DELAPAN

1874 Kata
Note : Kalau gak update berarti sinyal lagi jelek ya Follow : Ig & w*****d : Believe_nw    *** DELAPAN "Ibu kenapa dateng pagi-pagi? Gak ke restoran? "tanya Pandu pada ibunya yang tengah duduk di samping Zena. " Kamu mau ngusir ibu ya? "tanya Anggun dengan nada suaranya yang ketus. Pandu gelagapan sendiri lalu menggelengkan kepalanya dan berkata,"  engh enggak kok bu, cuman ya kan ibu banyak kerjaan. " " Ibu ini bos, kamu pikir ibu ini kerjaannya gak bisa nyantai gitu? "Anggun menatap sinis anaknya itu yang mencoba mengusir halus dari rumahnya. Pandu pun menghela napasnya pasrah kemudian ia menatap tajam ke arah Zena yang tengah terkekeh pelan tanpa suara. Zena dengan santainya membuka mulutnya lebar ke arahnya. " Heh Pandu! Lihat istrimu minta disuapin! Bengong mulu! "sentak Anggun yang pada akhirnya Pandu menurutinya. Pandu menyuapi Zena dengan lembut layaknya Zena itu istrinya. Yahh emang istrinya.. " Awas saja! "bisik Pandu tepat di samping salah satu sisi telinga Zena. " Ibu dengar ya! "sindir Anggun lagi. Selang beberapa menit kemudian Anggun pamit untuk pergi ke restorannya tapi sebelum itu, wanita paruh baya itu menasehati Pandu terlebih dahulu agar anak laki-lakinya itu mengerti jika wanita hamil memang sangat manja. " Kamu tadi berangkat kerja? Jawab jujur! "Anggun menatap Pandu meminta kejelasan. " Iyalah bu, Pandu lagi sibuk. " " Gak usah bohong! Ibu tau kalau pabrikmu lagi libur, ayah yang meliburkan sementara agar kamu bisa bermesraan dengan istrimu! " Kenapa ibu mesti tau sih-batin Pandu. " Naluri seorang ibu lebih kuat dan tajam. Kamu mau dicap anak durhaka hah? "Sambil berkacak pinggang, Anggun masih menatap tajam pada anaknya itu. " Eh tidak bu, "balas Pandu seraya menggelengkan kepalanya berulang kali. " Kasihan istrimu yang lagi hamil muda terus kamu tinggal-tinggal, dia itu butuh kamu. Kalau istrimu lagi ngidam wajib dituruti, jangan dibiarkan saja! Mau anak kamu tukang ileran?! " Pandu menggelengkan kepalanya membalas ucapan ibunya. " Udahlah perlakukan istrimu dengan lembut dan jangan membentaknya! Hati seorang ibu yang lagi hamil itu sangat sensitif! Jika ibu tau kamu sering membentak Zena, ibu akan nangis. Kamu mau ibu menangis hah? " " Tidak bu. "Pandu pun merangkul ibunya menuntun berjalan menuju pintu luar sedangkan Zena tengah menonton televisi karena tak dibolehkan Anggun ikut keluar. " Jaga Zena sebaik mungkin kalaupun kamu belum bisa mencintainya, jangan bikin dia sakit hati. Kamu tau kan kalau Zena sudah ibu anggap anak sendiri bahkan ibu lebih sayang Zena daripada kamu! "omel Anggun dan kini keduanya berada di latar rumah. Pandu menganggukkan kepalanya pasrah membalas ucapan ibunya. " Jika tetap kamu buat Zena sakit hati, biarkan Zena di rumah ibu. Ibu yang mengurusi Zena sebaik mungkin! " " Iya ibu, "balas Pandu sambil membukakan pintu mobil untuk ibunya. " Awas saja! "Anggun menatap tajam Pandu sembari jari telunjuknya menunjuk tepat di hadapan Pandu. Pandu pun membalikkan badannya, berjalan masuk ke dalam rumahnya secara  tergesa-gesa menuju kamar Zena. Setelah sampai ia membuka pintu Zena pelan bersamaan dengan itu Zena berdiri mematung di hadapannya. Pandu menatap tajam Zena sedangkan Zena menatap takut-takut pada suaminya itu. Pandu berjalan mendekat ke arah Zena sedangkan Zena terdiam sambil menundukkan wajahnya sebab ia tau akibat apa yang dilakukannya tadi. Zena manja karena anaknya yang meminta ditemani oleh ayahnya. "Maaf maafkan aku yang--eh! "pekik Zena saat meraskaan tubuh kekar Pandu mendekapnya. Nyaman Itu yang dirasakan Zena saat itu. Tubuhnya merespon membalas pelukan hangat dari Pandu. Degup jantungnya tak karuan kala tangan Pandu menuntun kepalanya untuk disenderkan ke d**a bidangnya. " Baiklah, aku telah membuat keputusan. " " Keputusan apa? "Zena mendongak wajahnga ke atas, menatap wajah Pandu yang sangat tampan baginya. " Aku akan menuruti permintaanmu, memperlakukanmu layaknya kamu adalah istriku yang ku cintai. " Kedua pipi Zena semburat berwarna merah, sungguh hatinya terasa berdesir mendengar ucapan Pandu tepat di dekatnya kini. " Tapi aku punya syarat. " " Apa? " " Kamu harus menerima jika hatiku mencintai Cala, jika aku berpacaran dengan Cala tolong jangan halangi hubunganku dengannya. " Deg! Ternyata ucapan Pandu tersebut ada udang dibalik batu. ... " Mas aku ingin ke taman Brantas, "cicit Zena menatap takut-takut pada Pandu. Pandu sedang mengerjakan pekerjaannya menggunakan laptopnya pun mendongak menatap Zena yang sudah berdiri di hadapannya. " Kenapa tidak dari tadi kamu mau ke sana? Ini sudah jam delapan malam, "ucap Pandu sambil melirik jam dinding di ruang tamu. " Tapi aku pengennya sekarang. " Pandu menghelas napasnya panjang tapi saat ia membuka mulutnya akan membalas  ucapan Zena, Zena memotong ucapannya dengan cepat. " Kalau memang tidak mau, ya sudah gapapa. Aku bisa ke sana sendiri, lagian dari rumah ini dekat kok, "ujar Zena sembari tersenyum tipis. Zena membalikkan tubuhnya dan mulai melangkah tapi suara Pandu menghentikan langkah kakinya. " Siapa yang menolak? Aku ikut! " Zena tersenyum lebar mendengar ucapan Pandu yang ternyata mau ikut menemaninya jalan-jalan ke taman Brantas. " Sekarang ganti baju dulu, aku tunggu. Wanita selalu lama kalau berpakaian! "suruh Pandu pada Zena. Zena mengangguk mengerti lalu ia berjalan menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Sambil menunggu Zena berganti pakaian, Pandu mengerjakan tugasnya yang masih belum selesai. Selang beberapa menit Zena telah berganti pakaian menghampiri Pandu. Pandu menatap tampilan Zena yang sangat sederhana sekali bahkan wajahnya hanya dipolesi bedak tipis serta bibir mungilnya dipolesi lip balm berwarna merah muda. "Kamu gak pake make up? "tanya Pandu ragu menatap Zena. Dahi Zena mengernyit bingung lalu berkata," Emang kenapa sama wajahku? Wajahku jelek ya? Aku gak bisa make up. "Ah enggak kok. "Pandu berdiri lalu memegang bahu Zena kala wanita itu menundukkan wajahnya. " Hmm. "Zena berdehem pelan lalu mendongak menatap Pandu yang juga menatapnya. Keduanya bertatapan hanya beberapa detik saja. Menurut Pandu, Zena berbeda dengan Cala serta mantan-mantannya yang lain. Zena dulu dan sekarang sangatlah sama, terlihat sederhana dan tak bisa ber-make up. Wanita itu memang sangat cantik dengan khasnya sendiri dan baginya Zena itu seperti anak kecil karena wajahnya yang polos, menurutnya itu sangat gemas. "Kamu cantik kok. "Pandu mengusap wajah Zena pelan lalu tak lama kedua sisi pipi Zena merona. " Yuk kita berangkat! " ...  Wisata Taman brantas sangatlah baru dan tengah popular di masyarakat, taman ini di resmikan pada 7 April 2018 yang lalu, Taman Brantas Kediri itu dirilis oleh Pjs Wali Kota Kediri, Jumadi. Taman brantas sangatlah cocok untuk tempat bersantai, ruang terbuka hijau dan memiliki beberapa fasilitas. Sangat cocok di sore hari cuaca cerah untuk spot foto yang bagus. Taman brantas seperti nama wisatanya, taman ini berdekatan dengan sungai brantas, serta di bawah jembatan baru di Kediri, jadi disaat kamu melalui jembatan baru, akan di hiasi taman brantas ini. Pasti kamu akan tergiur untuk berhenti dan menikmati taman brantas. Bagi kamu instagramable sangat cocok untuk berkunjung di taman ini, karena selain taman bermain, mempunyai destinasi atau spot foto yang sangat menarik. Taman ini di fasilitasi beberapa wahana bermain, sangat cocok untuk menghibur si buah hati. Taman Brantas yang fotonya sudah bertebaran di social media, bahkan sudah ada di youtube, karena memang tempatnya yang sangat menarik, selain tempatnya santai, taman ini memiliki spot foto yang lebih menarik, tempat duduknya yang seperti berada di malioboro jogja, cuman ini dengan background yang cantik yaitu taman.  Taman Brantas Kediri ini sekarang sudah menjadi salah satu jujukan wisata warga setempat. Baik yang hanya ingin berjalan santai saja ataupun yang ingin berolahraga. Fasilitas yang ditawarkan juga tidak main-main, ada taman bermain, panggung terbuka, jogging track, jalur pedestrian dan masih banyak lagi yang lainnya. (jangan lupa mampir ya kalau maen ke  Kediri!) Zena dan Pandu menikmati suasana taman brantas di malam hari, jika di siang hari akan merasakan hawa panas yang menyengat sedangkan di malam hari hawa dingin menyelimuti bagi tubuh seseorang yang tidak memakai pakaian tebal. Seperti Zena yang kini terlihat kedinginan, tangannya bergerak tak karuan sesekali kedua telapak tangan saling mengusap. Pandu menatap Zena yang kedinginan itu berdecak kesal. "Kenapa tadi kamu gak pakai jaket sih? Aku juga lupa tadi gak ingetin kamu. " " Emm gapapa kok. " " Gapapa gimana? Kamu kedinginan! Sini mendekatlah, aku pasangkan jaketku ke tubuhmu! "Pandu menyuruh Zena mendekat ke arahnya lalu lelaki itu melepaskan jaketnya dan memberikan jaketnya pada Zena. " Ini? " " Iya sekarang kamu pakai jaketku. " " Nanti kamu kedinginan. " " Aku laki-laki bisa nahan hawa dingin ini tapi kamu perempuan yang sangat berbeda denganku, apalagi kamu tengah hamil. " Zena pun mengangguk paham jika semua bentuk perhatian Pandu itu untuk anak di dalam kandungannya ini. Zena menatap Pandu, apakah Pandu bisa menerima kehadiran anak mereka nanti? "Ditungguin malah ngelamun!" Pandu merebut jaketnya yang masih digenggam oleh Zena. "Sini aku yang masangin. "Pandu memasangkan jaketnya kepada Zena. Yang dilakukan laki-laki itu mengundang perhatian banyak orang di sekitar taman ini apalagi para kaum jomblo merasa iri kepada mereka berdua. Zena yang diperlakukan seperti itu, hatinya menghangat dan berharap ini terus terjadi. Dimana Pandu memberikan perhatian padanya sebelum anak ini lahir yang pada akhirnya mereka akan bercerai sesuai perjanjian tempo lalu. Pandu yang hidup bersama kekasihnya dan Zena lebih memilih hidup bersama anaknya. Setelah itu keduanya berjalan mengelilingi taman Brantas yang tampak ramai, banyak anak kecil yang bermain seluncuran di tempat skateboard. Banyak juga para kaum hawa maupun kaum adam berfoto ria di sini. Jalanan taman ini tampak ramai membuat Zena yang tadinya berjalan di samping Pandu kini lebih memilih di belakang Pandu sambil memegang kaos Pandu dari belakang. Pandu melihat sekitar yang tampak ramai bahkan ada yang tak sengaja menabrak bahu Zena, kini ia sadar jika Zena berada di belakang tubuhnya karena takut bertubrukan dengan orang lain. Tanpa sepatah kata Pandu menarik tangan Zena untuk berada di sampingnya dan merangkul istrinya itu serta menukarkan posisi jalan mereka agar Zena berada di jalur yang aman. Setelah puas berjalan-jalan, Pandu akhirnya menemukan tempat duduk yang kosong, ia pun segera berjalan ke arah sana sambil merangkul Zena. "Kamu capek? "tanya Pandu pada Zena. " Enggak kok malah aku senang banget bisa jalan-jalan ke sini. "Zena tersenyum lega dan merasa sangat puas sekali berjalan-jalan di taman yang baru ini. " Syukurlah, emm aku mau ke sana dulu ya! "Pandu menunjuk ke arah belakang yang di sana tempat para penjual berbagai jenis makanan berjejer rapi di taman kota ini. " Emang kamu mau beli apa? "tanya Zena pada suaminya itu. " Entar kamu tau, aku ke sana dulu. Gapapa kan? " " Gapapa kok. " Lima menit kemudian Pandu kembali menuju di mana tempat Zena duduk santai tadi. Pandu membawa satu kantong plastik serta satu botol air mineral membuat Zena penasaran apa yang dibawa Pandu itu. " Mas itu apa? "tanya Zena sambil menunjuk ke arah kantong plastik itu. Pandu mengeluarkan isi kantong plastik itu ternyata arum manis jaman dulu yang biasanya disebut arum manis rambut nenek arbanat. Kedua mata Zena berbinar meraih gelas plastik yang berisikan arum manis berwarna merah muda itu. "Wahh ini jajananku dulu waktu sd kalau gak salah! "pekik Zena girang menatap arum manis itu yang menggugah lidahnya untuk mencicipinya. " Iya sama aku dulu waktu sekolah suka beli itu tapi besoknya ke dokter gigi. " Zena tertawa lalu membuka tutup gelas plastik itu dan memakan arum manis itu. " Aku beli sedikit agar gigimu tidak sakit," ucap Pandu sedikit merasa khawatir. "Kamu tau aja kalau aku memang menyukai makanan manis. " " Mungkin itu kebetulan, sebenarnya aku tak tau kamu menyukai makanan manis. " Ucapan Pandu membuat Zena langsung menatap Pandu. Zena terdiam sesaat lalu tersenyum. " Ah iya, ini kebetulan kok. " Pandu tersenyum tipis saja. Kapan kamu tau semua hal yang kusukai terutama hatiku? - batin Zena seraya menatap Pandu yang tengah menikmati pemandangan indah sekitar taman brantas ini. ...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN