Setelah ketegangan yang terjadi, benda lelang yang utama akhirnya di keluarkan oleh penyelenggara, sesuatu yang Ye Shao dan yang lainnya lihat di kediamannya terakhir kali, itu sama persis dengan informasi yang di bagikan oleh Pak Tua Meng.
“Kalung batu, atau sesuatu yang di kenal sebagai nenek moyang semua perhiasan yang di ciptakan sampai sekarang. Sangat bersejarah sehingga telah di pamerkan di beberapa museum sebelum akhirnya berhasil terjual pada seorang kolektor barang antik. Apakah ada yang tertarik untuk memilikinya?” kata Zhu Xialong.
Sungguh para tamu merasa heran dengan benda aneh yang berada di depan mereka, itu seperti bukan sesuatu yang spesial, yang mana akan membuat mereka tertarik untuk memilikinya, jika ada batu kerikil di pekarangan dan disusun rapi membentuk sebuah kalung, bahkan itu tidak akan ada bedanya dengan benda yang di lelang di hadapan mereka.
“Untuk kalung batu bersejarah ini pelelangan akan mematok harga awal sebesar 750,000 yuan, harga kelipatan tiap tawaran adalah 100,000 yuan. Mari kita lihat dermawan mana yang akan memiliki benda itu,” ucap Zhu Xialing sekali lagi, namun para tamu tetap terdiam tanpa mau buka suara, mereka hanya menoleh ke kiri dan ke kanan barang kali ada salah satu dari tamu yang mau bicara dan menawar.
“Sepertinya tidak akan ada yang mengambil Kalung Batu itu, sudah jelas ini bukan benda yang spesial, selain usianya yang sudah tua, tidak ada hal lain yang bisa di banggakan dari Kalung Batu ini,” pikir Zhu Xialing sang pembawa acara.
“750,000 yuan!!!” suara lantang yang tak asing lagi itu adalah Ye Shao, semua orang lagi-lagi di kejutkan dengan tindakan pemuda itu.
“Ya ampun, secara mengejutkan pemuda itu datang lagi untuk menawar,” dalam benak Zhu Xialing, gadis itu melihat ke arah Ye Shao. “Kali ini apa yang kau pikirkan Tuan Muda? Apa kau datang untuk mempermalukan orang lain lagi?”
Setelah para tamu melihat bahwa Ye Shao yang datang untuk menawar, mereka semakin kehilangan ketertarikan pada benda yang di tawarkan kali ini.
“Sudahlah, biarkan anak itu mengambilnya. Takutnya dia mempermainkan orang lain lagi dengan berhenti menawar di akhir,” ucap Seorang tamu.
“Kau benar, jangan bertindak gegabah. Anak ini pandai sekali bermain-main, kita tidak akan tau ada niat apa di balik tindakannya itu, terakhir kali dia membuat salah seorang tamu rugi hingga 2 juta yuan untuk token yang bahkan tidak jelas fungsinya.”
Ye Shuan Bai terbujur lemas di kursinya, dirinya tidak lagi bersemangat melihat kemana alur pelelangan akan di bawa, bahkan dia tidak lagi mendengarkan walaupun keponakannya saat itu sedang menawar.
“Kakak Pertama, Ye Shao berulah lagi, kali ini dia menawar sebuah Kalung Batu seharga 750,000 yuan.”
“Benarkah?! Tolong bilang pada Du Gu agar tidak mencampuri itu, kau tidak tau apa yang akan di lakukan rubah kecil Ye Shao. Jika Du Gu tertipu olehnya dan kita dapatkan batu-batu itu, tidak terbayang akan serugi apa kita nanti.”
“Kali ini biarkan Ye Shao mengambil kalung batu seharga 750,000 yuan itu.”
Bukan hanya Ye Shuan Bai yang memikirkan hal itu, para tamu yang lainnya pun demikian, akhirnya Ye Shao mendapatkan batu itu dengan harga awal yang di tawarkan.
“Keponakan Ye, untuk apa kau membeli Kalung Batu itu, dengan uang 750,000 kau bahkan dapat membeli kalung yang lebih indah.”
“Bibi Mei, aku membelikan kalung itu untuk Bibi. Bibi mungkin melihat itu sebagai sebuah tumpukan batu kerikil, tapi tunggu Bi, Bibi Mei akan mengerti, khasiatnya lebih dari harga yang kita bayarkan. Itu adalah kalung yang benar-benar bagus,” sahut Ye Shao.
“Nak Ye, sepertinya kau melihat sesuatu yang tidak bisa di lihat oleh mata orang-orang, apa kau keberatan memberi tahu Kakek Tua ini?”
Ye Shao tersenyum menoleh pada Meng Gu Cao, “Kakek Tua, kau akan segera melihatnya.”
“Bocah bau ini, kali ini apa yang akan dia tunjukkan padaku?” ucap Meng Gu Cao dalam hati, perasaaannya begitu menggebu-gebu oleh semangat dalam dirinya.
“Selamat kepada Tuan Muda yang telah menawar kalung ini, silahkan ambil barang anda setelah pelelangan ini selesai,” ucap Zhu Xialing menunjukkan senyum ramah.
“Nona Zhu!! Bisakah anda biarkan kalung itu tetap disana? Saya ingin mengambil dan menghadiahkannya pada bibi saya secara langsung. Saya sudah tidak sabar lagi, saya ingin turun membawa bibi saya dan memasangkannya langsung ke leher Bibi saya!” kata Ye Shao.
“Bagaimana ini? Aku tidak di beri tau penyelenggara untuk menangani sesuatu seperti ini,” pikir Zhu Xialing, lewat alat komunikasi yang menempel di telinganya kemudian seseorang bicara pada Zhu Xialing selaku pembawa acara.
“Biarkan Tuan Muda itu melakukan apa yang dia inginkan, dia adalah tamu undangan emas, kita tidak dapat menyinggungnya,” ucap sang Penyelenggara.
“Bibi Mei, Bibi tidak keberatan untuk ikut denganku ke atas panggung, kan?” tanya lembut Ye Shao.
“Ye Shao? Apakah dia hendak mempermalukanku di hadapan banyak orang dengan memakaikan kalung batu itu ke leherku, tidak mungkin. Bagaimana dia berpikir demikian, berbeda dengan Kakak Pertaman dan Ketiga, aku tidak pernah menyinggung dirinya maupun keluarganya.”
“Bibi Mei? Apa kau mendengarku?” tegur Ye Shao sekali lagi, wanita yang tertunduk itu kemudian berdiri, meraih tangan Ye Shao yang di ulurkan ke arahnya. “Aku tidak boleh berburuk sangka terhadap Ye Shao, satu hal yang bisa kulakukan untuk melihat niatnya, yaitu dengan mengikuti kemana dia akan membawaku.”
“Tuan Muda, anda diijinkan pergi ke atas panggung untuk secara langsung mengambil barang yang telah anda menangkan dalam lelang,” kata Zhu Xialing.
Ye Shao tersenyum ke arah Bibinya yang menatap ke arahnya dengan perasaan ragu, Ye Shao kemudian menggenggam wanita itu lebih erat, “Percayalah padaku, Bibi Mei.”
Ye Shao berjalan ke arah panggung, semua orang melihatnya dengan tatapan yang begitu merendahkan, tidak sedikit dari para tamu yang menertawakan Ye Shao saat itu.
“Bocah sinting, dia menghabiskan 750,000 yuan hanya untuk sebuah batu. Hahaha, sungguh keluarganya sangat di rugikan.”
“Tuan Muda yang sangat senang melakukan apapun sesukanya tanpa memikirkan masa depan, pasti hidupnya sangat nyaman sampai bisa menghamburkan uang seolah itu bukan apa-apa.”
Tangan kanan Ye Mei Lin yang di genggam oleh Ye Shao begitu menggigil, dingin hingga Ye Shao dapat merasakannya, “Bibi Mei, tidak usah mendengarkan apa yang di katakan mereka. Jika mereka mengolok-olok diriku, bukan berarti aku akan membiarkan mereka mengolok-olok bibi Mei juga,” ucap Ye Shao terlihat tenang seraya menghadao terus ke arah panggung dengan senyum yang tak pernah luntur.
“Selamat malam Nona Zhu, senang bertemu denganmu,” kata Ye Shao menyapa gadis di hadapannya, senyum Ye Shao begitu cerah hingga Zhu Xialing merasa silau karenanya.
“Ya ampun, pemuda ini bahkan lebih tampan saat di perhatikan dari jarak sedekat ini, aku benar-benar tidak percaya kalau diriku tidak pernah bertemu dengan Tuan Muda Ye selama ini,” ucap Zhu Xialing dalam hatinya, gadis itu merona hanya karena senyuman yang di tunjukkan oleh Tuan Muda Ye.
“Tolong bukakan kaca anti pelurunya, Tuan-tuan!” suruh Zhu Xialing pada dua orang yang mengawal benda lelang, mereka tinggi tegap bagai bodyguard.
Dengan begitu cekatan dan hati-hati mereka melakukan yang di suruh oleh Zhu Xialing tanpa kesalahan sedikitpun. “Silahkan Tuan, anda boleh melakukan apapun dengan benda yang sudah menjadi milik anda,” ucap salah satu Pengawal Benda Lelang.
Ye Shao begitu tidak sabar, pria itu langsung mengambil Kalung Batu yang telah di keluarkan dari pelindungnya. Semua orang pun sama tidak sabarnya, namun ketidaksabaran itu adalah untuk memperolok Ye Shao dengan tindakan bodohnya membeli serangkaian batu kerikil.
“Tuan Muda, ayo segera pasangkan itu pada Bibi anda! Hahaha!”
“Semua orang telah menunggu dengan sabar, tunjukkan pertunjukkan yang lucu untuk kita semua. Kami semua belum pernah melihat seseorang mengenakan sebuah kalung batu, itu pasti sangat kelakar untuk menyaksikannya.”
“Ya ampun, kita tidak perlu menertawakan tuan muda itu sampai sedemikian rupa. Itu hanya kalung batu, kalau dia mengalungkan karangan bunga pada bibinya, itu baru pertunjukan yang lucu.”
“Terdengar seperti Keponakan yang mengharapkan Bibinya segera mati, hahaha!”
“Semua orang saat ini memperolok Ye Shao dan Ye Mei Lin, sungguh saudari kita yang sangat malang, berurusan dengan biang onar seperti Ye Shao pasti seperti menaburkan banyak lumpur ke wajahnya sendiri,” kata Shuan Bai.
“Kakak, aku merasa mujur karena tidak datang langsung ke tempat itu, kalau tidak..., aku akan merasa malu sama halnya dengan yang di rasakan oleh saudari kita, Ye Mei Lin,” sahut Feng Qi.
Sambil memegang kalung batunya, Ye Shao melihat ke arah Ye Mei Lin yang tertunduk dengan tatapan sendu.
“Bibi, apa sebaiknya aku tidak memasangkannya pada Bibi? Mendengar semua itu pasti membuat bibi merasa tidak nyaman, ya kan?”
Ye Mei Lin mendongakkan kepalanya, wanita itu menatap ke arah Ye Shao, air mata mengalir di salah satu pipinya, namun dengan segera di usapnya oleh Ye Mei Lin. Wanita itu menggelengkan kepalanya, “Tidak apa-apa Keponakan Ye. Aku percaya padamu,” kata Ye Mei Lin sambil tersenyum.
Ye Mei Lin langsung mengangkat rambut yang terurai panjang ke belakang, membiarkan pria muda itu melihat tengkuknya juga supaya Ye Shao lebih leluasa memasang kalung yang di pegangnya.
“Ah! Maaf Bi, sepertinya kalung ini sedikit berdebu. Biar aku tiup sedikit agar debunya menghilang,” kata Ye Shao, pemuda itu pun meniupnya.
Sebuah keajaiban terjadi, dimana tiupan Ye Shao meretakkan kalung batu itu, batu yang semula memiliki tampilan bagai kerikil, kemudian mulai menunjukkan bentuk sejatinya.
“Ye Shao? Apa yang sebenarnya terjadi?”