• Tuan Muda Ye
Begitu cucunya yang lain mengatakan Ye Rou dan Gong sedang menyapa tamu, Pak Tua Ye Shui Feng langsung panik.
Meskipun sudah kesulitan berjalan menggunakan dua kakinya yang sudah tua, dengan tangan memegang sebuah tongkat dan tangan lainnya menjaga punggung, Kakek Shui Feng berusaha secepat mungkin untuk pergi ke tempat Ye Rou.
“Rou? Gong? Dimana kau tinggalkan Ye Shao?” ucap Kakek Ye Shui Feng menyela pembicaraan Tuan Ye Tianlong dengan para tamunya.
“Ayah, Ye Shao ada di atas. Dia sedang berpakaian,” jawab Ye Rou.
“Kau membiarkan anakmu melakukannya sendiri?” tanya Shui Feng dengan nada bicara yang agak di naikkan.
Melihat mertuanya itu Ye Rou juga mulai merasa cemas.
“Aku mengerti apa yang di pikirkan oleh ayah. Ye Shao selalu berbuat seenaknya di setiap pesta perjamuan yang di adakan. Dari pada memakai setelan formal, dia akan lebih memilih pakaian aneh yang dililit oleh rantai, atau baju yang sengaja ia koyak dengan silet. Terakhir kali anak itu bahkan menambahkan darah palsu ke pakaiannya sendiri,” pikir Ye Rou.
“Penatua mungkin khawatir kalau Tuan Muda akan bercosplay lagi seperti terakhir kali. Dia hanya tidak ingin nama keluarga Ye kembali di permalukan untuk yang ke sekian kalinya,” pikir Nona Gong.
Tamu lain yang mendengarkan Penatua Ye Shui Feng membicarakan tentang cucunya yang selalu bertindak abnormal, Ye Shao. Tertawa kecil dan saling berbisik.
Penatua Ye Shui Feng sudah merasa di permalukan lagi kali ini.
“Dasar Tianlong, apa yang dia pikirkan dengan membuat pesta khusus untuk anaknya sendiri, apa dia tidak melihat bagaimana putranya yang tidak berguna itu di mata Keluarga Besar lainnya? Ye Shao tidaklah lebih dari sekedar lelucon,” pikir Penatua Ye Shui Feng.
Keadaan mulai menjadi ramai, semua orang mempertanyakan sikap Penatua Ye Shui Feng yang terlihat panik.
“Penatua Ye adalah orang yang sangat di hormati, mempunyai cucu seperti Ye Shao pasti berat untuk orang terpandang sepertinya.”
“Penatua Ye Shui Feng pasti mengkhawatirkan kejutan apa yang akan di berikan oleh cucunya itu.”
“Kali ini Ye Shao akan berpakaian seperti apa? Apa dia akan memerankan sosok Raja 1blis? Aku begitu tidak sabar melihat drama apa lagi yang akan di tunjukkan oleh pemuda itu.”
Di tempat lain, tempat Wu Zhong dan Xia Ning Chan berdiri bersama. Mereka pun mengikuti alur pembicaraan orang-orang yang mulai menjadikan Tuan Muda Ye sebagai buah bibir mereka.
“Ye Shao, dia adalah Juni0rku yang punya banyak sekali kejutan. Tingkah konyolnya itu tidak pernah membuatku kecewa, hahaha,” kata Wu Zhong.
“Ye Shao, kali ini bagaimana kau akan mempermalukan keluargamu sendiri?” kata Xia Ning Chan dalam hati.
Dia diam beberapa saat, Xia Ning Chan melamunkan sesuatu dan pipinya tiba-tiba memerah.
“Tapi akhir-akhir ini Ye Shao bertingkah sangat normal, dia berpakaian seperti biasa saat di sekolah, bahkan dia juga bicara dengan cara yang biasa. Mungkin kali ini pun...”
Xia Ning Chan menampar kedua pipinya sendiri, bunyi tamparan itu membuat Wu Zhong terkejut, tapi dia tidak berani mengganggu Xia Ning Chan yang tampak memikirkan sesuatu.
“Apa yang aku pikirkan? Yang kita bicarakan ini adalah Ye Shao, pria yang sangat over imaginatif, dia tidak mungkin menjadi normal secepat itu. Mungkin dia sedang ingin membuat kejutan, awalnya dia berpura-pura bersikap normal, kemudian Boom! Dia muncul dengan sikap abnormal yang lebih absurd dari biasanya.”
“Haha... Ya! Pasti begitu, dia tidak turun untuk waktu lama karena baju cosplay yang ia pakai saat ini desainnya begitu rumit, pasti itu yang terjadi!” pikir Xia Ning Chan.
Semua orang juga berpikir demikian, jadi saat ini semua orang...
“Aku sangat menanti Tuan Muda Ye Shao muncul, aku sudah tidak sabar ingin melihatnya.”
Perasaan itu membawa ketegangan untuk mereka yang ada di Aula, ntah bagaimana mereka semua terdiam dan melihat ke satu tempat. Lantai dua, tempat Ye Shao mempersiapkan dirinya.
Hening... Hanya itu yang bisa menggambarkan suasana di dalam Aula Pesta.
Cletak cletak cletak.
Suara yang sayup-sayup terdengar itu semakin jelas, suara sebuah langkah kaki, dan asalnya dari lantai dua. Suara langkah kaki itu beriringan dengan degup jantung para tamu.
Ada yang sedang penasaran, ada juga yang tengah panik.
Tapi malam itu, sungguh malam yang berbeda. Seorang pria muda dengan pakaian menawan, mengenakan Blazer dan rambutnya di sisir rapi, warna pakaiannya putih terang dengan sebuah dasi hitam di tengah sebagai pelengkap. Pada kerah tangannya ia menempelkan sebuah pin kebanggaan milik keluarga Ye.
Pin itu begitu menegaskan tentang diri pemuda tampan itu, dia adalah keturunan Ye yang paling tampan, tak hanya dalam keluarganya, tapi di jagat provinsi itu, tidak ada yang bisa di bandingkan dengan dirinya. Ya, Ye Shao!
“Siapa itu? Benarkah itu Ye Shao?” kata Kakek Ye Shui Feng yang terlihat takjub ketika melihat Ye Shao menuruni tangga dengan begitu elegan.
Nyonya Ye Rou dan Nona Gong saling berpegangan dan melompat kegirangan melihat Ye Shao yang tampil begitu memukau.
“Aku percaya putraku tidak mungkin mengecewakanku,” kata Ye Rou.
“Apa yang Nyonya katakan? Padahal saat Tuan Muda meminta untuk memilih pakaiannya sendiri dan meminta kita keluar, anda terlihat begitu panik,” imbuh Nona Gong sambil tersenyum haru melihat anak yang di besarkannya itu.
“Dia bahkan lebih baik jika di bandingkan dengan diriku yang masih muda,” sela Ye Tianlong.
“Jelas saja, dia kan putraku. Genku yang paling banyak mempengaruhinya,” jawab Nyonya Ye Rou.
“Hmmm... Meskipun Ye Shao sangat mirip denganku?!”
“Pak Tua, jangan mengacaukan suasana hatiku,” ucap Ye Rou dengan kesal pada suaminya itu. Kemudian kedua pasangan itu saling merangkul dan melihat dengan bangga putra mereka turun dari tangga.
Wu Zhong ternganga, dia seperti melihat hantu. Dia sama sekali tidak bisa mengenali Juni0r yang sering di kerjainya selama dua tahun. Dia benar-benar seperti melihat orang lain, Wu Zhong bersikeras menolak pria tampan yang turun ke tempatnya adalah Ye Shao yang dia kenal.
“Aku dengar dia kecelakaan, seharusnya dia kan cacat. Kenapa dia terlihat semakin sempurna jika di bandingkan dengan sebelumnya? Apa dia benar-benar si orang sinting?” pikir Wu Zhong.
“Mataku tidak pernah menipuku, aku selalu tau kapan aku harus terpukau, dan saat ini memang adalah saatnya, Ye Shao... Dia sangat tampan,” kata Xia Ning Chan dalam hati.
Ye Shao melihat ke arah kedua orang tuanya yang terlihat begitu terharu.
“Padahal hanya mengubah cara bersikap dan berpakaian, tapi wajah mereka menunjukkan kebanggaan mereka terhadapku. Aku sadar, selama ini... Aku sudah banyak mengecewakan mereka, tapi Pak Tua, Ibu dan juga Nona Gong... Mereka orang baik yang selalu mensupportku. Mulai hari ini aku akan terus mengukir rasa bangga di dalam d**a mereka, aku berjanji,” ucap Ye Shao dalam hatinya.
Pangling, mungkin begitu semua orang ketika melihat Ye Shao malam itu, para tamu yang ada di tempat kedua, ketiga dan keempat juga bisa menyaksikan melalui layar yang memang sengaja di pasang untuk memperlihatkan suasana pesta di dalam aula.
Kamera tertuju pada sang bintang utama, Ye Shao. Begitu pula dengan mata para tamu.
“Itu Ye Shao, pemuda yang selalu membuat Keluarganya sendiri kelabakan karena tingkahnya.”
“Mana-mana? Sekarang pakaian seperti apa yang dia kenakan? Peran apa lagi yang akan dia mainkan?”
Begitu sosoknya terlihat, tak hanya takjub, decak kagum adalah hal yang biasa. Semua orang pun merasakannya.
“Tuan Muda Ye, dia orang yang begitu tampan. Aura bangsawannya begitu keluar terpancar dari cara dia berjalan.”
“Senyumnya bagai hangatnya mentari, lembut. Tapi tetap saja itu mampu melelehkan hatiku yang seperti es krim, ah... Aku telah jatuh hati pada Tuan Muda Ye.”
“Sangat pantas menjadi penerus Keluarga Ye berikutnya.”
“Ini sangat berbeda dari cerita yang ku dengar dari beberapa orang. Mereka berkata Tuan Muda Ye adalah pria yang tidak normal, dia adalah lelucon untuk keluarganya. Karena acara ini di khususkan untuk Tuan Muda Ye sendiri, maka aku memutuskan untuk datang dan melihatnya sendiri.”
“Sudah jelas kalau rumor itu palsu, bagaimana orang dengan karisma luar biasa di sebut sebagai orang sinting? Siapa yang sebenarnya sinting disini?”
Paman dan Bibinya Ye Shao hanya bisa terpaku, begitu pula para sepupunya yang menganggap Ye Shao sebagai pengganggu, mereka hanya bisa terdiam melihat Ye Shao menjadi sorotan untuk orang lain.
“Salam Paman Shuan Bai, salam Paman Feng Qi, salam Bibi Mei... Hari ini kau terlihat lebih menawan,” ujar Ye Shao sambil memandang Paman dan Bibinya itu seraya tersenyum.
Ye Mei Lin hanya mengangguk, dia tidak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun. Keponakannya telah membuat dia terpesona.
“Anak itu, benarkah anak dari Ye Tianlong, anak yang selama ini selalu membuat masalah? Benarkah itu dia?” ucap Ye Shuan Bai sambil menunjuk ke arah Ye Shao yang berjalan ke arah Kakeknya setelah menyapa paman dan bibinya itu.
“Kakak Shuan, memangnya Ye Shao sejak kapan belajar cara menyapa paman dan bibinya dengan benar? Aku merasa Kakak Long memiliki putra lain selain Ye Shao, dia... Benar-benar tidak bisa ku kenali,” kata Ye Feng Qi.
“Keponakanku yang satu itu membuatku pangling, jika dia bukan keponakanku mungkin aku akan memutuskan untuk segera menikah,” dengan wajah yang merona Ye Mei Lin mengatakannya.
Mata orang tua itu melotot, mulutnya menganga, dia memegangi tongkatnya dengan tangan yang gemetar. Dia tidak sedang melihat raja neraka yang menyapanya dan menginginkan nyawanya, dia hanya melihat... Cucu pembuat onarnya itu, telah berubah menjadi sesuatu yang lain di luar ekspektasi Kakek tua itu.
“Salam Kakek Ye Shui Feng, cucumu datang untuk menyapa.”
Senyuman yang manis itu menyiratkan banyak hal sehingga perasaan orang tua itu campur aduk.
Yang jelas, Ye Shao hampir membuat jantung kakeknya berhenti.