s**t! Berulang kali Edwin mengumpat sempurna dengan kedua tangan mengepal kesal. Anton menghampiri Edwin. Lelaki itu adalah Ayah sambung Edwin. "Kenapa harus orang lain yang menggantikan posisi Papa? Apa Kakek Raga sudah tidak percaya dnegan kita lagi? Sampai harus mempekerjakan supir itu? Dia suadh membawa pergi istriku!" jelas Edwin dengan aura kemarahan yang begitu besar. "Benarkah? Jangan -jangan, istrimu sudah dijadikan mesin ATM untuk lelaki bodoh itu. Apa sih hebatnya supir itu sampai harus emnyandang sebagai direktur utama? Apa tidak ada kandidat lain!" Anton ikut berkomentar. Anton berpikir, orang yang menggantikan posisinya aalah orang yang memang cukup mumpuni dibidangnya. Kalau ini? tentu saja tidak ada apa -apnya dibanding Anton. "Aku harus demo pada Kake!" Edwin semakin