“Kalian hati-hati loh, jangan ngebut. Pulangnya kalau bisa sebelum jam enam malam ya, Mira, Fandy.” Pinta Lastri yang meninggalkan sejenak urusan dapurnya demi mengantar Amira dan Fandy yang berpamitan keluar sebentar. Ia tahu tempat tujuan mereka, namun tidak melarang niat baik Amira untuk berjiarah ke makan temannya. Amira dan Fandy mengangguk bersamaan, keduanya menyadari kekompakan yang tidak direncana itu lalu tersenyum tipis. Amira pun menatap lembut ibunya, “Iya ma, kami hanya sebentar saja. Pasti kembali sebelum papa pulang kantor, biar nggak ngundur waktu makan malam. Berangkat dulu ya ma.” Pamit Amira menciumi telapak tangan Lastri, kebiasaan yang tak pernah ia tinggalkan sejak kecil. “Berangkat dulu tante.” Fandy ikut berpamitan dan melakukan hal yang sama. Lastri mengangguk,