Prolog
"Maaf, aku terlambat 13 detik," ucap lelaki berusia 28 tahun itu. Dia adalah Lucas Spencer Blaxton. Kemudian Lucas mendaratkan bokongnya di sofa ruang VIP sebuah Cafe.
Brianna membawa pandangan menatap lekat wajah lelaki yang sudah beberapa tahun ini ia hindari. Namun karena suatu dan lain hal, hari ini Brianna terpaksa harus bertemu dengannya.
Ingat, Brianna terpaksa.
"Kau bisu?" tanya Lucas tanpa dosa karena Brianna tak meresponnya sama sekali.
Sejenak, Brianna menarik nafas dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Ia berdehem pelan tujuan menetralkan suara dan juga debaran di d**a.
"Pertama-tama, terimakasih karena kau sudah bersedia menemuiku disini," ucap Brianna pertama kali mengeluarkan suara didepan Lucas setelah bertahun-tahun.
Lucas tetap diam di posisinya sambil terus memandang lekat-lekat wajah Brianna.
"Dan tujuanku mengajakmu bertemu adalah, aku ingin membahas tentang bantuan yang diminta oleh Ayahku padamu." Brianna menjeda kalimatnya sejenak. Sedangkan di depannya Lucas tetap diam mendengarkan. Brianna kembali melanjutkan. "Alexander's Corporation memang sedang terancam bangkrut, tapi aku yakin, aku bisa mengatasi permasalahan dalam keluargaku tanpa melibatkan mu. Jadi aku harap kau mengerti dengan maksudku. Aku tidak membutuhkan bantuanmu, Lucas."
Tak banyak ekspresi yang berubah di wajah tampan Lucas. Lelaki itu berdehem pelan sambil menegakkan tubuh, kemudian mengulurkan tangan dan menjangkau gelas air mineral di atas meja di depannya.
Lucas membawa gelas itu menuju bibir dan meneguk cairan didalamnya nyaris tak tersisa. Sedangkan Brianna terus memperhatikan.
"Hanya itu yang ingin kau sampaikan?" tanya Lucas setelah menyimpan gelas bekasnya ditempat semula.
"Iya," jawab Brianna.
Lucas mengangguk pelan. "Baiklah kalau begitu. Jika sudah selesai, aku permisi." Lucas bangkit dari duduknya. Brianna mendongak dan terus memperhatikan Lucas. Reaksi Lucas justru membuat Brianna bertanya-tanya dalam hati.
Bukankah lelaki ini suka memaksa? Apa iya Lucas menerima begitu saja atas keputusannya barusan? Berbagai macam pertanyaan mulai berkecamuk dalam benak Brianna.
"Sebagai orang yang pernah mengenalmu dan juga keluargamu, maka aku hanya bisa mendoakan dengan tulus semoga kau segera mendapatkan solusi lain untuk permasalahan yang kau hadapi, Nona Brianna Alexander's." Lucas mengucapkan kalimat barusan sambil menyunggingkan senyum di bibir yang berhasil membuat Brianna menggeram kesal dalam hati.
Lelaki itu seperti sedang menertawakannya, pikir Brianna.
"Aku permisi." Lucas pun memutar tubuh lalu melangkah meninggalkan Brianna yang terpaku disana.
'Aku yakin masih ada banyak cara untuk menyelamatkan Alexander's Corporation tanpa harus melibatkan Lucas, apalagi sampai memohon padanya. Aku tidak akan sudi memohon belas kasih pada lelaki b******k seperti dia!' Monolog Brianna dalam hati.
***