada di dalamnya langsung bertebaran ke lantai. Bantal tak berdosa itu jadi korban kekesalan seorang Manggala Amarta Birawa. Amarah yang sama membuat Gala dendam pada perempuan bernama Kirani Gayatri. Dalam pikirannya, tidak ada yang boleh menghina Manggala Abimana Birawa. Tapi Kirani telah berani menendang, menampar dan menolaknya! Dan artinya, sejak detik perempuan itu menghinanya, sejak detik itu pula hidupnya akan menderita. Ia dengan sengaja mengintimidasi dan menjatuhkan mannequin tadi untuk meluapkan kekesalannya. Tapi, melihatnya membereskan pecahan mannequin itu, tidak membuatnya senang sama sekali. Ternyata, membuat perempuan itu menderita tidak membuatnya puas. Bahkan, ada debar aneh di hatinya yang membuatnya merasa bersalah… AH! Gala jangan pikirkan apapun lagi! Ia berguling guling dan mencoba tidur. Tapi bayangan kejadian hari itu kembali lagi dalam ingatannya. Saat ia dengan tiba tiba saja memeluk dan mencium perempuan bernama Kirani Gayatri. Gala menarik nafas panjang. Ia menutup kedua matanya dengan lengannya. Aku ingin tidur!Buat aku melupakannya! ***FLASHBACK*** Sebut saja, Manggala Abimana Birawa. Siapapun akan gentar mendengar namaku. Nama Manggala adalah pilihan papaku yang memiliki arti panglima, pemimpin, tegas, kuat. Dengan nama tengah Amarta yang menjadi lambang keabadian. Sedangkan Birawa adalah nama keluargaku yang bermakna dahsyat atau hebat. Ya, nama besar Keluarga Birawa memang hebat. Sekali sebut, semua cukup tahu untuk bersikap. Sebagai keluarga konglomerat ternama yang memiliki harta tidak terhitung dan tidak akan habis hingga puluhan turunan, tidak ada yang tidak gentar saat mendengar nama Birawa. Hal itu membuatku tidak bisa rendah hati. Aku memiliki segalanya. Tidak ada hal yang tidak mungkin bagiku. Semua terasa mudah. Harta, tahta dan wanita, semua tidak sulit aku peroleh... Keinginanku hanya satu, terus menikmati hidup bebas dengan limpahan kebahagiaan duniawi yang bisa seorang laki-laki rasakan.Namun, di ulang tahunku ke-38 tahun, papa bicara keras dan memberikanku ULTIMATUM. MENIKAH atau KEHILANGAN SEGALANYA? Papa dengan tegas menyebutkan nama Nirmala Harja sebagai calon istrinya. Nirmala Harja adalah putri satu satunya dari Adimurti Harja. Pewaris tunggal dari Harja Corporation yang bergerak di industri otomotif dan jasa keuangan. Bahkan, Harja International menjadi salah satu perusahan terbesar di kategori otomotif. Sembada Birawa berambisi untuk melakukan ekpansi usahanya. Saat ini, Grup Birawa menjadi pemain besar yang memonopoli bidang pariwisata dan transportasi. Mulai dari hotel, tempat wisata, taksi, bis, hingga penerbangan. Birawa Tourism, Birawa Hotels & Hospitality, Birawa Transportations hingga Birawa Airlines menjadi perusahaan yang mendominasi di bidangnya. Namun, apapun alasan papanya, meski itu untuk bisnis, tetap saja ia tak ingin terikat. Ada kisah masa lalu yang membuatnya terluka. Perempuan hanya menyebabkan kesedihan. Jadi, tidak! Jatuh cinta terlalu dalam hanya membuatku akan kembali merasakan rasa sakit hati itu. Aku tidak ingin menikah! Hari itu, saat Sembada Birawa memberikan ultimatumnya, Gala memutuskan untuk meminum sebanyak banyaknya dan melupakan permintaan papanya. Setelah selesai minum, ia melangkah menuju balkon sky lounge untuk menghirup udara segar. Efek dari whisky mulai terasa. Tubuhnya terasa panas. Gala hanya berharap angin dingin bisa mengembalikan akal sehatnya. Efek dari minum berlebihan memang seringkali membuatnya kehilangan nalar. Saat melangkah menuju ujung balkon, matanya terpaku pada seorang perempuan cantik yang begitu menggoda. Wajah lembutnya dan gestur tubuhnya, hanya membuatnya teringat pada perempuan itu. Perempuan di masa lalu yang telah membuatnya terluka. Rasa itu kembali. Luapan rasa yang ia tahan bertahun tahun seperti mengalir tak terkendali. Ia mendekat dan merangkul pinggang perempuan itu. Dengan berani, bibirnya memagut dengan kasar bibir merah merekah milik perempuan itu. Bahkan tangannya menyentuh beberapa area tubuhnya. Oh, ini seperti ciuman pertamaku. Lima belas tahun lalu. Dimana kamu sekarang?Kenapa kamu tidak menepati janjimu?Rinduku tak tertahankan lagi.. Rasa rindu yang begitu bergelora membuatnya buta. Ia mengabaikan perlawanan dari perempuan yang ia cium dengan membabi buta. Dorongan dan pukulan itu tidak ia rasakan. Yang ada hanya luapan rasa dan gejolak emosi di dalam dirinya. Aku merindu. Sangat.***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN