Bab 38. Rumah Baru

1460 Kata

"Dafa!" Mamah mertua memanggil Dafa dengan suara parau. Tangisnya pecah saat melepas kepergian kami. Regan, aku, dan juga Dafa. Dengan isak tangis mamah mertua menatap sayu. Dari balik kaca mobil Dafa tersenyum memandang neneknya. Bayi yang mulai tumbuh aktif itu menempelkan tangannya di kaca mobil. Seakan tahu kalau mamah sedang bersedih, karena berpisah dengannya. Perlahan mobil melaju meninggalkan rumah besar keluarga--Erlangga. Lambat-laun kuda besi mulai menghilang Di antara pengendara mobil yang lainnya. "Kasihan Mama, Re. Berat rasanya berpisah dengan Dafa. Aku jadi tidak tega melihatnya bersedih," ucapku. "Sudahlah, Zahra. Nanti kita lanjutkan lagi bahas masalah Mama. Sekarang turunlah! Kita sudah sampai di depan rumah." Mobil Regan berhenti tepat di sebuah rumah tipe tiga e

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN