Ayu sudah menguap beberapa kali setelah meminum minuman jeruk yang dibuat oleh Dyah melalui Edwin.
"Mas ... Aku kok ngantuk banget ya?" ucap Ayu masih menutup mulutnya karena menguap dengan lebar.
"Tidurlah? Mau aku temani tidur, Sayang. Sini aku peluk. Mendekatlah padaku," titah Edwin sambil menarik tubuh Ayu yang masih polo tanpa sehelai kain.
Ayu pun bergerak manja mendekati sang suami lalu tidur dalam dekapan Edwin. Rasanya hangat dan sangat wangi sekali aroma tubuh Edwin hingga Ayu benar -benar pulas tertidur.
Edwin memastikan bahwa Ayu sudah terlelap dalam mimpi indah. Dengkuran halus Ayu menjadi bukti kuat kalau Ayu memnag sudah berada di alam bawah sadar.
Perlahan Edwin merangkak turun dari ranjang dan keluar kamar untuk menemui Dyah, kekasih gelapnya.
"Dor!" ucap Dyah mengagetkan Edwin yang sedang membuka pintu kamar.
"Sayang ... Kamu kok masih disini? Nanti juga Mas mendatangi paviliun kamu," cicit Edwin pada Dyah.
"Lama," jawab Dyah sambil bergelayut manja pada Edwin.
"Lama gimana, sih? Kan nunggu Ayu tidur dulu," bel Edwin pada dirinya sendiri.
"Makanya Dyah tungguin biar gak makin lama. Bete tahu nunggu Mas Edwin tuh. Mana udah gak tahan lagi," jelas Dyah merangkul Edwin penuh mesra.
"Hmm ... Skarang kita ke paviliun kamu," titah Edwin dengan cepat.
"Mas udah gak bisa nahan lagi lihat kamu yang manja begini," goda Edwin penuh nafsu.
Keduanya pun berjalan menuju pintu belakang ke arah pavilun milik Dyah. Dyah sudah mempersiapkan kamar yang indah dan wangi. Sepertinya rencana Dyah akan berjalan dengan lancar.
***
Malam semakin larut dan dingin. Paviliun milik Ayu da Edwin masih sangat gelap. Tidak ada lampu yang menyala disana.
Tadi sore, Al sempat melihat Dyah berpelukan dengan Edwn, bos besarnya. Perselingkuhan Edwn dan Dyah sudah diketahui Al sejak awal.
Rasa benci kepada Dyah semakin besar. "Teganya kamu berkhianat sama aku, Dy. Lihat saja, aku bisa mmebuat kamu jatuh dan memupuskan harapan kamu."
Al berjalan mendekati paviliun milik Ayu. Al hanay takut, sesuatuterjadi pada Ayu. Pdahal Edwin sedang bersenang -senang dengan Dyah, sekertarisnya yang merupakan mantan kekasih Al dari kampung.
Al masuk melalui pintu belakang dan menyalakan lampu di bagian dapur. Al berjalan menuju ruang depan dan menyalan lampu ruang tamu lalu menutup korden.
Perlahan, Al membuka pintu kamar pribadi Ayu. maksud Al untuk memastikan, nona majikannya itu baik -baik saja.
Saat membuka pintu kamar Ayu, Al begitu terkejut melihat sosok Ayu yang polos tanpa sehelai kain tidur terlentang di atas kasur.
Al mengira sesuatu terjadi pada Ayu dan Al mendekati Ayu. Al terus melangkah pelan tanpa menyalakan lampu untuk melihat lebih jelas lagi.
Tubuh majikannya itu begitu indah dan sangat seksi sekali. Lelaki mana yang tidak tergiur dengan bodi sinta yang mmebuat bagian bawahnya tiba -tiba saja mendesak ingin keluar.
Al tersenyum penuh arti. Klaau Dyah bisa mengambil Edwin dari sisi Ayu. Kenapa Al tidak melakukan hal yang sama juga. Al juga bisa merebut hati Ayu dari Edwin. Toh, selama ini Ayu selalu merasa sendiri dan kesepian. Edwin sellau sibuk dengan pekerjaan dan Dyah.
Ibarat waktu dua puluh empat jam, waktu Edwin untuk Ayu hanyalah beberapa jam saja dan sisanya tentu saja untuk Dyah, sekertaris yang sedang membuatnya gila.
Al melepas kemejanya dan membiarkan kamar itu tetap gelap. Wajah Ayu yang sangat cantik pun sudah membuat Al begitu kagum dengan nona majikannya itu. T hanya parasnya yang mempesona, tubuh nona majikannya itu juga sangat mulus tanpa ada cacat. Berakli -kali Al berdecak kagum dan menelan air liurnya dengan sangat dalam.
Al menurunkan reslesting celananya dan melepas kaitan hak lalu dilepas begitu saja. Tubuh Al mulai beringsut naik ke atas ranjang dan menghirup aroma wangi dari tubuh nona majikannya itu.
"Kamu terlalu sempurna untuk Edwin. Bahkan Edwin malah tergila -gila dengan wanita liar dari kampung itu," bisik Al dengan suara yang amat lirih sambil menikmati wajah Ayu yang manis sat tertidur.
Tangannya mulai mengusap pelan pipi Ayu dan bibirnya mendekati pipi mulus itu.
Cup ...
Sekali kecupan membuat jantung Al berdetak semakin kencang. Perasaannya kini malah jadi campur aduk. Berani tapi ada takutnya juga. Al memutuskan untuk tetap maju dan tidak peduli dengan resiko yang akan ia dapatkan dari Edwin.
Kalau Edwin tidak terima, Al akan membuka semua rahasia Edwin di depan kelaurag besar Edwin.
"Mas ..." desah Ayu kemudian dengan kedua mata terpejam.
Suara Ayu yang serak dan samar terdengar malah membuat Al semakin b*******h.
Al memberanikan diri mengecup bibir Ayu yang tipis. Perlahan tapi pasti, kedua bibir Al sudah melumat lembut bibir bagian bawah Ayu.
Terdengar desahan yang semakin membuat Al bernafsu. tangan ayu yang tiba -tiba saja merangkul Al dari bawah pun membuat Al terkejut.
"Nona? Nona sudah bangun?" tanya Al ragu. Al sempat menghentikan tindakannya dan menatap Ayu dengan lekat. Jantungnya semakin berdetak keras, aku saja, Ayu tahu kalau Al sedang ingin bermesraan dengan Ayu.
"Mas ..." desah Ayu lagi sambil menggoyakan tubuhnya yang seksi.
Pemandangan indah mana yang mampu menghentikan bisikan setan. Semua yang terlihat di depan amat Al sangatlah mengagumkan sekali.
Tak perlu waktu lama, Al suda melep ssemua pakaiannya dan kini kedua insan dalam kamar gelap itu pun mulai beraksi.
Al sudah tak sabar lagi, tongkat kebanggaannya akan mengakhiri masa bujangnya. Bukan dengan Dyah, mantan kekasihnya tapi dnegan wanita berkelas yang bergelar ningrat milik lelaki lain.
"Emm ... Mas Edwin ..." desah Ayu semakin terdengar merdu ditelinga Al.
Al menatap Ayua yang terus mengeliat di atas kasur dengan mata yang masih tertutup. Lahan penuh rumput liar itu sudah semakin basah dan mneimbulkan bunyi khas saat tongkat Al mulai menembus ke dalam hingga dasar yang buntu.
Rasanya luar biasa sempit namun terasa licin. Tongkat AL terasa berubah menjadi belut atau ikan lele yang kekurangan air dan oksigen selama di dalam. Kekurangan itu yang membuat rasa pening akan lega dengan mengeluarkan seluruh racun kenikmatan yang bisa saja menjadi benih kehidupan.
Al menggapai puncak asmara berkali -kali. Begitu juga dengan Ayu yang terus bergerak tak karuan dibawah tubuh Al.
"Emm ... Mas ... Kamu hebat," ucapnya lirih tanpa sadar.
Entah minuman apa yang diberikan kepada Ayu tadi, hingga membuat Ayu mengantuk dan tak sadarkan diri.
"Lebih kuat mana? Aku atau Edwin ..." bisik Al ditelinga Ayu sambil menggigit pelan telinga Ayu yang membuat perempuan itu mengerjapkan kedua matanya dan membuaka perlahan dengan pandangan samar serta berbayang.